Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
11.1.13 | Jumat, Januari 11, 2013 | 0 Comments

KENANG TENANG LEKANG

Kelak suatu saat, kelelahan ini akan ada kesudahan.
Tidak tahu apakah waktunya malam, siang, atau mungkin juga waktu di antara keduanya.


Tentang fana dan segala hiruk pikuknya.
Harta, cinta, dan segala yang menjadikan hitam putihnya kehidupan di dunia.
Seperti diibaratkan antara tawa dan tangis adalah saudara kembar yang tak bisa dipisahkan, atau seperti suka dan duka akan selalu bersama menjalani hidup sampai selesai. Jadi, buat apa larut dalam kesedihan jika ada giliran waktu yang telah disediakan untuk bisa menikmati kebahagiaan?


Di sini, aku masih memiliki sisa-sisa cinta.
Kadang bisa membuatku tertawa, atau lebih sering menangis dibuatnya.
Dalam kesendirian yang begitu menenangkan atau menjadi kesepian yang teramat mencekam.


Seperti hari dan arah mata angin yang sudah diatur.
Begitupun pertemuan dan perpisahan, atau keinginan juga rindu yang tak tertahankan.
Pada keputusan yang sudah berjalan.
Hingga akhirnya aku terjebak oleh apa yang aku lakukan!
Aku terhenyak, aku terhentak!
Pada alur kehidupan yang tak pernah kuduga, pada degup jantung yang berbeda, di pagi yang tak lagi menyapa.


Pintu itu kembali kubuka.
Sebuah kenangan yang kerap terangkai dalam khayal.
Aaahh…aku sudah cukup lelah dengan kenangan yang tak bisa kubuang, terlalu melekat dalam ingatan hingga tak bisa lepas dari rangkaian menjadi angan.


Di mana harus kusimpan atau kusembunyikan kata-kataku tentang cinta?
Tentang cinta yang bisa membuatku bahagia atau membuatku menangis meneteskan air mata.
Dan apakah aku salah jika sampai saat ini aku masih menunggu penuh pengharapan.?
Hingga harus jatuh tertunduk dan mengangkat kedua tangan.
Lalu memaksa mengungkapkan kata-kata dan memohon kepada-Nya..
Dan kemudian aku harusnya bersyukur karena gembira, atau juga bersabar karena mudah kecewa.


Seharusnya, aku terbangun lebih awal, lalu membuka mataku lebar-lebar, kemudian mempersempit ruang gerak untuk mengkhayal.
Ya, harusnya aku banyak gerak dalam aktifitas yang bisa melumpuhkan keinginanku yang tak wajar.
Tapi, selalu saja sesuatu masuk dalam pikiranku yang membuatnya selalu berkata “andai saja”.
Atau biarkan saja semua kenangan ini menjadi nafas dalam tiap gerakku?
Ataukah mendiamkan jemari yang terus menari tanpa irama, tak tentu arah mana yang harusnya menjadi kata?


Aahh, biarkan saja hitam tetap berselimut palung malam, yang tak bisa menyentuh dan tersentuh dalam nyata.
Hanya bisa kurangkaikan dalam bentuk tulisan, hanya sebuah kenangan yang akan selamanya tersimpan.
Tak peduli kalau itu tak pernah terbaca, meski aku selalu menuliskannya tiap malam.

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar