Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
12.2.19 | Selasa, Februari 12, 2019 | 0 Comments

UNTUKMU YANG 'Merajuk' PADA SEMANGAT

Image result for merajuk muslim

MOONERAREA- Namanya hidup, pasti ada naik turunnya. Terkadang kita bisa begitu bahagia. Hati pun terasa membuncah saat kita bisa meraih impian dan kesuksesan yang kita inginkan. Tapi pada saat-saat tertentu, kita bisa berada di titik terendah. Di mana rasanya kita sudah putus asa dan sudah ingin menyerah. Saat kita sudah mulai kehilangan arah dan kembali mundur saja.

“Jika kapal layar Anda tidak dapat menepi, berenanglah ke arahnya.” – Jonathan Winters

Ente punya impian yang begitu besar. Cita-citamu bahkan melebihi tingginya langit. Semangatmu sangat luas melebihi luasnya alam semesta. Sayangnya, ketika pada suatu titik ente mengalami kegagalan, duniamu rasanya sudah runtuh dan hancur berkeping-keping. Semua angan dan harapan yang kamu bangun pun sirna seketika.

But, wait! Apa iya ente akan putus asa dan memilih untuk menyerah saja?

Kalau ente ingin naik kapal layar yang ada di pulau seberang sana, mau tak mau ente harus bergerak sob.. Entah harus merakit sampan untuk sampai di pulau tersebut. Atau ente harus berenang melewati samudera. Kalau ente diam saja, sementara kapal layar itu tak bisa menepi ke tempat di mana kamu berada sekarang, sampai kapan pun kamu tak akan bisa mendapat apa-apa.

Well, kalau mau putus asa dan menyerah, itu pilihanmu. Tapi sebelum itu, cobalah ingat lima hal ini dulu. Serap maknanya baik-baik, setelah itu baru kamu bisa memilih: mau menyerah atau terus melangkah ke depan.

Bayi Harus Belajar Merangkak Terlebih Dahulu sebelum Akhirnya Bisa Berjalan

Masih ingatkah KITA, dulu ketika masih bayi, berapa kali kalian jatuh saat sedang belajar berjalan? Mungkin kita tak bisa mengingatnya. Tapi sekarang, saat ini, kita bisa pergi ke mana pun dengan kedua kaki yang diberikan Tuhan.

Coba deh bayangkan, apa jadinya jika kita dulu sudah menyerah saat belajar merangkak? Kita sudah terlalu lelah kesana-kemari dengan menumpu pada kedua lutut dan kedua telapak tanganmu. Perasaan lelah itu kemudian membuatmu berhenti. Tak mau belajar untuk berdiri apalagi berjalan. Jika dulu saat masih bayi, kita sudah putus asa, bisa saja saat ini kita tak bisa menggerakkan kedua kaki kita untuk berjalan.

Pernahkah kita sadari kalau perasaan ingin menyerah itu sebenarnya hanyalah rasa lelah? Yang kita butuhkan bukanlah berhenti mencoba. Tapi istirahat sejenak, kumpulkan kembali energi dalam diri, lalu melangkahlah lagi ke depan.

“Satu-satunya kekuatan saya adalah kegigihan saya.” – Louis Pasteur

Bola Tenis yang Dipantulkan Kuat akan “Terbang” Lebih Tinggi

Coba Ambillah sebuah bola tenis atau bola karet apa saja. Lalu pantulkan ke lantai dengan kuat. Lihat apa yang terjadi? Yaps, bola tersebut akan “terbang” lebih tinggi. Ia akan mencapai titik yang lebih tinggi saat kita memantulkannya lebih keras lagi.

Lantas, Kalau saat ini kita sedang terpuruk karena merasa tertekan karena apapun itu (umumnyz bidang pekerjaan). Atau karena ada banyak masalah yang membuat kita merasa depresi, stress dan pesimis bisa meraih apa yang kita inginkan, maka bersabarlah. Yang terjadi pada dirimu adalah sebenarnya kamu sedang dipersiapkan untuk terbang lebih tinggi.

Setiap tekanan dan masalah yang ada pada dasarnya bisa menguatkan kita. Tapi ada syaratnya. Apa itu? Yaitu kita tak keburu menyerah atau putus asa. Sabarlah sejenak, tahanlah kerasnya pantulan yang diberikan padamu. Sebentar lagi kamu bisa meraih puncak tujuan yang sudah kamu idam-idamkan sejak dulu.

Besi Harus Ditempa Dulu Sebelum Jadi Pedang Tajam, Begitu Juga Masa Depan kita

Seorang pandai besi harus berulang kali menempa dan memanaskan besi yang akan ia buat jadi pedang tajam. Seonggok besi yang tadinya terlihat tak berguna, pada akhirnya bisa menjadi sebilah pedang tajam. Tapi prosesnya tentu saja tak mudah.

