Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
21.10.12 | Minggu, Oktober 21, 2012 | 0 Comments

HASRAT BERQURBAN


Mooner [area]- Setahun lalu, seorang sobat ane bertandang kerumah dan mengungkapkan suatu hasrat 'suci' orangtuanya. “Nir, Ibu saya bilang sudah bosan menjadi penerima daging qurban. Ibu ingin sekali tahun depan keluarga kami bisa menyembelih seekor hewan qurban,” begitu lirih sobat ane.


Ane kemudian menepuk pundaknya, memegangnya erat-erat sambil berkata, “Antum bisa mewujudkan keinginan ibu antum. Tahun depan itu masih 350-an hari lagi, dan sangat mungkin itu bisa terealisasi,” ane coba mengobarkan motivasi kepadanya.

Lantas, Apa yang terjadi setelah hampir satu tahun kemudian adalah sesuatu yang sudah bisa terduga. Beberapa bulan Belum lama lalu ia SMS ane dan bertanya tentang harga seekor kambing untuk qurban. “Assalamu'alaikum Nir, saya punya tabungan 700 ribu, apakah sudah cukup untuk membeli seekor kambing?” tanyanya bersemangat.

"Wa'alaikumsalam,Tentu saja uang sejumlah itu sudah lebih dari cukup untuk seekor kambing sob"
jawabku singkata

Ia pun lantas membawa kabar gembira itu kepada ibunya di rumah dan mengatakan akan segera ada hewan qurban di rumah itu. Semua anggota melonjak kegirangan dan air mata bahagia tak tertahankan tumpah ruah bersamaan dengan datangnya kabar tersebut. Bahwa ia, sobat ane itu, lelaki satu-satunya di keluarga itu semenjak sang Ayah berpulang sebelas tahun yang lalu, akhirnya bisa mewujudkan mimpi sang ibu untuk berqurban.

Menurutnya, lantaran keluarga mereka termasuk dalam kategori keluarga kurang berada, maka setiap tahun pula mereka selalu mendapatkan jatah zakat fitrah maupun daging qurban. Bahkan setiap kali ada perayaan hari besar Islam yang menyertakan acara santunan bagi anak-anak yatim piatu, ia beserta dua adiknya tak pernah terlewat dalam catatan panitia penyelenggara sebagai penerima santunan. Tidak hanya itu, bahkan sang ibupun masuk dalam daftar penerima RASKIN (Beras Miskin), dengan status janda miskin.Tahun ini, merupakan tahun paling membahagiakan di keluarga itu. 


Bayangkan, bukan bermaksud menyombongkan diri jika di hari raya Idul Adha nanti keluarga ini akan menolak kiriman daging qurban dari panitia di masjid. Dengan sedikit bangga mereka akan berkata, “Terima kasih, Alhamdulillah saat kami sudah bertindak sebagai keluarga peng-qurban. Silahkan berikan kepada yang lain yang lebih berhak.” Kalimat bangga (bukan riya') semacam ini pula yang belum lama ini mereka miliki menjelang hari raya Idul Fitri. Keluarga itu memohon kepada panitia zakat untuk tak memasukkan namanya dalam daftar mustahik tahun ini. Dan luar biasa, hal itu memang mereka lakukan karena keinginan kuat mereka untuk memperbaiki kualitas dan taraf hidup mereka. “Siapa yang mau seumur hidup menyandang status fakir miskin? Kami harus berubah.” Sepakat dengan semangat keluarga ini. Bagaimanapun hidup dibayangi belas kasihan orang lain tetaplah tidak nyaman. Senikmat-nikmatnya makanan adalah yang dihasilkan dari jerih payah dan hasil memeras keringat sendiri, bukan dari pemberian orang lain, bukan dari usaha tangan di bawah alias meminta-minta.

Si Sulung, sobat ane inipun membawa keluarganya pada posisi yang lebih terhormat. Mereka bukan lagi golongan mustahik, melainkan muzakki. Ia senantiasa bersedekah dan berinfak, tak lagi berharap sedekah orang untuk menghidupi ibu dan adik-adiknya. Dan di hari raya Idul Qurban tahun ini, keluarga ini benar-benar akan mengatakan, “Kami telah jemu ditiap tahun terus-terusan menjadi penerima daging qurban.”

Sungguh, berinfak, sedekah, membayar zakat, juga berqurban, tak semata menjalankan perintah Allah. Secara langsung semua aktifitas ‘tangan di atas’ ini serta merta meningkatkan derajat seseorang. Baik derajat ketaqwaan di mata Allah, maupun derajat sosial di mata masyarakat sekitarnya.
Akhir kata, ane himbau khususnya Sobat setia Mooner [area], yuk kita semangati hati kita di jelang Idul Adha tahun ini, yuk kita tanamkan kuat-kuat dalam hati kita keinginan untuk bisa berqurban, jika sobat ane aja yang tergolong keluarga kurang berada, masak kita yang dilahirkan dari keluarga yang lebih berada masih aja berpangku tangan.


Wallahu a’lam.

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar