Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
19.5.17 | Jumat, Mei 19, 2017 | 0 Comments

LAM ARA (Anagram)

 

Dia yang memberi kenyamanan
Seringnya dia membuatmu meradang
Dia yang memahami dalam kelemahan
Seringnya dia jadikanmu garang

Teramat sedih mengenang luka
Seperti jahitan sembilu menganga

Kepada siapa harus kusampaikan
Rasa rindu terhipnotis kaku
Dianya yang akan sayap patahkan
Biarnya kini dalam derai tangis jiwaku

Sejarah memang bukan untuk dimenangkan
Tak jua aku jadi pahlawan yang disanjung rembulan

Dia yang dulu dalam barisan doaku
Dianya kini dalam barisan kecewaku
Dia yang dulu dalam runutan catatanku
Dianya kini dalam teriakan sedihku

Berpisahlah wahai hati yang tuli
Say goodbye hati yang tak lagi sama mengerti

Sepenggal kisah ini belumlah berujung
Ending part masih dalam naung
Aku yang terjatuh bukannya lumpuh
Goresan pelangi masih tertampak utuh

Seandainya kau bahagia, pergilah..
Dan bila tak bahagia, trus menjauhlah..

Bab kita tlah tertutup, bermuramlah buncah
Semuanya tak seperti dulu terasa palsu
Mengejarmu dulu bagai menyaput rasa
Setibanya kini bermuara rajutan belati pisau

Kejarlah impianmu, seperti mengejar bayangmu
Raihlah bahagiamu, seperti keyakinan ilusimu

Bahagia itu ilusi, seni kebersamaan itu asli
Bahagia itu misteri, metronom gelak tawa itu seri
Aku bukan penawar kebahagiaan
Tapi hanya akulah sepotong simpul senyuman

Ya habibah qalbi, istighfarlah dalam ambisi
Kadang kala keterlambatan bisa memarkir kesakitan
Kadang kala photo dalam album menawan kerinduan
Namun sadarilah bahwa 100 hari itu bukan lagi mainan

Ya habibah qalbi, mungkin kini dia enggan lagi menerimamu
Bukan sebab cinta rumah berjenjang terobohkan
Bukan pula dendam mempereteli simpul kemanisan
Namun pikirlah bahwa hanya dia yang membuatmu terbebaskan

Dan diantara aku kamu dan mereka
Salamku hanya, sesalmu nanti yang mengadilimu
Sesal karena hati tak rela mengajakmu lagi tertawa
Hati yang tak lagi latah pada kesempatan kedua untukmu

Bahwasannya sekali sempat tak butuh ratapan sekarat
Syariat itu sebuah hakikat hasrat
Kamu mundur sama dengan men-cut lihat
Akunya tak lagi jadi pembasah lumpur liat

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar