Dalam masyarakat kita yang mayoritas masih patrialistik, urusan meminang (melamar atau berinisiatif untuk menikah) acapkali menjadi hak eksklusif para pria.
Perempuan seakan tabu dan seolah merendahkan dirinya jika melakukannya terlebih dahulu. Pun ketika usia sudah masuk zona merah alias masuk kategori perawan tua.
Menunggu dipinang seakan tetap menjadi pilihan lebih baik daripada berinisiatif terlebih dahulu.
Apa salahnya meminang terlebih dahulu?
Mengapa cara ini terasa sangat berat untuk dilakukan oleh kaum perempuan?
Dalam Islam, cara ini tak dilarang bahkan tidak mengurangi kehormatan seorang perempuan sedikitpun. Pernikahan Nabi Muhammad dan Khadijah adalah contoh konkritnya. Sayangnya, masyarakat kita terutama para orang tua, masih menganggapnya tabu bahkan bisa sangat memalukan keluarga besar.
Alhasil, perempuan menjadi penanggung beban terbesar. Di satu sisi mendapat stereotip perawan tua dengan segala beban sosial dan psikologisnya. Di sisi lain tak bisa berbuat banyak karena mengajukan diri terlebih dahulu dianggap sangat tabu. Serba salah jadinya.
Dilema ini sebenarnya bisa dicari jalan keluarnya dengan memanfaatkan perantarayang bisa dipercaya. Entah apakah melalui orang-orang dekat maupun komunitas dakwah.
Tak ada salahnya meminta bantuan mereka untuk mencarikan calon pendamping yang baik dan amanah sekaligus meminta mereka merahasiakan bahwa inisiatif ini datang dari pihak perempuan.
Jika perantara memang amanah, seharusnya permintaan ini bukan masalah. Calon suami yang baik tentu juga tidak akan mengumbar ke publik tentang hal ini.
Selain khawatir keluarga besar akan menanggung malu, hal lain yang juga seringkali ditakutkan oleh perempuan saat akan meminang terlebih dahulu adalah anggapan teman-teman dan orang sekitar terhadap dirinya. Padahal, sejauh yang ane tau, teman-teman terutama yang laki-laki, justru sangat respek terhadap perempuan yang berani mengajukan dirinya secara terhormat. Menurut mereka, perempuan-perempuan ini sangat berani dan tau bagaimana menghargai dirinya. Berani (militan) menentang anggapan umum masyarakat, berani berinisiatif terhadap sebuah kebaikan yang sangat luar biasa. Suatu hal yang tidak semua orang berani melakukannya. Bukankah banyak juga pria yang tidak berani melamar anak perempuan orang?
Masalah lain yang juga acapkali menimbulkan kekhawatiran adalah, bisa bahagiakah menikah dengan orang yang sebelumnya tidak kita kenal sama sekali? Sekali lagi, jika orang-orang yang kita mintai bantuan adalah orang-orang yang amanah, tentu mereka tidak akan sembarangan menjodohkan (carikan pasangan) untuk kita. Karena pernikahan adalah ikatan seumur hidup. Sejauh yang ane tau, kebanyakan dari mereka yang menikah melalui cara ini bisa menjadi pasangan yang serasi (relatif banyak).
Justru, keretakan pernikahan dan hubungan lebih sering saya temui pada mereka yang sebelum menikah melalui proses pacaran sangat lama. Cinta saja memang tidak cukup, Allah sajalah yang akan membuat sebuah hubungan selamanya akan abadi dan bahagia.
Jadi, apalagi yang kau khawatirkan Saudariku?
Kebaikan yang satu ini memang sangat tidak mudah untuk dipraktekkan. Pilihan ada di tangan antum, terus menunggu (pelamar) sampai batas waktu (kapan) yang tidak antum ketahui dengan segala beban sosial dan psikologis yang kian hari terus bertambah. Atau segera mengakhirinya dengan cara yang terhormat dan dimuliakan oleh agama?
So, ngelamarlah dhisik'an soale stock pria sholeh iku limited..!!
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar