Emak ………, dialah sosok tempat dimana ane bisa berbagi cerita dan tempat di mana ane mengadu ketika ane mendapatkan kegalauan di hati ane di waktu remaja.
Bukan tanpa alasan ane membagi cerita ane kali ini, bagaimanapun juga ane menyadarinya bahwa ane dulu hanyalah remaja yang hendak tumbuh dewasa saat itu. Ketika ane selalu diposisikan sebagai orang lain oleh Bapak ane (yang terkenal agak otoriter), dan ane dipaksa menyelami, merasakan dan memahami perasaan orang lain.
Akhirnya pun ane belajar memahami orang lain.
Saat itu terjadi perselisihan antara ane dan bapak ane. Masalahnya seh sepele sebenarnya, hanya karena ane berbeda sudut pandang dengannya. Tapi ane memandangnya sebagai permasalahan besar karena ane pikir bid'ah itu bukan sesuatu yang kecil, ane punya alasan dan penjelasan yang akurat tentang permasalah itu.
Lalu ane meminta sudut pandang Emak ane tentang perselisihan antara ane dan bapak ane. Dan Emak ane pun memberikan nasihat dengan memberikan ilustrasi.
“Ketika Bapak kamu melihat botol sirup dari depan lalu melihat merk sirup itu,” ujarnya.
“Pasti dia akan berbicara merk sirup tersebut. Sedang kamu melihat botol sirup dari belakang, tentunya kamu melihat komposisi dari sirup tersebut, tentunya kamu akan menemukan persepsi yang berbeda. Dan kamu menerangkan sirup dari segi komposisinya (yang mungkin kamu temukan komposisi barang pengawet yang membahayakan disana)".
"Lantas, Apa kamu melihat ada perbedaan objek pandang? Tentunya Tidak. Apakah kamu melihat ada sesuatu yang prinsipil yang harus kalian pertengkarkan tentang sirup itu sendiri? Tentunya Tidak. Berarti kamu sudah paham bahwa sebenarnya kamu dan bapak kamu tidak ada perselisihan, hanya kalian punya sudut pandang yang berbeda".
"Cobalah memahami bapak kamu, nak! Dan itu tidak sedikitpun akan merugikan kamu. Kamu harus belajar musyawarah mufakat nak! jika bapakmu salah, maka luruskanlah prisipnya yang salah, karena mungkin laku dia seperti itu karena terbatasnya pengetahuannya dimasa lalu tentang bid'ah yang mungkin dia anggap khasanah (baik)".
Suatu hari dengan berapi-api ane mengatakan pada teman ane bahwa ane memiliki sistem yang baik untuk merubah pemerintah desa yang kita tinggali. Tapi teman ane ngotot bahwa sistem yang menurut ane baik tidak mungkin dilakukan. “Mustahil,” ujarnya.
Karena menurutnya, sistem yang ada sekarang itu udah baik. Lalu ane meminta sudut pandang dari Emak ane lagi tentang perselisihan antara ane dan teman ane. Lagi-lagi Emak ane pun memberikan nasihatnya dengan memberikan ilustrasi.
“Ketika kamu bilang bahwa beras bisa di buat minuman apa kamu akan memaksakan kehendak kamu pada tiap orang sementara pengetahuan mereka mengatakan beras hanya bisa dimakan setelahdan tidak bisa diminum setelah diproses dengan trik tertentu? Misalnya dijadikan beras kencur? tentunya Tidak kan..!"
"Apa kamu akan memaksakan pengetahuan kamu kepada orang yang belum mengetahuinya?. Tidak harus juga bukan.. !!"
"Berarti sekarang kamu sudah paham bahwa sebenarnya kamu dan teman kamu tidak ada perselisihan, hanya pengetahuan kamu tidak bisa dipaksakan pada orang lain yang belum memahaminya. Cobalah memahami orang lain, nak! Dan itu tidak sedikitpun akan merugikan kamu. Kamu harus belajar lebih dan lebih lagi nak..!”
Dalam sebuah rapat organisasi di karang taruna, terjadilah perbedaan pendapat antara anggota. Teman ane sebut si Fulan bilang bahwa idenya lah yang paling baik untuk mengembangkan organisasi KARTAR tersebut. Trus Teman ane sebut aja si Fulanah bilang bahwa idenya lah yang paling baik dan teman ane sebut si Fulani bilang bahwa idenya lah yang lebih baik. Perbedaan ide ini akhirnya memanas dan berujung pada bubarnya rapat tanpa hasil.
Ane pun akhirnya pulang dan coba meminta bantuan pendapat dari sudut pandang Emak ane tentang perbedaan pendapat antarateman-teman ane tadi. Dan Emak ane pun memberikan nasihatnya dengan memberikan cerita.
“Apa kamu ingat cerita 3 orang buta memegang gajah yang pernah ibu ceritakan waktu SMP dulu?” tanyanya.
“Ya,” ane mengangguk.
"Apa kamu ingat ketika mereka bersikeras bahwa gajah itu bentuknya sesuai dengan salah satu bagian tubuh gajah yang mereka pegang?”
“Ya,” ane mengangguk lagi.
"Itulah orang buta nak, dia hanya akan bersikeras dengan apa yang bisa diketahui oleh salah satu inderanya saja. Seharusnya yang memilki indera lebih lengkap memberikan penjelasan pada orang buta bahwa yang dipegangnya hanya salah satu bagian tubuh gajah tersebut, bukan seutuhnya. Kamu harus bisa menerangkan pada orang lain tentang sudut-sudut pandang yang berbeda, kamu harus lebih pintar dalam bersikap dan belajar jadi lebih arif dalam menyimpulkan tiap-tiap hasil argumen orang nak..!!"
"Cobalah memahami orang yang punya pengetahuan terbatas, nak! Dan itu tidak sedikitpun akan merugikan kamu. Kamu harus belajar dan terus belajar lagi nak, dan nggak semua orang itu seperti yang kamu pikirkah, tingkatan kecerdasan serta kepahaman orang itu berbeda-beda nak, termasuk Emakmu yang tua ini.!”
Suatu hari ane merasa memiliki banyak pengetahuan akan banyak hal,meski belum melaksanakannya satu pun. Ketika ane berbagi cerita dengan Emak ane, akhirnya pembicaraan kita mengerucut tentang bagaimana merubah negeri ini.
Dan dengan lantang saya menjelaskan cara berlian untuk merubahnya satu persatu dimulai dari struktur desa yang paling rendah dan DPR yang paling tinggi, dimulai dari tingkatan Lurah sampai Presiden.
Dengan tenang Emak ane hanya memberikan cerita tentang rapat sekumpulan tikus yang mempermasalahkan banyaknya komunitas mereka yang mati akibat keganasan sekawanan kucing.
Tiba-tiba ada tikus muda berteriak bagaimana kalau kita mengalungkan lonceng pada kucing supaya ketika dia datang kita akan mendengarnya dan kita bisa menyelamatkan diri atau sekedar sembunyi. Semua warga tikus gembira mendengar ide cemerlang tersebut itu. Lalu tikus yang lebih tua berdiri dan berkata siapa yang bersedia mengalungkan lonceng dileher kucing. Semua diam. Hanya diam tanpa bicara sepatah katapun yang keluar dari moncong mereka.
“Nak, bisa kamu fahami cerita tentang tikus diatas?" tanyanya.
"he'eh" sambil mengangguku.
"Cobalah sekarang kamu untuk belajar mengerjakan sesuatu jangan hanya memberi ide, nak..! Dan itu tidak sedikitpun akan merugikan kamu. Kamu harus belajar, belajar dengan diiringi jadi aktor, jangan hanya trus-trusan beretorika tanpa ada ujung pangkalnya, jika kamu punya perhitungan matang, maka lakukanlah sesuatu nak, rubahlah dunia dengan tangan bukan hanya dengan mulutmu (karena itu selemah-lemahnya iman)..!”
"Tuhan nggak akan ngerubah nasib suatu kaum jika kaum itu nggak berkenan merubahnya nak..!!"
Kesimpulannya dari beberapa cerita diatas adalah:
Ternyata memahami orang lain itu susah, dan yang lebih susah adalah kita memahami diri kita sendiri. Memberi ide itu mudah tapi melaksanakannya sendiri jauh lebih sulit.
Wallahua'lam..
Keep semangat untuk lakukan yang terbaik dalam hidup ini..!!
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar