Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
9.12.12 | Minggu, Desember 09, 2012 | 0 Comments

KEBERKAHAN ITU UTAMA

"Apakah ada hubungan antara rajin atau malas bekerja dengan imbas anak istri juga keluarga?"

Jawabnya : Tentu Ada.

Contoh : Jika Seorang pekerja, dia berangkat seperti biasa, bekerja seperti biasanya, giat malahan, tetapi sewaktu tak ada pengawasan dari atasan, dia memilih bekerja sekedarnya, santai, berpikir, toh mau malas atau rajin gajinya gitu-gitu aja. Sama saja. Mau rajin tak ada tambahan bonus. Tiada juga yang memuji. Mau malas, toh atasan tidak tahu, gajinya tetap utuh tanpa potongan kok. Ngapain repot-repot.

Contoh: Jika Seorang pegawai, berangkat seperti biasanya, bekerja seperti biasanya, giat malahan, tetapi giliran libur Lebaran, sehari dua hari bolos, alasan mudik jauhlah, macetlah, inilah, itulah. Toh, nanti juga tak ada teguran berarti. Bukankah banyak juga, teman-temannya yang membolos. Jika mereka begitu, kenapa dia tidak?

Contoh lagi: jika Seorang pekerja, dia berangkat seperti biasa, bekerja seperti biasa, tetapi astaga.., "Alibi" sebenarnya dia tidak berangkat hari itu. Dia menitip absen ke temannya, tak mengapa, atasan tidak tahu kok. Besok giliran teman tak berangkat, dia yang mengabsen temannya. Kerjasama. Toh, besok-besok gajinya masih utuh. Tak mengapa sesekali, absen keberangkatan itu sangat kecil dibanding keuntungan perusahaan kok, pikirnya.

Contoh lagi: Jika Seorang pegawai, dia berangkat seperti biasa, bekerja seperti biasa, tetapi astaga.., jam-jam kerjanya dia hanya di isi dengan jalan-jalan di mall bersama teman seprofesinya. Masih berseragam pula. Alasan inilah, itulah, dan sebagainya.

Kesimpulan: Memang, mereka berangkat kerja, itu benar. Tetapi, sedikit banyak bukankah mereka telah memangkas hak-hak perusahaan atau instansi?
Yaitu dengan Mengkorupsi waktu?

Memang benar, pekerjaan mereka halal. Boleh jadi gaji yang mereka terima utuh, tetapi soal keberkahan siapa yang tahu? Bukankah harta yang dinafkahkan kepada anak istri atau keluarga jika berkah berimbas kebaikan? Begitu juga sebaliknya, bukankah harta yang tidak berkah tentu akan berimbas keburukan?

So..?

(Tentu antum semua bisa nyimpulkan sendiri kan, Allah Maha Tahu atas apa yang kita laku..!!)

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar