Sobat fillah.., sungguh betapa ruginya kita bila menjadi pecundang dalam hidup yang hanya
sekali ini. Padahal Allah ﷻ memberikan aneka potensi pada kita agar bisa sukses dunia & akhirat. Sesungguhnya, keterbatasan (apapun bentuknya) yang ada, sama sekali bukan
penghalang untuk sukses. Bahkan menjadi batu loncatan untuk meraih kesuksesan
yang lebih besar.
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Hasyr: 18)
Dalam ayat diatas Allah memerintahkan kita untuk memperhatikan dengan seksama (nazhar atau nalar: Ind) apa yang kita perbuat untuk hari esok. Dengan kata lain kita diperintahkan untuk mempersiapkan dengan baik keadaan kita di hari esok. Menurut ane, “hari esok” (Arab: ghadd) dalam ayat ini bermakna dua hal yaitu masa depan di dunia dan masa depan di akhirat. Dengan demikian, kita harus mampu mensinergikan kebahagiaan di dunia dan akhirat melalui perencanaan yang baik dan pelaksanaan dari rencana itu.
Guys, sejujurnya jika kita bisa flashback Apa yang kita alami hari ini adalah akibat dari perbuatan kita di masa lalu, coba dech mulai detik ini ente catet semua amalan baik atau buruk ente sesungguhnya ada tampiasan apa yang ente tanem di hari itu.
Keadaan 5 atau 10 tahun yang akan datang juga sangat ditentukan apa yang kita lakukan sekarang. Demikian juga kondisi kita di akhirat tergantung pada amal kita di dunia. Nah, jelas kan ada keterkaitan antara berbagai periode kehidupan yang kita lalui dari masa lalu, sekarang, masa depan, dan nanti di akhirat.
Ada sebuah motto simpel yang bisa kita tafakuri
bersama 'Gagal merencanakan sama artinya dengan merencanakan gagal'. Artinya
andai kita tidak terlatih membuat perencanaan dalam hidup, dapat dipastikan
aneka kerugian akan menimpa kita.
Contoh sederhana : orang yang akan pergi tapi
tidak tahu pergi ke mana, pasti akan tersesat serta boros waktu, tenaga,
pikiran dan biaya. Bandingkan dengan orang yang selalu menggunakan perencanaan
dengan baik. Ia akan berusaha optimal untuk merencanakan hidup dengan matang, selalu ada plan A atau plan B untuk meminimalisir resiko.
Orang yang hendak berpetualang ke hutan
biasanya akan berusaha mengenali peta tujuannya dengan baik. Serta akan mencari tahu
tentang situasi terburuk yang mungkin terjadi. Ia pun bertanya dengan detail dan teliti tentang cara
mengatasinya. Ia persiapkan perbekalan sesuai kebutuhan sebagai langkah pencegahan atas sebuah resiko.
NOTE:
- Orang yang paling lengkap rencananya, dengan data yang tepat, info melimpah serta pengetahuan memadai maka akan bisa menikmati perjalanan sampai ke tempat tersulit.
- Orang yang hidupnya terencana dengan baik akan melakukan sesuatu dengan efektif. Hemat waktu, hemal biaya, hemat tenaga, hemat, pikiran, hemat energi, karena semua sudah terukur.
Seorang ibu yang tidak punya perencanaan
belanja bulanan cenderung membeli sesuatu yang tidak diperlukan. Beda dengan
yang memiliki perencanaan matang, akan tahu mana yang harus dibeli mana pula
yang tidak. Andai ada kekurangan antisipasinya sudah disiapkan dari awal.
Program penghematan menjadi bagian dari perencanaan.
Rumah tangga yang bagus perencanaannya
akan menjadi rumah tangga sakinah. Orang yang terampil merencanakan akan mampu
meminimalisasi risiko dan memaksimalkan keberuntungan. Karena itu, menjalankan
prosedur perencanaan dalam setiap tindakan harus menjadi bagian standar dari
hidup kita.
Sekali lagi ane sampaikan Gagal merencanakan sama artinya dengan
merencanakan kegagalan. Maka kita harus mulai berlatih, mengasah skill kita untuk me-manage sesuatu entah itu hal yang kecil atau gede. Belajarlah untuk
bertindak berdasarkan perencanaan yang dilengkapi info, input-input informasi
juga data-data melimpah. Perencanaan kita pun harus semakin detail, semakin
jelas detail, semakin jelas targetnya, baik harian, mingguan, bulanan, tahunan, agar saat eksekusi jadi bisa lancar (tapi jangan pula kelamaan dalam perencanaan, entar diserobot orang lagi, hehe).
Namun demikian tetap saja bagi orang
yang beriman kita harus tahu bahwa hasil itu dalam ketentuan AlIah, faizda
azamta fatawakal’alallah. Tugas kita adalah meluruskan niat dan
menyempurnakan ikhtiar nggak lebih. Hasilnya mah terserah Allah ﷻ , Bagi kita kesuksesan
adalah ketika kita berjuang dengan gigih untuk menyempurnakan kewajiban untuk berikhtiar dan terus tetap bertawakal.
Pada akhirnya kita jua harus paham bahwa sebaik apapun rencana kita, tetapi rencana Allah Swt juga yang berlaku. Jika demikian halnya, berarti kita tidak perlu repot-repot membuat rencana? Toh, pada akhirnya rencana Allah Swt juga yang terjadi? Bukan begitu guys... Memang, yang terjadi pada akhirnya adalah kehendak Allah ﷻ Yang Maha Kuasa dan Maha Menghendaki. Tetapi ini tidak menafikan kita untuk membuat rencana. justru kita harus berusaha agar rencana kita itu sejalan dengan rencana Allah, yaitu dengan merencanakan hal-hal yang terbaik. Di samping itu, kita juga harus lebih mendekatkan diri dengan-Nya. Kalau kita dekat dengan seseorang, maka apa keinginan akan dipenuhi. Demikian juga kalau kita dekat dengan Allah ﷻ , rencana kita pun akan terwujud. Sekarang mari kita bertanya, sudah sedekat apakah kita dengan Allah ?? Barangkali kegagalan demi kegagalan yang kita alami saat ini karena kita kurang mendekatkan diri (bermaksiat) kepada-Nya.?
Tapi, Jangan sampai pula saat kita mendapatkan takdir buruk akibat kita tidak
merencanakan. Allah sudah menyiapkan segala kebaikan bagi kita, yakinlah semua rencana serta doa2 kita nggak ada yang ditolak ALLAH, tinggal kitanya bisa sabar nggak dalam prosesnya. walladzi na jahadu fi nah ladiyanahum subulana. Dan orang yang bersungguh-sungguh
kepada Allah, bersungguh-sungguh menjalani hidup ini di jalan yang ditujukan
Allah maka Allah pun bersungguh-sungguh memberikan yang terbaik baginya.
“Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia dan akhirat, dan lindungilah kami dari azab negara.” Mereka itulah yang memperoleh bagian dari apa yang tela mereka kerjakan, dan Allah Mahacepat perhitungannya. (QS. Al-Baqarah :201-202).
So, Marilah
kita biasakan bertindak tidak asal pikir, tidak asal mau, tidak asal ingin.
Bertindaklah berdasarkan perencanaan yang matang, akurat dan lengkap.
Mudah-mudahan tulisan sepele ini sedikit memberi kita motivasi, terutama bagi kita yang diambang frustasi dalam hidup karena cobaan silih berganti bagai angkot yang bersliweran, haha...
Wallaahu
a’lam...
Semangat...!!!
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar