Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
8.8.12 | Rabu, Agustus 08, 2012 | 0 Comments

Ribet Banget Ya Jadi Wanita ?

Jadi wanita itu emang nggak gampang ya (ini berdasarkan hujjah umum,bukan ane sendiri yang notabene cowok tulen,he2)...

Kalau hanya sekadar jadi wanita, mungkin semua orang bisa. Tapi wanita yang bermental baja dan berhati bidadari surga? Untuk menuju nilai sempurna, tantangannnya sangat “wow”, terutama tantangan yang berkaitan dengan hati, teramat sangat berat kan sist...?

Apapun yang dipilih oleh kaum wanita adalah sangat menarik untuk dijadikan “buah bibir”. Apapun itu yang ada kaitan erat dgn kehidupan pribadinya. Tak ayal, ada yang bilang kalau wanita itu sudah “terbiasa” jadi objek yang dipersalahkan. Paling tidak untuk masyarakat sekitar atau orang-orang yang mengenalnya.

Mau bukti?

Ketika seorang wanita memutuskan untuk menikah muda, itu adalah masalah, meski gak semua orang mempermasalahin.

Pendapat bermunculan, mulai yang bernada positif seperti “Kok sayang banget sih nikah muda, kamu kan pintar, en blablabla,” sampai yang bernada sinis seperti “Kegatelan kali ya, makanya ngembat anak orang!” pun dilayangkan.

Begitu juga dengan kasus nikah di usia “dewasa bin telat nikah” yang dalam hal ini dicontohkan oleh film Cinta Suci Zahrana yang di sarikan dari novel kang Abik yang Judulnya Takbir cinta Zahrana (harap ralat jika ada yang salah) karena baru baca versi novel aja. Disitu di Kisahkan Zahrana lebih ngutamakan ngejar ilmu pengetahuan dari pada lelaki (jodoh), menurut ane sih tidak salah. Ilmu pengetahuan, hal positif bukan? Tapi, lagi-lagi tak semua orang SETUJU.
“Kalau belajar mulu kapan nikahnya? blablabla.” Apalagi ketika Zahrana menolak lamaran dari laki-laki hidung belang, berbondong-bondong orang-orang di sekitarnya menyerbu dengan pendapat yang MEMOJOKKAN, “Ingat umur! Gitu aja pilah pilih! Mau yang kayak gimana? Gak sadar diri? Gak sadar usia? Dasarr!” Ya begitulah kira-kira.. (lebih lengkapnya bisa liat filmnya,tapi jangan lupa ajak ane juga ya, haha).

Pilihan berikutnya, nikah di usia yang menurut orang-orang tepat, tapi jadi ibu rumah tangga murni tanpa ada kegiatan yang menghasilkan uang. So pasti, pendapat-pendapat seperti, “Ya ampyun, gelar S1 lo dikemanain sekolah tinggi-tinggi, sekarang kegiatannya cuma nyuci baju doank! blablabla.”

Mau tau yang selanjutnya? hmm,Boleh. ..

Nikah, kerja, tapi terlalu mementingkan karier. Ehm… maka akan ada cecaran hujjah yang lagi-lagi sedikit tak manusiawi. “Karier mulu yang dipikirin, ntar kalau suami lo minggat kecanthol wanita lain baru deh nangis jejeritan!”.

Ada juga yang mungkin lebih sadis hujjahnya, seperti ini:

Sudah nikah, tapi belum punya anak (entah karena memang sengaja menunda atau karena nggak tokcer ya..). “Jeng, udah nikah berapa taun sih? Buruan gih! Keburu kering tau!” dan pendapat-pendapat lain yang sejenis.

Sudah nikah dan langsung punya anak juga tak lantas selamat dari kejaran “wartawan abal-abal” karena mereka akan berkomentar, “Wihh, canggih bener, nikah baru berapa bulan udah hamil. Jangan-jangan DP duluan yeeee (emang ente pikir anak orang kreditan motor apa?).”Dan lain sebagainya..

Obrolan wanita dari beragam profesi dan latar belakang pun tak lepas dari masalah kehidupan wanita itu sendiri.

Berikut ini contoh obrolan yang coba ane rangkum dari berbagai sumber dengan gaya penulis (ane) sendiri yang agak-agak unyu-unyu gimana gitcu..cekidot..:

si A: “Jadi wanita tu rempong ya jeng!”

si B: “Gimana maksudnya?”

si A: “Coba nih, kalau terlalu mandiri, laki- laki jadi merasa gak dibutuhin. Dan itu artinya harga diri mereka terinjak- injak. Tau kan gimana biasanya kalau laki-laki udah ngrasa gak dibutuhin? Ya cari lagi seseorang yang ngebutuhin dia lah jeng!”

si B: “Ohhh… gitu yee jeng!”

si A: “Iya, lain juga kalau istrinya terlalu manja. Ih, lo tau kan, laki-laki tuh alergi banget sama istri yang terlalu manja, dikit2 suami. Apalagi kalau kitanya diajak ngomong gak nyambung alias dodolnya udah taraf internasional!”

si B: “Ohh… terus?”

si A: “Ya gitu dech cyin, tuh suami bakalan mudah kesengsem sama yang kalau diajak ngomong nyambung dan mandiri! Rempong kan jeng!”

si A: “Ho…. oh!”

                             ***

Tapi dari beberapa point TRAGIS diatas yang ane tulis (mungkin agak hiperbolis), tentunya kaum masihlah patut bersyukur sekali karena ternyata diciptakan menjadi seorang wanita itu. Penuh dengan tantangan.

Bukankah tantangan itu menarik?

Ane pribadi memercayai bila tujuannya baik, Allah pasti akan melancarkan. Apapun pilihannya, semoga kita memilih karena Allah. Seperti kata bijak ini "pilihlah segala sesuatu dengan rasa bebas dan ikhlas". Sepakat!

Sebab, bila kita memilih apapun itu karena atas dasar omongan orang, yang ada hanyalah kebimbangan setiap saat. Ketika melihat yang seperti itu ragu dan ketiga melihat yang seperti ini tidak percaya.

Namun, ketika kita memilih dengan penuh kesadaran dan untuk tujuan kebaikan, yakin, Allah pasti akan meridhai, Insyaallah.

Maka truslah bersyukur sebagai wanita,sist..
Karena dilahirkan menjadi seorang wanita sama saja dilahirkan sebagai “Sebuah Berlian”.

Bagaimana tidak ?

Lha wong segala gerak-geriknya binti kilaunya selalu menjadi sorotan.
Bila pun tak menjadi sorotan orang-orang sedunia, setidaknya jadi sorotan orang-orang se-RT (tapi dalam artian yang positif).

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita shalehah.”

Wallahua'lam..


0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar