Mooner [area]–“Tidak perlu jauh-jauh memikirkan Palestina, wong di dekat sini saja banyak yang menderita, ”
 begitulah argumen yang baru saja diucapkan oleh salah seorang personel 
band hardcore yang manggung setelah band kami (The Fourty’s Accident) 
tadi malam di Studio Gig “GARASI 337″.
Pertanyaannya, kenapa sikap seperti itu bisa terjadi? Dua hal yang pasti adalah karena lemahnya iman dan minimnya pengetahuan tentang fikih dalam pembela agama, negara dan pengikutnya.
Dalam tulisan ini, saya, sekaligus mewakili The Fourty’s Accident, berkewajiban untuk merespon statement tersebut dengan Manifesto “Kenapa Kami Peduli Palestina?” yang disertai berberapa alasan syar’i :
1. Kaum Muslimin sedunia adalah saudara seiman.
Allah berfirman:” Sesungguhnya orang-orang yang beriman tak lain adalah saudara”.(QS.
 Al-Hujurat:10) . Sudah tentu dengan firmanNya itu Allah Maha Tahu bahwa
 orang mukmin di dunia ini tidaklah terkategori dalam tiga penjuru 
persaudaraan nasab dekat yaitu ke atas (ayah/ibu dst), sederajat 
(kakak/adik) , ke bawah (anak, cucu dst) barangkalai mereka baru ketemu 
nasab di umatnya nabi Nuh yang selamat. Walaupun begitu Ia menyatakan 
bahwa mereka adalah saudara yaitu saudara seiman. Rasulullah menegaskan 
dengan sabdanya: “Setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya”
 (HR. Bukhari no: 2262 dan Muslim no: 4650). Dan tak satupun ulama yang 
berpendapat bahwa persaudaraan tersebut adalah persaudaraan nasab bukan 
iman.Bila demikian, maka poin ke dua di bawah ini adalah hak saudara 
yang harus ditunaikan saudara yang lain.
2. Membebaskan saudara dari sasaran kedzaliman adalah wajib, bahkan dari berbuat kedzaliman.
Sedangkan membiarkannya berarti terancam laknat Allah
 Yang menjadi dasar dari kewajiban ini adalah terusan hadis di atas, 
dimana selengkapnya Nabi bersabda: “Setiap Muslim adalah saudara 
bagi Muslim lainnya. Ia tidak berbuat dzalim kepadanya juga tidak 
membiarkannya tersakiti/terdzalimi”. Dasar lain yang cukup populer adalah sabda Rasul : “Tolonglah saudaramu dalam kondisi dzalim maupun didzalimi” (HR. Bukhari no:2263) Dalam shahih Muslim diterangkan tentang maksud hadis tersebut, di mana Nabi bersabda: “Jika
 dia berbuat dzalim, maka kau cegah dia dari kedzalimannya itu, itulah 
yang disebut menolongnya. Tetapi bila ia didzalimi maka wajib pula bagi 
yang lain untuk menolongnya terbebas dari kedzaliman itu” (HR. Muslim , no:4681). XII,463.
Saudara kita kaum Muslimin di Gaza Palestina adalah 
korban kedzaliman yang sangat keji sepanjang sejarah dunia modern nan 
“beradab” ini. Maka dari itu tak ada alasan bagi kaum Muslimin dunia 
untuk tidak membela mereka semaksimal mungkin. Bila tidak, Ibnu Abbas 
telah meriwayatkan dari Rasulullah sebuah hadis qudsi dimana Allah 
befirman: “Demi keperkasaanku dan keagunganku, sungguh aku akan 
membalas orang dzalim di dunia maupun akhirat dan sungguh aku juga akan 
membalas dendam orang yang menyaksikan orang yang terdzalimi sementara 
ia mampu menolongnya kemudian ia tidak membelanya” (HR. Thabrani dan Hakim)
3. Jihad fisik adalah fardhu kifayah saat cukup dengan sebagian, bila tidak adalah fardhu ‘ain.
Pada saat ini sungguh nyata bahwa bila kaum Muslimin 
di Gaza dibiarkan bertumpu pada kekuatan dan potensi sendiri, jelas 
tidak seimbang dari berbagai sisi, personil, senjata maupun logistik. 
Israel Defence Forces (IDF, angkatan bersenjata Israel) memiliki 176 
ribu infanteri bersenjata lengkap. IDF juga mendapat dukungan serangan 
udara dari 286 helikopter serbu, dan 875 jet tempur berkecepatan 
supersonik. Juga, 2800 tank dan 1.800 senjata artileri (meriam, rudal, 
peluncur roket) yang semuanya on load (siap digunakan).
Sebaliknya, Hamas hanya berkekuatan maksimal 20.000 
pejuang. Tanpa pesawat tempur, jet, atau helikopter patroli satu pun. 
Mereka hanya memakai roket Al Banna dan Al Yaasin, modifikasi rudal PG-2
 Rusia yang mampu menghancurkan tank Merkava dalam radius 500 meter. 
Roket lainnya, yang juga hasil modifikasi, maksimal hanya bisa meluncur 
55 kilometer. Itu hanya cukup sampai Kota Sderoth, yang bukan jantung 
komando Israel.
Kurang lengkapkah penderitaan dan keprihatinan 
kondisi saudara kita di sana untuk mengubah hukum fardhu kifayah menjadi
 fardhu ‘ain? Jelas berlebih. Maka fardhu ‘ain bagi setiap Muslim untuk 
berjihad untuk membantu saudaranya itu sesuai kemampuan maksimal 
masing-masing. Bagi yang mempunyai potensi fisik, sarana dan skill, maka
 –selama memungkinkan- wajib bergabung dengan saudaranya di Gaza. Yang 
lain wajib saling melengkapi, antara yang berkemampuan secara fisik 
maupun perbekalan/biaya. (Lihat: Ibn Hajar, Fath al-Bari :IV, 431, 
Al-Nawawi, Syarh Shahih Muslim : VI, 335, Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, 
II,621)
4. Mengenyahkan kemungkaran adalah wajib.
Segala tindakan yang berseberangan dengan syariat adalah kemungkaran. Dan untuk itu Rasulullah bersabda: “Barang
 siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan 
tangan/kekuasaannya , jika tidak mampu maka dengan lisannya dan bila 
tidak bisa maka dengan hatinya dan yang demikian adalah (indikasi) 
selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim no:70)
Itulah perintah Nabi untuk menyikapi kemungkaran 
secara umum, sedangkan yang terjadi di Gaza tak sekedar kemungkaran 
biasa, tetapi adalah kekejian (fahisyah) alias kemungkaran tingkat 
tinggi. Maka dari itu mengenyahkannya adalah wajib.
5. Orang mukmin harus membantu tetangganya yang membutuhkan.
Dalam rangka solidaritas kepada tetangga untuk urusan perut Rasulullah bersabda: “Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur malam dalam kondisi kenyang sementara tetangganya kelaparan dan ia mengetahuinya”
 (HR. Thabrani dan Hakim). Bagaimana dengan urusan nyawa? Masih adakah 
sisa keimanan bila seorang Muslim sengaja tidak berjibaku untuk 
membantu?
6. Israel adalah perampok wilayah kaum Muslimin Palestina secara nyata tanpa diragukan sedikitpun.
Terlalu banyak catatan sejarah pencaplokan Israel terhadap tanah Palestina sejak 1946 hingga 2008.
7. Israel memproses pengambilalihan dan penghancuran Masjid al-Aqsa, warisan Islam.
Masjid Al-Aqsa (Arab: masjid terjauh) adalah 
salah satu bangunan yang menjadi bagian dari kompleks bangunan suci di 
Kota Lama Yerusalem (Yerusalem Timur) atau dikenal Al-Haram asy-Syarif.
Nabi Muhammad SAW diangkat ke Sidratul Muntaha dari 
lokasi ini pada tahun 621 Masehi, menjadikan masjid ini sebagai tempat 
suci di Islam (lihat peristiwa Isra’ Mi’raj!)
Masjid Al-Aqsa yang dulunya dikenal sebagai Baitul 
Maqdis, merupakan kiblat shalat umat Islam yang pertama sebelum 
dipindahkan ke Ka’bah di dalam Masjidil Haram. Umat Muslim berkiblat ke 
Baitul Maqdis selama Nabi Muhammad mengajarkan Islam di Mekkah (13 
tahun) hingga 17 bulan setelah hijrah ke Madinah. Setelah itu kiblat 
shalat dipindah ke Ka’bah (di Masjidil Haram, Mekkah) hingga sekarang.
Masjid yang direnovasi oleh Khalifah Abdul Malik bin 
Marwan dari Kekhalifahan Umayyah (Dinasti Bani Umayyah) pada tahun 66 H 
ini akhirnya disepakati menjadi warisan suci kaum Muslim sedunia. Karena
 itulah, tatkala kaum Yahudi berusaha membakarnya tanggal 21 Agustus 
1969 telah mendorong berdirinya Organisasi Konferensi Islam (OKI), saat 
ini beranggotakan 57 negara. Pembakaran tersebut juga menyebabkan sebuah
 mimbar kuno yang bernama “Shalahuddin Al-Ayyubi” terbakar habis.
8. Israel telah Membunuh Banyak Nyawa Kaum Muslim dan Warga Palestina lain.
Dalam sejarahnya pendirian Negara Israel (14 Mei 
1948), kaum Yahudi ini tak pernah kering dari genangan darah dan air 
mata warga Palestina.
9 April 1948, Menachem Begin memimpin pasukan Irgon 
Israel menyerang desa Der Yasin dan melakukan pembantaian warga desa di 
sana. Dalam aksi ini, Zionis-Israel membantai lebih 254 orang Palestina 
laki-laki, wanita dan anak-anak (dalam sebagian riwayat disebutkan 
jumlahnya lebih 360 orang dari jumlah total penduduk desa 600 jiwa) 
secara keji dan biadab.
Sebagian besar jasad korban dibuang ke dalam 
sumur-sumur yang ada. Bergabung dalam pembantaian itu, dua geng 
“teroris” Yahudi, Shtern yang dipimpin oleh Yizhak Samer yang mewarisi 
Menachem Begin menjadi PM Israel di awal tahun 80 an dan kelompok 
“teroris” Yahudi, Hagana dengan pimpinan David Ben Gorion. Geng-geng 
Yahudi tersebut dibentuk dengan nama “pertahanan Israel”.
Menachem Begin, yang kemudian diangkat menjadi 
Perdana Menteri Zionis Israel 1977 -1983 bahkan diberi hadiah Nobel 
perdamaian. Ia sempat mengungkapkan kebanggaannya dengan pembantaian 
ini, serta menganggapnya sebagai alasan penting dalam pendirian negera 
Yahudi dan pengusiran Arab (Palestina).
Begin mengatakan, “…Orang-orang Arab mengalami 
goncangan dahsyat tanpa batas setelah berita (pembantaian) Der Yasin. 
Mereka mulai melarikan diri guna menyelamatkan nyawa-nyawanya… , dari 
700 ribu jumlah orang Arab yang tinggal di Israel sekarang tidak tersisa
 kecuali 165 ribu saja” … “apa yang terjadi di Der Yasin dan apa yang 
diberitakan tentangnya telah membantu pelempangan jalan kita untuk 
menggapai kemenangan di dalam pertempuran sengit di arena perang. 
Legenda Der Yasin telah membantu kita secara khusus menyelamatkan perang
 Haifa” … “pembantaian Der Yasin memiliki dampak dan pengaruh luar biasa
 dalam jiwa orang-orang Arab (Palestina) yang menyamai 6 kebahagian 
serdadu-serdadu.
Kasus pembantaian seperti di Der Yasin terjadi 
berulang-ulang di desa-desa Arab (Palestina) lainnya saat terjadi perang
 tahun 1948. Kasus serupa terjadi di Thantura, Nashiruddin, Bet Daras 
dan yang lainnya. Seorang sejarawan Israel yang juga seorang peneliti 
dalam militer Israel kala itu, Aryeh Yeshavi telah mengakui hal itu 
dengan mengatakan, “Jika kita total fakta-fakta dan realita kita 
mengetahui bahwa pembantaian Der Yasin terjadi terlalu jauh dari tabiat 
yang semestinya guna menduduki desa Arab, terjadi pernghancuran 
terbanyak jumlah rumah di dalamnya. Dalam aksi-aksi ini telah dibunuh 
banyak sekali wanita, anak-anak dan orang tua.”
6 Februari 2001, Tatkala Ariel Sharon menjadi Perdana
 Menteri, menggantikan Ehud Barak, Mantan Menteri Pertahanan Israel 
tahun 1982 itu, membantai 2.000 lebih pengungsi Palestina di Sabra dan 
Satila.
5 Maret 2002, pusat Rehabilitasi Tuna Netra al-Nur, 
yang didirikan dan dijalankan oleh PBB dan satu-satunya sekolah untuk 
anak tuna netra di Gaza, dibom. Menteri Pendidikan Palestina mengungkap 
bahwa 435 anak-anak tertembak mati antara September 2000 dan Maret 2002,
 150 di antaranya anak-anak usia sekolah, dan 2402 anak-anak terluka.
Tahun 2006, Sharon juga terlibat mengerahkan 90.000 
tentara Israel ke Libanon, yang didukung 1.200 truk, 1.300 tank, dan 634
 pesawat tempur dengan peralatan canggih. Dalam tempo satu pekan, 
sebanyak 200.000 penduduk Libanon kehilangan tempat tinggal, 20.000 
orang mengalami luka-luka, dan ribuan terbunuh.
9. Israel Pelangggar Perjanjian dan Konvensi Paling Utama.
Entah ada berapa kali perjanjian damai antara Israel 
dan Palestina selalu dikhianati Israel. Semua rancangan Perserikatan 
Bangsa-Bangsa (PBB), dan Amerika Serikat (AS) semua berantakan gara-gara
 ulah Israel yang selalu mengabaikan resolusi apapun. Israel tetap 
melakukan pelanggaran dan senantiasa meneruskan membunuh dan pengusiran 
warga Palestina demi perluasan wilayah.
Yang tidak banyak orang tahu, jumlah resolusi yang 
diabaikan oleh Israel telah mencapai 69 buah. Bayangkan seandainya satu 
Negara Islam mengabaikan 1 resolusi PBB, apa yang akan dilakukan oleh 
Amerika?
10. Israel Sumber Agresor & Kerusakan.
Israel berada di belakang Amerika dan Uni Eropa dalam
 menolak kemanangan Hamas setelah memenangkan Pemilu secara demokratis 
bulan Januari tahun 2006. Bersama Amerika pula, Israel memasukkan 
Harakah Muqowamah Al-Islamiyah (Hamas) sebagai kelompok-kelompok 
“teroris”. Israel juga berada dibalik pelarangan setiap bentuk dialog 
dengan Hamas, meski kelompok ini menang Pemilu, sebagaimana diinginkan 
dunia Barat dan Eropa.
Sikap Amerika dan negara-negara Eropa dan Israel yang
 menolak Hamas menunjukkan betapa perdamaian dan demokrasi yang 
seringkali dielu-elukan Barat selama ini hanyalah sekedar slogan, tidak 
lebih. Mereka menggembar-gemborka n perdamaiandan demokrasi tetapi 
mereka menghianatinya sendiri. Kasus serupa juga terhadi di Aljazair 
tahun 1991 dan Somalia, ketika Islam memenangkan suara.
Al-Quran sangat jelas menyebut karakter “aggressor” 
dan ulah pembuat kerusakan ini. Sebagaimana firman Allah, “Dan telah 
Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam Kitab itu: Sesungguhnya kamu 
akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan 
meyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” [QS. al-Isra': 4].
Dengan beberapa alasan diatas, kami, The Fourty’s 
Accident, menyatakan diri sebagai band hardcorepunk yang akan terus 
peduli dengan Palestina sampai mereka bebas dari penjajahan zionist 
Israel! Dan yang perlu diingat bahwa kepedulian kami kepada Palestina 
tidak mengurangi kepedulian kami kepada umat Islam yang dekat dan ada 
disekitar kami. Karena membantu keduanya (yang berada di Palestina 
maupun yang dekat dengan kita) sama-sama penting dan wajib!
(Aik, vokalis The Fourty’s Accident)
Komentar [area]:


0 Comment [area]:
Posting Komentar