Mungkin sekarang kita merasa rendah diri. Menjadi orang yang terlihat tak berguna. Merasa jadi orang yang paling tersisihkan. Maka, Menangislah kalau kita emang merasa sedih (manusiawi bro..). Marahlah karena kita tak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi jangan berlebihan. Saat emosi dan perasaan negatif kita sudah bisa dikeluarkan, kini saatnya kita bangkit dan thariq (berjalan lagi), Jadikan diri kita lebih strong dengan tempaan yang lebih keras.

Guys, kita ini sedang bermetamorfosis saat ini. Rasa lelah, putus asa, dan ingin menyerah itu lumrah adanya. Itu semua selalu ada dalam setiap perjalanan dan proses manusia untuk jadi seseorang yang lebih baik. Jadi masih mau menyerah?
Ingat lho, bapak ibu kita (Adam & Hawa) bisa saling ketemu lagi karena nggak nyerah untuk saling mencari!!

Untuk Menyeberangi Jurang, kadang Kita Harus Meniti Jembatan Meskipun Jembatan Itu Terbuat dari Seutas Tali (shiratal mustaqim)

“Jika Anda tidak melangkahkan kaki Anda di tali tambang, Anda tidak bisa menyeberangi jurang.” – Liz Smith

Guys, bayangkanlah andai Pilihan kita saat ini hanya satu: yaitu menyeberangi jurang. Tujuannya adalah agar kita bisa sampai di tempat yang sudah kita impikan (jadi AM,SAM, RAM, etc) dan ini kita incer sejak mengawali langkah. Hanya saja, di depan kita hanya ada titian jembatan yang terbuat dari seutas tali tambang. Sementara itu kita sudah menghabiskan waktu yang (mungkin tampaknya) lama dan proses jatuh bangun yang tak mudah untuk sampai di depan titian jembatan tersebut. Lantas apakah Mau mundur anda? Sudah kepalang berjalan sejauh ini, Kemudian turn back Kembali pulang, really..? Nggak Sayang tuh,,, karena tinggal beberapa step lagi yang harus kita taklukkan agar bisa "wakwaw.."

Guys, Kalau kita memang ingin sesuatu, jangan jadikan hambatan sebagai beban. Tapi jadikan itu sebagai tantangan seperti main game-lah. Tantangan yang perlu kita terima, hadapi, dan selesaikan. Setiap manusia yang lahir sudah dibekali akal dan pikiran (naluri) serta hati (nurani), Kita semua ber- blueprint dengan semangat sebagai pejuang (khalifah fil 'ardy).

Pohon Raksasa Dulunya Berasal dari Satu Biji Kecil

Coba bayangkan tenaga dahsyat yang ada pada sebuah biji pohon jati yang (mungkin) anda tanam dalam tanah dan biji itu akan mekar menjadi pohon jati raksasa, yang nilainya sedahyat tenaganya.

Tapi Ketika sebuah biji atau benih menyerah dan tak bertumbuh, ia tak akan bisa jadi pohon raksasa yang kuat. Jika akar-akarnya berhenti menyerap air dan unsur hara, ia tak akan bisa bertahan hidup. 

Segala sesuatu yang besar, pasti dimulai dari hal kecil. Melakukan hal kecil (ngejer QS kecil) dari masa ke masa, konsisten terus berproses dan tak lelah untuk berjuang. Nanti pada saatnya, kita PASTI bisa menjadi seseorang yang besar dan sukses (pemain besar).

Now, Perhatikanlah sekeliling kita. Lihatlah sebuah pohon besar yang ada di dekat kita. Pohon itu tentu saja tak langsung muncul dari tangan dalam keadaan sudah punya batang kokoh dan daun yang rimbun. Ia dulu hanyalah satu biji yang sangat kecil. Terus tumbuh dan bertahan bertahun-tahun. Kini? Ia sudah menjadi pohon yang bisa memberi perlindungan bagi makhluk di sekitarnya.

Guys, trus apakah sekarang kita mau putus asa dan menyerah? Ah, hidup ini sangat indah, saudara.. Keindahan hidup itu baru bisa kita dapat kalau kita berani memperjuangkan impian kita. Mereguk setiap pembelajaran yang ada. Menerima semua suka dukanya. Memaknai setiap kegagalan yang kita miliki.

Mumpung masih ada waktu, yuk kembali jadi pejuang kehidupan. Jangan sampai nanti di akhir hayat kita (masa non produktif) digelayuti perasaan sedih dan menyesal lho, karena kesempatan diusia produktif kita cuma gini- gini aja alias flat.
So, Keep remembering "KHAMSAN QOBLA KHOMSIN (iling 5 sak derenge 5)"

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar