Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
12.8.12 | Minggu, Agustus 12, 2012 | 0 Comments

MOONLIKE

Ya habibah alby..

Masih ingatkah engkau saat aku bertanya tentang makna sebuah cinta?

Dengan bahasa yang lembut nan penuh makna engkau tuturkan jawaban atas pertanyaanku, kala itu engkau berkata:

"Cinta adalah bunga yang tumbuh ditaman rumahmu,begitu banyak jumlah, jenis dan ronanya yang warna warni hingga membuat hatimu bingung dan bimbang, bunga manakah yang akan engkau petik untuk kau hirup semerbak baunya dan kau hisab manis madunya. Dalam kebimbangan itu engkau berfikir, Tidakkah lebih baik jika aku petik semua bunga ini dan kutaruh dalam kamarku, jika ia layu tidakkah aku juga masih bisa memetiknya kembali bunga-bunga yang lain."

Mendengar jawabanmu ini sejenak aku tertegun dan gelisah, kemudian buru-buru aku menjawabnya:

"Yaa habibah alby.."

Aku bukanlah kumbang yang menghisab manisnya madu dari bunga yang satu ke bunga yang lain, dari tangkai yang satuke tangkai yang lain. Ia tidak hanya menghisab madu tapi juga merusak keindahan sang bunga."

"Aku adalah lebah, yang menghisab madu dari satu jenis bunga, satu jenis tangkai. Dengan hati-hati aku hinggap diatasnya. Pertemuan kelopak bunga dengan kepakan sayapku adalah wujud cinta kasihku yang tulus, yang mempertemukan putik bunga dengan benang sari hingga membuatnya berbuah."

"Aku kumpulkan madu itu dalam sarang kecilku dan kupersembahkan kepada seorang ratu, ratu itu bernama CINTA."

Kali ini engkau yang tertegun, kemudian engkau bertanya lagi kepadaku:

"Mengapa ratu itu bernama CINTA, bukannya bunga?"

"Ya habibah alby (ucapku kembali), jika ratu itu bernama CINTA maka kasih lebah tidak akan pernah surut, ia mencintai bukan karena keindahan dan keelokannya, juga bukan karena kekuasaannya. Cintanya adalah wujud pengabdian yang seharusnya ia lakukan dan kasihnya adalah kasih yangtulus yang terpancar dari dalam lubuk hati."

"Jika Ratu itu bernama bunga makapersembahan cinta sang lebah kepada bunga hanya sebatas ketika bunga itu nampak indah dan tidak layu,ketika bunga itu layu bunga itu dicampakkan dan ditinggalkan".

"Lantas bagaimana dengan HAKIKAT CINTA? (tanyamu kembali).

"Ya habibah alby.."

Cinta itu laksana maut, ia datang tanpa kita undang dan pergi jika ia harus pergi, cinta yang membara berkobar bagai nyala api yang membakar apapun yang ada disekelilingnya. Ia akan membakar hatimu, melumatnya hingga menjadi kepingan abu.

Cinta juga laksana embun pagi, bening cahayanya menyejukkan hatimu, cinta itu laksana malam keheningannya menghanyut kankegelisahan hati.

Cinta datang kepadamu laksana anak panah ARJUNA yang menancap dalam dadamu, jika engkau mencoba untuk mencabutnya maka engkau akan terluka dan jika engkau biarkan menancap dalam dadamu maka engkau akan menderita pesakitan. Derita cintamu berwujud dalam kerinduan yang membara. Tak satupun obat yang bisa menyembuhkan derita ini, dan tak seorangpun mampu mencabut anak panah itu selain sang ARJUNA sendiri.

"Ya habibah alby..."

Ketahuilah bahwa tidak semua penderitaan berujung pada kesedihan hati. Penderitaan yang disebabkan kerinduan menumbuhkan kebahagiaandan kesenangan hati. Kerinduan hati menantikan perjumpaan dengan sang ARJUNA, layaknya pupuk yang menyuburkan bunga-bunga dalam taman rumahmu. Ia yang telah membuatnya tersenyum dan tumbuh berseri.

Perjumpaan dengan sang ARJUNA adalah perjumpaan dua hati, dua jiwa layaknya perjumpaan bunga dengan tangkainya dan awan putih dengan embun pagi.

"Ya habibah alby.."

Jika setiap kali perjumpaanku denganmu menimbulkan debaran dalam dadaku, dan menumbuhkan kesan yang mendalam, adakah kata yang lebih indah untuk mewakili ungkapan hatiku, selain kata kerinduan yang membara.
Adakah ibarat yang melukiskan perumpaankebahagiaanku.

"Ya habibah alby.."

Jika engkau bertanya kepadaku tentang cintaku padamu, maka bertanyalah pada angin dan bercerminlah pada mata air.
Sekeras engkau berkata tentang cinta, sekeras itulah rasa cintaku, sebening wajahmu dalam bayang air itu sebening itu pula hatiku.

Jika engkau bertanya seberapa dalam rasa cintaku kepadamu, maka bertanyalah pada sang waktu karena hanya ia yang akan mampu menjawabnya. Kedalaman rasa cinta tidak diukur dari seberapa banyak aku memberikan kasihku padamu namun diukur dari seberapa besar arti kasih itu bagimu. Karena hanya sang waktulah yang mampu mengerti betapa berharganya arti cinta kasih itu, betapa berharganya pula hidupku sebagai pelindung dan pendampingmu dikala susah dan senangmu, dikala muda dan tuamu, dikala sehat dan sakitmu.
Sebab itu aku akan terus mencintaimu, mencintai dengan cintanya cinta.

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar