Kehidupan ini penuh dengan imajinasi laksana lagu yang meninabobokan. ...
Mengapa bisa terjadi demikian?
Mari kita mulai telaah dari aktifitas kita sehari-hari.
Media berperan penting dalam merubah sikap kita saat ini. Apa yang dilihat bisa jadi itu yang diikutinya. Peran media, baik itu melalui televisi, radio, majalah, koran, dan sejenisnya, sudah menjadi makanan ringan sehari-hari.
Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, media televisi menayangkan tontonan yang secara mayoritas kurang mendidik. Tontonan tersebut membuat para penonton kemudian berimajinasi dan berfikir yang terkadang di luar kewajaran.
Lagu yang diputarpun kebanyakan lagu-lagu yang melow. Lagu ketika yang sedang mengalami kesedihan tambah sedih, yang sedang susah tambah susah. Karena lagu tersebut tidak mencerminkan semangat untuk keluar dari kesusahan. Misalnya ketika kita sedang susah, seharusnya kemudian menyanyikan lagu :
Lirik lagu di atas bisa "memotivasi" kita secara nggak langsung untuk mencoba keluar dari kesusahan, bukannya kita terus-terusan berada pada zona nyaman kesusahan.
buat apa susah..
buat apa susah..
susah itu tak ada gunanya..
Lirik lagu di atas bisa "memotivasi" kita secara nggak langsung untuk mencoba keluar dari kesusahan, bukannya kita terus-terusan berada pada zona nyaman kesusahan.
Tapi kebanyakan dari kita sekarang adakah yang segera "real aksi" dari Zona susah??
Kebanyakan dari kita bangga dikasih label opo jare takdir (tanpa ada hasrat untuk merubah keadaan), pantaskah hal itu disandang orang-orang usia produktif seperti kita ?
Namun, Itulah kenyataan gaya hidup sekarang. Tidak bisa dihindari lagi. Namun kenapa mereka itu tidak pernah mau sedikit berfikir, betapa kita dijajah oleh media-media itu? Gaya glamour dan hedonis menjadi inspirasi remaja. Imajinasi tinggi, ingin sukses cepat, lulus cepat, kaya cepat. Namun hanya nonton tv saja aktifitas sehari-harinya..
Intinya "PENGEN KAYA TAPI MALES BEKERJA", opo iso..???
So...??
******************
GUYS....
Walau waktu berulang dan berputar pada detik dan menit yang sama, namun sesungguhnya ia tidak sama. Karena sesungguhnya momen yang berlalu tak pernah berulang lagi. Ia tetap akan tinggal di sana tanpa pernah terganti.
Layaknya frame kehidupan. Detik-detik yang berlalu mengisi setiap bongkahan, serpihan, atau pasangan waktu. Waktu tersebut seakan berurut menjadi sebentuk yang mengisi frame. Mungkin dari atas, dari samping, atau dari bawah. Tapi, waktu yang berlalu sudah terbentuk.
Bongkahannya akan tetap seperti itu, kita tidak pernah bisa mengubah bentuk bongkahannya. Kita hanya bisa melanjutkan bongkahan yang ada dengan melengkapinya dengan bongkahan yang akan datang sehingga menjadi sebentuk yang indah.
Manfaatkan setiap waktu yang ada, dan ubahlah yang telah berlalu dengan membentuk masa yang akan datang dengan indah.
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar