Islam sebagai agama samawi yang membawa rahmat bagi seluruh alam tidak hanya berisikan ajaran-ajaran ritual belaka. Islam merupakan agama yang lengkap dan menyeluruh, Islam juga menawarkan suatu sistem yang dapat diterapkan di dalam seluruh kehidupan manusia di muka bumi. Mulai dari sistem ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan. Bahkan tidak hanya itu, Islam juga mengatur lingkup terkecil dalam komunitas kehidupan, yaitu kehidupan bertetangga dan berkeluarga.
Dalam bahasa Arab, Islam berarti"berserah diri" dan merupakan suatu Din yang berarti "aturan" atau "sistem" (QS. Al-Maidah : 83). Secara etimologis, kata tersebut diturunkan dari akar yang sama dengan kata salam yang berarti "damai". Kata 'Muslim' (sebutan bagi pemeluk agama Islam) juga berhubungan dengan kata Islām. Kata tersebut berarti "orang yang berserah diri kepada Allah" dalam bahasa Indonesia. Secara konseptual, Islam adalah ajaran yang membawa keselamatan dalam kehidupan di dunia dan akhirat dengan berserah diri kepada Allah SWT.
Dua sumber utama dalam ajaran Islam adalah Al-Qur'an dan Hadits. Ayat-ayat di dalam Al-Qur'an yang berbicara tentang ibadah ritual lebih sedikit dibandingkan dengan ayat-ayat yang berbicara tentang muamalah. Abdul Wahab Kholaf, Guru Besar Hukum Islam Universitas Kairo, Mesir, merinci ayat-ayat tentang hukum (ahkam) terdiri dari;
(a) ayat tentang ibadah ritual : 140,
(b) ayat tentang hidup bermasyarakat, perkawinan, perceraian, hak waris : 70,
(c) ayat tentang perdagangan, perjanjian, persewaan : 70,
(d) ayat tentang perilaku kriminal : 30,
(e) ayat mengenai hubungan Islam dengan non-Islam : 25,
(f) ayat tentang soal pengadilan : 13,
(g) ayat tentang soal kaya-miskin : 10, dan (h) ayat tentang kenegaraan : 10 ayat.Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh ajaran ritual yang ada di dalam Al-Qur'an tidak hanya bersifat individual, tetapi yang lebih penting daripada itu adalah bagaimana seorang muslim dapat mengimplementasikan makna dan filosofi dari setiap ibadah ritual yang mereka lakukan ke dalam kehidupan duniawi. Perbandingan ini juga menunjukkan bahwa keshalehan sosial lebih mendapatkan proporsi yang tinggi dibandingkan dengan keshalehan individual.
Pada setiap akhir do'a, kita sering menutupinya dengan rangkaian bacaan yang artinya, "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat."(QS. 2 : 201).
Dari ayat Al-Qur'an di atas, kebaikan di dunia lebih didahulukan daripada akhirat. Dunia adalah ladang amal dan tangga bagi kita untuk mencapai kebahagiaan di akhirat. Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Pelaksanaan keshalehan sosial secara duniawi merupakan jembatan menuju keshalehan individual menuju kebahagian akhirat.
Islam bukan hanya dilaksanakan di atas sajadah dan di dalam masjid, tetapi Islam juga harus dilaksanakan di lingkungan keluarga, masyarakat, perkantoran, kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejarah telah membuktikan bahwa tegaknya prinsip-prinsip Islam yang dilakukan di dalam seluruh aspek kehidupan telah membawa kegemilangan Islam yang menakjubkan di wilayah Spanyol hingga 7 abad lamanya mulai saat pertama kali Islam diperkenalkan abad ke-8 M hingga keruntuhan Sultan Islam di Granada, Abu Abdullah menjelang abad ke-16.
Kesalahan yang umum terjadi di masyarakat Islam adalah memiliki keshalehan individual yang begitu tinggi, namun di lain pihak keshalehan sosial masyarakat Islam cukup rendah. Padahal untuk mencapai kejayaan di dunia dan akhirat, dua komponen keshalehan itu harus dilaksanakan secara seimbang. Apa yang terjadi jika salah satu komponen keshalehan ini lebih tinggi? Mari kita telaahsejenak. Apabila keshalehan individual lebih tinggi dibandingkan dengan keshalehan sosial, maka akan tercipta masyarakat yang sangat religius, akan tetapi masyarakat tersebut sulit untuk berkompetisi secara duniawi.
Masyarakat seperti itu hanya asyik menikmati simbol-simbol dan ritual-ritual keagamaan, tetapi lupa dengan prinsip-prinsip muamalah yang harus mereka jalankan untuk mencapai kebahagiaan dunia. Lihat saja masyakarakat kita, saat inisemangat religius cenderung semakin tinggi, namun berbagai penyakit sosial dan masyarakat cenderung semakin tinggi juga.
Sebagian besar masyarakat kita asyik dengan ritual-ritual ibadah di dalam masjid, tetapi melupakan ekonomi umat, pemberdayaan masyarakat, kemiskinan, korupsi, dan sebagainya.Islam tidak pernah mengajarkan ummatnya untuk selalu berada di masjid sepanjang waktu. Islam mengajarkan ummatnya untuk memiliki etos kerja yang tinggi. "Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allahbanyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS. 62 : 10). "Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain." (QS. 94 : 10).
Sebaliknya apa yang terjadi jika suatu masyarakat memiliki keshalehan sosial yang begitu tinggi namun keshalehan individualnya sangat rendah. Akan terjadi pada masyarakat ini suatu kondisi dimana mereka mencapai kejayaan di muka bumi, tetapi kering secara ruhani. Hirarki kebutuhan Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia dimulai dari Kebutuhan fisiologis/dasar, Kebutuhan akan rasa aman dan tentram, kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, kebutuhan untuk dihargai dan yang terakhir kebutuhan untuk aktualisasi diri. 4 kebutuhan yang disebutkan di awal, lebih mengarah kepada kebutuhan duniawi. Tetapi kebutuhan terakhir, yaitu kebutuhanuntuk aktualisasi diri, lebih mengarah kepada kebutuhan ruhani.Apa sebenarnya yang mendasari Bill Gates,orang terkaya di dunia memutuskan untuk meninggalkan perusahaan yang telah dirintisnya selama tiga puluh tahun yang telah memberikannya kemewahan dunia yang berlimpah, kini akhirnya mendalami kegiatan-kegiatan filantropi untuk mengurusi korban HIV dan AIDS? Bill Gates tidak lagi memikirkan kekayannya, karena semuanya telah ia rasakan. Tetapi ada sesuatu yang ia harapkan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan jiwanya. Kebutuhan jiwa hanya bisa dipenuhi dengan keshalehan individual.
Kita juga bisa mengamati mengapa angka bunuh diri di Jepang merupakan yang tertinggi di dunia. Kurang lebih 30 ribu orang Jepang melakukan bunuh diri per tahunnya. Ini merupakan salah satu akibat keshalehan individual yang sangat rendah. Kesalahan dalam bekerja saja bisa menyebabkan orang Jepang bunuh diri. Negara ini memiliki masyarakat yang sangat maju dalam urusan muamalah, tetapi masyarakatnya kering secara ruhani.Kata dunia dan akhirat di dalam Al-Qur'an berulang sebanyak 115 kali. Kata shalat selalu disandingkan dengan perintah zakat.Menurut pengamatan Muhammad Fuad Abd al-Baqi, setidaknya kata zakat dalam bentuk ma'rifah di dalam Al-Qur'an ditemukan sebanyak 29 kali, 26 kali di antaranya beriringan dengan kata shalat. Perintah zakat yang digandengkan dengan perintah shalat yang terdapat di dalam Al-Qur'an tidak saja menggunakan lafal zakat, tetapi adakalanya menggunakan lafal ash-shadaqah seperti yang terdapat dalam QS. At-Taubah (9) : 103, al-infaq seperti yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah (2) : 267, atau al-haq seperti yang terdapat dalam QS. Al-An'am (6) : 141.
Atas dasar inilah, bila dilakukan penghitungan perintah zakat yang digandengkan dengan perintah shalat dalam Al-Qur'an, maka semuanya berjumlah 82 kali pengulangan. Shalat merupakan simbol dari keshalehan individual sedangkan zakat merupakan simbol dari keshalehan sosial. Perbandingan yang seimbang ini merupakan suatu isyarat kepada seorang muslim agar dalam kehidupannya selalu berupaya mencapai keseimbangan dalam kehidupannya. Seorang muslim yang ideal adalah mereka yang berusaha menyempurnakan aktifitas amal duniawi dan juga aktifitas amal ukhrawi secara seimbang.Pemahaman yang salah di sebagian ummat Islam saat ini juga sering kita lihat. Sebagian masyarakat kita terkadang lebih menikmati ketertindasan, kemiskinan, dan kemelaratan sembari melaksanakan ritual-ritual keagamaan, tetapi tanpa ada upaya untuk keluar dari permasalahan tersebut. Kesabaran dan tawakal kepada Allah SWT haruslah diiringi dengan daya dan upaya agar kita dapat keluar dari permasalahan yang sedang kita hadapi.
wallahu 'alam
Dalam bahasa Arab, Islam berarti"berserah diri" dan merupakan suatu Din yang berarti "aturan" atau "sistem" (QS. Al-Maidah : 83). Secara etimologis, kata tersebut diturunkan dari akar yang sama dengan kata salam yang berarti "damai". Kata 'Muslim' (sebutan bagi pemeluk agama Islam) juga berhubungan dengan kata Islām. Kata tersebut berarti "orang yang berserah diri kepada Allah" dalam bahasa Indonesia. Secara konseptual, Islam adalah ajaran yang membawa keselamatan dalam kehidupan di dunia dan akhirat dengan berserah diri kepada Allah SWT.
Dua sumber utama dalam ajaran Islam adalah Al-Qur'an dan Hadits. Ayat-ayat di dalam Al-Qur'an yang berbicara tentang ibadah ritual lebih sedikit dibandingkan dengan ayat-ayat yang berbicara tentang muamalah. Abdul Wahab Kholaf, Guru Besar Hukum Islam Universitas Kairo, Mesir, merinci ayat-ayat tentang hukum (ahkam) terdiri dari;
(a) ayat tentang ibadah ritual : 140,
(b) ayat tentang hidup bermasyarakat, perkawinan, perceraian, hak waris : 70,
(c) ayat tentang perdagangan, perjanjian, persewaan : 70,
(d) ayat tentang perilaku kriminal : 30,
(e) ayat mengenai hubungan Islam dengan non-Islam : 25,
(f) ayat tentang soal pengadilan : 13,
(g) ayat tentang soal kaya-miskin : 10, dan (h) ayat tentang kenegaraan : 10 ayat.Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh ajaran ritual yang ada di dalam Al-Qur'an tidak hanya bersifat individual, tetapi yang lebih penting daripada itu adalah bagaimana seorang muslim dapat mengimplementasikan makna dan filosofi dari setiap ibadah ritual yang mereka lakukan ke dalam kehidupan duniawi. Perbandingan ini juga menunjukkan bahwa keshalehan sosial lebih mendapatkan proporsi yang tinggi dibandingkan dengan keshalehan individual.
Pada setiap akhir do'a, kita sering menutupinya dengan rangkaian bacaan yang artinya, "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat."(QS. 2 : 201).
Dari ayat Al-Qur'an di atas, kebaikan di dunia lebih didahulukan daripada akhirat. Dunia adalah ladang amal dan tangga bagi kita untuk mencapai kebahagiaan di akhirat. Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Pelaksanaan keshalehan sosial secara duniawi merupakan jembatan menuju keshalehan individual menuju kebahagian akhirat.
Islam bukan hanya dilaksanakan di atas sajadah dan di dalam masjid, tetapi Islam juga harus dilaksanakan di lingkungan keluarga, masyarakat, perkantoran, kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejarah telah membuktikan bahwa tegaknya prinsip-prinsip Islam yang dilakukan di dalam seluruh aspek kehidupan telah membawa kegemilangan Islam yang menakjubkan di wilayah Spanyol hingga 7 abad lamanya mulai saat pertama kali Islam diperkenalkan abad ke-8 M hingga keruntuhan Sultan Islam di Granada, Abu Abdullah menjelang abad ke-16.
Kesalahan yang umum terjadi di masyarakat Islam adalah memiliki keshalehan individual yang begitu tinggi, namun di lain pihak keshalehan sosial masyarakat Islam cukup rendah. Padahal untuk mencapai kejayaan di dunia dan akhirat, dua komponen keshalehan itu harus dilaksanakan secara seimbang. Apa yang terjadi jika salah satu komponen keshalehan ini lebih tinggi? Mari kita telaahsejenak. Apabila keshalehan individual lebih tinggi dibandingkan dengan keshalehan sosial, maka akan tercipta masyarakat yang sangat religius, akan tetapi masyarakat tersebut sulit untuk berkompetisi secara duniawi.
Masyarakat seperti itu hanya asyik menikmati simbol-simbol dan ritual-ritual keagamaan, tetapi lupa dengan prinsip-prinsip muamalah yang harus mereka jalankan untuk mencapai kebahagiaan dunia. Lihat saja masyakarakat kita, saat inisemangat religius cenderung semakin tinggi, namun berbagai penyakit sosial dan masyarakat cenderung semakin tinggi juga.
Sebagian besar masyarakat kita asyik dengan ritual-ritual ibadah di dalam masjid, tetapi melupakan ekonomi umat, pemberdayaan masyarakat, kemiskinan, korupsi, dan sebagainya.Islam tidak pernah mengajarkan ummatnya untuk selalu berada di masjid sepanjang waktu. Islam mengajarkan ummatnya untuk memiliki etos kerja yang tinggi. "Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allahbanyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS. 62 : 10). "Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain." (QS. 94 : 10).
Sebaliknya apa yang terjadi jika suatu masyarakat memiliki keshalehan sosial yang begitu tinggi namun keshalehan individualnya sangat rendah. Akan terjadi pada masyarakat ini suatu kondisi dimana mereka mencapai kejayaan di muka bumi, tetapi kering secara ruhani. Hirarki kebutuhan Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia dimulai dari Kebutuhan fisiologis/dasar, Kebutuhan akan rasa aman dan tentram, kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, kebutuhan untuk dihargai dan yang terakhir kebutuhan untuk aktualisasi diri. 4 kebutuhan yang disebutkan di awal, lebih mengarah kepada kebutuhan duniawi. Tetapi kebutuhan terakhir, yaitu kebutuhanuntuk aktualisasi diri, lebih mengarah kepada kebutuhan ruhani.Apa sebenarnya yang mendasari Bill Gates,orang terkaya di dunia memutuskan untuk meninggalkan perusahaan yang telah dirintisnya selama tiga puluh tahun yang telah memberikannya kemewahan dunia yang berlimpah, kini akhirnya mendalami kegiatan-kegiatan filantropi untuk mengurusi korban HIV dan AIDS? Bill Gates tidak lagi memikirkan kekayannya, karena semuanya telah ia rasakan. Tetapi ada sesuatu yang ia harapkan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan jiwanya. Kebutuhan jiwa hanya bisa dipenuhi dengan keshalehan individual.
Kita juga bisa mengamati mengapa angka bunuh diri di Jepang merupakan yang tertinggi di dunia. Kurang lebih 30 ribu orang Jepang melakukan bunuh diri per tahunnya. Ini merupakan salah satu akibat keshalehan individual yang sangat rendah. Kesalahan dalam bekerja saja bisa menyebabkan orang Jepang bunuh diri. Negara ini memiliki masyarakat yang sangat maju dalam urusan muamalah, tetapi masyarakatnya kering secara ruhani.Kata dunia dan akhirat di dalam Al-Qur'an berulang sebanyak 115 kali. Kata shalat selalu disandingkan dengan perintah zakat.Menurut pengamatan Muhammad Fuad Abd al-Baqi, setidaknya kata zakat dalam bentuk ma'rifah di dalam Al-Qur'an ditemukan sebanyak 29 kali, 26 kali di antaranya beriringan dengan kata shalat. Perintah zakat yang digandengkan dengan perintah shalat yang terdapat di dalam Al-Qur'an tidak saja menggunakan lafal zakat, tetapi adakalanya menggunakan lafal ash-shadaqah seperti yang terdapat dalam QS. At-Taubah (9) : 103, al-infaq seperti yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah (2) : 267, atau al-haq seperti yang terdapat dalam QS. Al-An'am (6) : 141.
Atas dasar inilah, bila dilakukan penghitungan perintah zakat yang digandengkan dengan perintah shalat dalam Al-Qur'an, maka semuanya berjumlah 82 kali pengulangan. Shalat merupakan simbol dari keshalehan individual sedangkan zakat merupakan simbol dari keshalehan sosial. Perbandingan yang seimbang ini merupakan suatu isyarat kepada seorang muslim agar dalam kehidupannya selalu berupaya mencapai keseimbangan dalam kehidupannya. Seorang muslim yang ideal adalah mereka yang berusaha menyempurnakan aktifitas amal duniawi dan juga aktifitas amal ukhrawi secara seimbang.Pemahaman yang salah di sebagian ummat Islam saat ini juga sering kita lihat. Sebagian masyarakat kita terkadang lebih menikmati ketertindasan, kemiskinan, dan kemelaratan sembari melaksanakan ritual-ritual keagamaan, tetapi tanpa ada upaya untuk keluar dari permasalahan tersebut. Kesabaran dan tawakal kepada Allah SWT haruslah diiringi dengan daya dan upaya agar kita dapat keluar dari permasalahan yang sedang kita hadapi.
wallahu 'alam
Komentar [area]:
2 Comment [area]:
goog job...:)
thaxss...mari sama sama bljar
Posting Komentar