Mooner [area]- ADA sebuah kisah (fiktif) tapi menarik penuh dengan hikmah dari seorang nahkoda kapal yang beriman.
Pada suatu hari, sebelum keberangkatan menuju sebuah pulau yang sangat indah sang nahkoda mengajak para awak kapalnya untuk berdo’a bersama demi keselamatan perjalanan mereka.
Karena para awak kapal nggak ada yang mau berdoa dengannya, maka sang Nahkodapun pun berdoa sendirian sembari pegangi kemudinya. Dia berdoa dengan khusyu'. Dan ketika waktu shalat tiba sang Nahkoda langsung melakukan sholat dan mengasihkan kemudinya sementara kepada ABK-nya. Dalam beberapa jam, perjalanan mereka nggak menemukan kendala, para ABK kapal pun semakin yakin dan santai mereka pe-de bakalan selamat sampai tujuan. Tetapi rencana hanyalah rencana pada akhirnya Tuhan juga yang menentukannya.
Tanpa diduga angin laut tiba-tiba begitu kencang, ombak besar pun silih berganti menghempas kapal. Semakin lama, kapal mereka hampir tenggelam dan hal itu menyebabkan para awak kapal berpikiran kalo maut udah ada didepan mata mereka.
Dalam kepanikannya para awak kapal pun memohon kepada sang nahkoda yang baru aja selesei sholat untuk memimpin doa dan shalat lagi agar mereka semua diselamatkan. Tapi sang Nahkoda yang tengah berusaha menyelamatkan kapalnya
(yang kemudi sebelumnya di pegang ABK-nya) nggak mau menyanggupi permintaan awak kapalnya.
“Bagaimana mungkin kalian berdoa dalam kepanikan, sementara dalam ketenangan saja kalian enggan berdoa kepada Allah,” kata sang Nahkoda..
Cukup ya ceritanya, kalo penasaran lanjutannya gimana, silahkan teruskan sendiri hehehe..
(yang penting point-nya uda kita bisa garis bawahi)
******
Ngomong-ngomong dalam cerita tadi, kalo kalian pada nyadar atawa ‘ngeh’ pasti bakal nemuin makna yang tersimpan dalam cerita tersebut.
Ada yang udah nemu?
to the point aja ya, makna yang terkandung adalah berdo’a dalam ketenangan itu adalah anugerah. sebenernya masih ada beberapa makna yang bisa diambil dari kisah tadi, tapi yang pengen dibahas adalah berdo’lah dalam ketenangan bukan dengan tergopoh-gopoh (kayak kejar setoran aja..hoho..).
Kenapa pengen ngebahas itu?
Pada nyadar nggak, kebanyakan manusia (wabil khusus ane sendiri,pen) bakalan berdo’a dengan total, bakal inget ma Allah kalo mereka dalam keadaan genting. Utang banyak baru ngedo’a, di kecewain ama rekan kerja baru inget ma Allah, habis di tipu sales mie instan baru ngadu ma Allah, abis cerai baru minta ama Allah dicariin pengganti (padahal harusnya sejak awal minta yang sholihah, biar nggak cerai) dan lain sebagainya- sebagainya. Bener kan?
Seperti halnya tadi, para awak kapal tadi, yang baru mau berdo’a ketika mereka berhadapan ama badai besar.
Sobat fillah.., kita selaku umat Muslim yang baik, berdo’a dalam ketenangan itu adalah anugrah, dan ini harus kita lakukan sepanjang usia kita. Kita sebagai manusia kadang kala nggak pernah menyadari kalo dalam ketenangan itu seharusnya dipake buwat mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan yang kekuasaannya meliputi langit dan bumi.
Bukannya ketika sudah ditimpa musibah akibat ulah diri sendiri baru kita berdoa dan memohon agar musibah itu berhenti.
Jangan pernah ikuti perbuatan kaum-kaum terdahulu kaum yang ingkar& nggak taat kepada perintah Tuhannya, seperti Firaun yang sombong dan angkuh yang baru ingin bertobat ketika maut sudah berada ditenggorokannya.Naudzubillah.
So, sobat-sobatku.., berdo’alah walau saat ini kalian dalam keadaan sehat wal’afiat, berdo’alah walau saat ini kalian diberi berbagai macam nikmat, berdo’alah agar kita selalu ingat akhirat, sebab apa yang kita dapati didunia ini hanya sementara, apa yang telah kita dapati nggak ada yang abadi.
Allahu musta'an
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar