Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
24.4.17 | Senin, April 24, 2017 | 0 Comments

BELAJAR DARI ABU UTSMAN JAGA PERASAAN ISTRI

 

M-area- Sudah bukan rahasia bahwa para istri ingin perasaannya dijaga oleh sang suami. Sudah pernahkah antum semua mendengar kisah Abu Utsman An Naisaburi yang menjaga perasaan istrinya? Dengan penuh kasih sayang, beliau memberi teladan kepada para suami untuk tak menyakiti istrinya. Simak kisahnya lebih lanjut dalam postingan ane berikut ini.

Terkadang, apa yang kita dapat dari sang istri tak sesuai dengan harapan. Jangan jadikan hal tersebut untuk alasan kita meninggalkannya, sebaliknya gunakanlah kesempatan tersebut untuk menjaga perasaan sang istri dengan lebih baik lagi. Selain itu pula, jangan salahkan takdir yang membuat kita bersatu dengan sang istri. Contoh rumah tangga yang baik menurut Islam adalah hubungan rumah tangga Abu Utsman An Naisaburi dengan sang istri. Beliau sempat ditanyai amalan apa yang telah dilakukan untuk menghadap Allah ﷻ . Dengan santai dan lembut, beliau menjawab dengan kisahnya saat masih tinggal di Ar Rai. 

Di Ar Rai tersebut, keluarga serta penduduk Abu Utsman memaksa beliau untuk segera menikah dengan seorang perempuan. Tentu saja respon yang diberikan beliau adalah penolakan. Suatu hari, datang seorang perempuan yang menyatakan rasa cintanya kepada Abu Utsman. Perempuan tersebut berkata bahwa ia tak bisa tidur karena memikirkan Abu Utsman. Perempuan itu pun segera memohon pada Allah untuk bisa bersatu dengan beliau, caranya adalah menikahi beliau. Mendengar pernyataan tersebut, Abu Utsman bertanya apakah wanita tersebut masih punya ayah. Sang wanita mengiyakannya lalu menjelaskan bahwa ayahnya seorang penjahit.

Setelah hal tersebut, Abu Utsman bergegas ke rumah sang wanita. Sesampainya di sana, Abu Utsman tahu bahwa sang wanita merupakan orang yang berkekurangan hidupnya. Akan tetapi, hal tersebut tak mengubah pendirian beliau sejak awal untuk meminang sang wanita. Dengan mantap, Abu Utsman tetap meminang wanita tersebut untuk menjadi istrinya. Saat melakukan hal tersebut, beliau melihat kebahagiaan membuncah di wajah kedua orang tua sang wanita. Tentu saja penyebabnya adalah karena Abu Utsman merupakan sosok yang saleh, tampan, tulus, setia, jujur, cerdas, dan terhormat. Wanita mana pun yang melihat dia pertama kali juga bisa langsung luluh.

Setelah pernikahan dilakukan, wanita yang baru saja menikah dengan Abu Utsman ini datang kembali ke beliau. Betapa terkejutnya Abu Utsman, pasalnya yang ia lihat adalah perempuan yang buruk rupanya, kakinya pincang, bahkan matanya sudah juling. Melihat hal ini, Abu Utsman tidak langsung kabur atau menceraikannya, melainkan bersyukur kepada Allah Yang Maha Pengasih. Bisa kita lihat bahwa Abu Utsman sedang membahagiakan istri menurut Islam. Tambahan lagi, Abu Utsman justru mendekati sang istri dengan tetap mencintainya. Luar biasa, bukan? Beliau menyatakan bahwa beliau sudah menjalani hal tersebut 15 tahun lamanya. Tak ada lagi amalan yang ia harapkan pahalanya lebih besar dibanding menjaga perasaan istrinya dalam waktu sangat lama. Hal inilah yang sudah cukup sulit ditemukan dalam masyarakat modern.

 
Di zaman sekarang, fisik alias body sudah menempati peringkat atas yang mempengaruhi keputusan dalam menikahi seseorang. Ketulusan hati sudah sangat jarang dilihat, oleh karena itu saat fisik seorang istri berubah, lelaki cenderung menghinanya bahkan meninggalkannya. Tentu saja sangat berbeda dengan kisah Abu Utsman An Naisaburi yang menjaga perasaan istrinya ini. Bagaimana dengan Anda? Jagalah selalu perasaan sang istri, meskipun sikapnya kadang tak berkenan di hati. Bagaimanapun, Allah telah memberikan wanita tersebut bagi kita.

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar