Benarkah Ini Cinta?

“ Mikirin cinta nggak ada habisnya,” pekikan pelan sahabatku.

“ Gimana mau habis kalau cinta sendiri memang banyak. Jangan dihabiskan donk, tapi dinikmati,” Sahutku.

Sahabat kantorku memang paling suka kalau bahas cinta.

“ Cinta yang mana yang harus dinikmati? “ ujarnya..

“ Cinta dari orang yang paling mencintaimu, contohnya keluargamu en sahabat2mu, “ kataku lagi.

"Tyus, kalo menikmati en membagi cinta dengan pacar gimana??" tanyanya rada serius.

“ Pacar? Dapat apa dari pacar? Dapat maksiat iya kali! “kataku sewot.

“ Yeee..salahnya sendiri kamu nggak punya pacar,” katanya sambil mencibir padaku.

Aku hanya bisa geleng-geleng kepala.

                                                                      ***

Cinta..ohh..cinta..

Hidup ini memang tidak pernah jauh dari yang namanya cinta, entah cinta yang membuat diri kita bersemangat, entah cinta yang membikin kita patah semangat, atau justru cinta yang membuat kita merusak kehidupan kita dan orang lain itu sendiri.

Ada wanita yang hamil diluar nikah dengan alasan cinta, apakah benar ini cinta?

Ada orang yang rela memberikan ‘hidupnya’ (bunuh diri) kepada orang lain atas nama cinta, apakah benar ini cinta?

Ternyata tiap orang punya arti sendiri tentang cinta, bagaimana denganmu?

Pada hakikatnya  setiap insan pasti mendambakan dicintai dan mencintai, tapi benarkah cara kita mencintai dan dicintai akan selalu benar caranya? Hal ini lah yang perlu kita pahami baik-baik, bukan berarti karna cinta kita bebas melakukan apapun dengan orang yang kita cintai dan kita lupa dengan Sang Maha Pecinta.

Karna keasyikan dengan cinta buta, kita selalu membutakan diri dengan kehadiran Allah dalam nadi kita. Kita terlalu terbuai, terpesona dengan 'cinta syetan' hingga enggan menerima cinta Allah. Padahal Allah akan selalu memberi kita cinta tanpa kita minta, sedangkan kita masih suka dengan 'cinta syetan' dari pada cinta yang Allah berikan pada kita dengan kehalalan (yaitu Nikah). Bukankah begitu sobat Mooner [area]?

Ternyata islam sangat mengetahui kelemahan manusia terhadap cinta, maka tentu islam memberikan solusinya melalui Pernikahan.

Dalam pernikahan inilah cinta kita akan dibalut keindahan, keindahan karna saling mencintai dan dicintai menjadikan sebuah nilai ibadah, bukan dengan melegalkan maksiat ditengah-tengah publik (berprilaku kayak hewan kok bangga..).

Puncak keberagaman setiap insan menurut Imam Al Ghazali adalah al Mahabbah. Ingatlah kisah perjuangan Siti Khadijah ra yang mendapatkan kemuliaan karna berkorban membantu perjuangan suaminya yakni Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Inilah cinta sejati.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memberi kita fitrah cinta, maka pergunakanlah fitrah yang Allah berikan padamu dengan sebaik-baiknya. Jangan khianati Dia karna 'cinta syetan' yang kita tanamkan. Jadikanlah cinta itu sebagai amanah, yang selamanya cinta diorientasikan untuk ibadah dalam naungan cinta-Nya...Insyaallah kita bisa..!!!

Oleh : Khayla Mooner

Komentar [area]: mooner area