Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
12.5.17 | Jumat, Mei 12, 2017 | 0 Comments

BIASA WALAU BERHARTA

 

Moonerarea- Harta berarti (barang-barang, uang, dan sebagainya yang menjadi) kekayaan. Jadi, yang dikatakan harta tidak cukup hanya uang (seperti emas, perak) atau sesuatu yang dapat menggantikannya (seperti uang kertas, dan lain-lain), namun juga adalah sesuatu yang mungkin dapat menggantikannya.


mooner area
Berharta, artinya mempunyai harta; kaya. Sesungguhnya orang yang dikatakan kaya dengan harta, adalah mereka yang dalam usahanya itu dari usaha yang halal, serta dapat melaksanakan hak-hak Allah atas hartanya tersebut. Dari sini, biasa ala orang berharta akan memposisikan hartanya sebagai jalan, bukan satu-satunya tujuan, dan bukan pula sebagai sebab yangdapat menjelaskan semua kejadian-kejadian. Lebih jauh, ia dalam hidupnya akan mengaktualisasikan amanah Allah sesuai dengan QS. Al-Baqarah.67:


“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir tetapi adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.


”Harta menurut permohonan Islam, adalah harta Allah yang telah dikuasakan kepada manusia. Artinya harta itu adalah harta Allah, sedangkan manusia itu terikat dalammembelanjakan hartanya dengan ketentuan-ketentuan yang disyariatkan-Nya.


Dalam Islam, biasa ala orang berharta, maka dirinya akan selalu terdorong untuk membelanjakan hartanya, dan melarang menjatuhkan dirinya kepada kehancuran. 
Allah berfirman, “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah : 195).


Dalam hal ini, Al-Manawy mengatakan, “Harta itu tidak akan tercela dengan sendirinya, maka sesungguhnya harta dunia itu adalah ladang di akherat. Barangsiapa mengambil harta dunia itu dengan memelihara hukum syari'at, maka Allah akan memberi pertolongan di akheratnya.” Jadi, harta itu bagaimana orang yang memilikinya. Karena harta bisa menjadi jalan kebaikan buat kita dan juga bila tidak berhati-hati ia akan memperbudak diri kita.

Dalam Al-Qur'an, Allah mengabadikan kisah atas kekikiran orang berharta, tidak lain sebagai pelajaran buat umat saat ini dan yang akan datang. Sebagai contoh adalah kisah Tsa’labah yang telah mengingkari janjinya sendiri setelah banyak hartanya, sehingga turun ayat Allahyang berbunyi, 

“Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah, sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang shaleh. Tetapi setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya,mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakang (kebenaran). Sebab itu Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah (yang demikian itu) karena mereka itu telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya. Dan (juga) karena mereka selalu berdusta.” (QS.At-Taubah : 75-77).


Ayat di atas, telah memberi peringatan atas orang yang kikir atas hartanya. Sehingga dari kisah ini seharusnya dapat mendorong kekuatan sifat pemurah dan akan memulyakan dirinya sendiri (berinfak). Karena kekikiran itu sesungguhnya akan berbalik terhadap dirinya sendiri (baca QS. Muhammad : 38).


Nabi SAW bersabda, “Hai anak Adam, sesungguhnya jika engkau memberikan kelebihan untuk berinfak adalah lebih baik bagimu. Dan jika engkau kikir adalah lebih buruk bagimu. Dan janganlah kamu boros terhadap kekayaanmu. Dan bantulah kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Dan tangan di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah.” (HR.Muslim, Turmudzi).


Dalam hadits lain disebutkan, 
“Jagalah kamu dari sifat kikir, karena sesungguhnya kebanyakan orang-orang yang sebelum kamu telah binasa, disebabkan kekikiran." (HR. Dawud).


Jadi, biasa ala orang berharta, maka dirinya tidak akan rela dan tidak berniat sedikit pun untuk menenggelamkan dirinya dengan kekayaan harta yang dimilikinya di luar tutunan-Nya.

Wallahua'lam

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar