Beberapa minggu yang lalu, saya terlibat percakapan hangat dengan seseorang teman tentang pekerjaan yang akhirnya malah lari ke masalah pernikahan.
Saya : Pekerjaan kamu itu cukup berat lho sebagai publik figur, saya nganjurin untuk segera merried
Teman : Pengen sih nir, tapi dengan modal yang gede dari mana aku bisa dapat?
Saya : Lha bukannya akad nikah itu cuma seperangkat alat sholat (kebiasaan orang Indonesia) plus beberapa lembar uang rupiah saja dan cincin, sudah cukup kan, paling2 UMR 1bulan aja uda cukup?
Teman : Yah, kalo itu sih gak masalah nir. Biaya pestanya itu lho, apalagi ditambah ini itu bisa2 30 kali lipat dari UMR sebulan…
Teman : Pengen sih nir, tapi dengan modal yang gede dari mana aku bisa dapat?
Saya : Lha bukannya akad nikah itu cuma seperangkat alat sholat (kebiasaan orang Indonesia) plus beberapa lembar uang rupiah saja dan cincin, sudah cukup kan, paling2 UMR 1bulan aja uda cukup?
Teman : Yah, kalo itu sih gak masalah nir. Biaya pestanya itu lho, apalagi ditambah ini itu bisa2 30 kali lipat dari UMR sebulan…
Ini kemudian menjadi bahan diskusi yang cukup pelik. Pernikahan yang seyogyanya menjadi ajang penyatuan dua insan manusia dalam satu ikatan yang sah, menjadi dipersulit untuk diwujudkan dengan pelbagai prasyarat-prasyarat yang sebenarnya tidak esensial.
Adapun hadist Rasulullah
”Selenggarakanlah walimah meskipun hanya dengan menyembelih seekor kambing” (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 2049 dan 5155), Muslim (no. 1427), Abu Dawud (no. 2109), an-Nasa’i (VI/119-120), at-Tirmidzi (no. 1094), Ahmad (III/190, 271), ath-Thayalisi (no. 2242)
ilustrasi |
Bukan bermakna seseorang harus merayakan walimatul ‘urus secara mewah, meriah dan sampe' muntah2. Namun memberitahukan bahwa walimatul ‘urus adalah kewajiban seorang muslim yang harus diselenggarakan sesegera mungkin DAN tetap dalam keadaan seminimilalis MUNGKIN.
Parameter sederhana bagi tiap orang mungkin berbeda, tapi bagi saya sederhana (minimalis) itu adalah tidak memberatkan semua pihak baik mempelai, keluarga mempelai maupun tetamu.
Bagi beberapa orang, nikah mewah bukanlah suatu masalah namun menjadi momok yang menakutkan bagi beberapa orang lainnya apalagi bagi mereka yang serba ingin mandiri,itu berat banget untuk yang mewah2.
Dan juga kemudharatan (asumsi) yang ditimbulkan karena persepsi biaya nikah ini, sangatlah besar. Lihat saja fenomena kumpul kebo yang sudah menjangkiti masyarakat kita. Tak lain tak bukan, penyebab utamanya adalah hal ini. Belum hilang dari ingatan saya tentang seseorang pemuda di Surabaya bulan lalu harus mendekam di penjara karena mencuri motor butut dengan alasan ingin menutupi biaya pernikahan. Dan saya yakin hal ini bukan cuma terjadi sekali atau dua kali. Banyak pemuda-pemuda Indonesia lainnya yang nekad melakukan hal serupa karena masalah yang sama, BIAYA PERNIKAHAN YANG TINGGI...sob , Islam itu nggak sulit / berat maka jangan dipersulit / diperberat !
Sungguh ironiz, bukan! di sebuah negara berpenduduk mayoritas muslim ternyata banyak warganya yang kesulitan mewujudkan pernikahan dan terpaksa melakukan perbuatan tercela hanya karena suatu mindset ‘Pernikahan itu Mahal’.
Hal ini sampai kapanpun tidak akan berubah bila tidak ada yang mau memulainya. Mari bersama lakukan Minimalis merried sebagai trend sehingga bagi mereka dari Sabang-Merauke tidak khawatir lagi karena yang lainnya juga melakukan hal yang serupa.
Nikah dan pesta minimalis bukan berarti melaksanakan pesta pernikahan dalam keadaan mengenaskan dan serba kekurangan. Namun maknanya adalah pesta pernikahan yang dilangsungkan mengusung kesan kesederhanaan, dengan menghilangkan segala bentuk kemubaziran dan kesia-siaan yang kerap terjadi dalam pesta nikah pada umumnya..terutama semua yang berhubungan dengan tradisi 'amputasi saja' , selain bertentangan dengan agama , itu tempatnya pemborosan biaya paling besar.
Bagaimana bentuk Pesta Minimalis merried , berikut ane kasih sedikit tips nya?
Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Nikah yang paling besar
barakahnya itu adalah yang murah maharnya” (HR Ahmad 6/145)
barakahnya itu adalah yang murah maharnya” (HR Ahmad 6/145)
2. Bila perlu hilangkan penggunaan pemakaian adat yang kerap membutuhkan dana besar.
Seperti yang ane bilang tadi , Beberapa adat di Indonesia, di dalam pernikahan mensyaratkan beberapa hal yang konon menjadi persentase terbesar di dalam anggaran pernikahan coba ente liat perkawinan anak president beberapa bulan lalu , pembengkakan biaya di bagian tradisinya coy.. Dalam pesta nikah minimalis tentunya sangat di'kharamkan', disarankan untuk tidak menggunakannya. Cukup gunakan petunjuk agama yang Anda yakini karena pastinya sederhana dan tidak ribet..yang penting SAH sesuai syariat, bukan mengikuti tradisi umum "kayak WC aja < pake' Umum, hahaha"
3. Konsumsi seperlunya.
Memang ada beberapa tamu yang seleranya daging melulu dan ada juga yang vegetarian. Tapi hal itu bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk menyediakan menu A-Z dalam pesta pernikahan. Cukup beberapa menu saja dan jangan lupa cantumkan informasi ‘Lebih Baik Nambah daripada tidak dihabiskan’..atau nggak pake' gitu2an langsung aja nasi kotak ,biar lebih ringkas , toh jika mereka kurang suka dengan isinya bisa di bawa pulang.
4. Dekorasi yang secukupnya
jangan kayak gini!! |
Sering juga dekorasi menambah pembengkakan biaya. Padahal ini tidaklah begitu esensial. Cukup hindari pemakaian dekorasi yang berlebihan. Pernah saya menyaksikan pesta pernikahan seorang rekan yang dekorasinya tidak neko-neko namun kesan sakralnya terasa.
dari segi pakaian juga , banyak mempelai hanya untuk kepentingan foto2 aja harus pakai banyak baju , baik nyewa atau beli itu sama aja pembengkakan , lagian nggak penting juga banyak2 baju untuk akad cukup 2 aja. di tambah lagi nyewa tukang foto atau shoting , alasannya sama untuk dokumentasi, kalau saran ane , cukup modal HP pribadi aja uda mumpuni sob , HP dengan kamera 5mp uda cukup untuk dokumentasi, tinggal beli aja memory 100rb an dah dapet . karena saya juga pernah lakuin ini di akad temen saya, hasil fotonya juga lumayan bagus dengan sentuhan edit sana sini dikit.
5. Musik
Dalam islam, alat musik yang diperkenankan untuk digunakan dalam pesta pernikahan adalah rebana. Namun bukan berarti Anda harus menyewa pemain rebana kelas profesional yang biaya yang tinggi [sama saja bukan minimalis namanya]. Di masyarakat kelas menengah kebawah, sering dipertunjukkan penggunaan keyboard dan gendang untuk menyertai lantunan lagu dangdut dari biduan/biduanita dan hal ini ternyata menyebabkan cost bertambah besar. Menurut hemat saya, di pesta minimalis cukup sediakan microphone dan sound system yang layak , trus undang deh anak REMAS (remaja masjid) suruh isi acaranya , paling2 ntar cuma isi kas masjidnya aja itupun seikhlasnya juga kan ama jangan lupa kasi makan dan air minum. Hal ini cukup siginifikan menurunkan biaya pernikahan atas pemakaian musik di acara tersebut.
ilustrasi |
Mari jadikan Pesta Minimalis merried sebagai suatu trend
Kalau bukan kita yang peduli terhadap isu seperti ini, siapa lagi?
sederhana itu indah dan tak terkesan foya - foya , selain hemat juga nggak bertentangan dengan nilai - nilai agama,,,,so??
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar