Umii... hari ini kau tampak begitu letih..
Sebelum mataku terbuka melihat dunia, sebelum fajar mengajak kita bersujud, kau menyiapkan pakaian kerjaku..
Segelas kopi untukku tak pernah absen di meja makan kita yang sederhana, yang tak layak disebut meja makan. Kala mataku lelah bekerja membangun sebuah masa depan, kau rajin mengingatkanku untuk tak lupa berdoa serta bersedekah.
Umii... hari ini kau tampak begitu letih..
Namun, kau berupaya menyembunyikannya di depanku berusaha terus "sami'na wa atha'na" kepadaku dan selalu seperti itu. Dan aku tak tega untuk berterus terang bahwa aku mengetahui kau kelelahan. Maka, biarkan tubuhku menjadi perebahan sejenakmu melepas penat sebelum aku berangkat kerja.
Umii... hari ini kau tampak begitu letih...
Namun, tak pernah kudengar engkau mengeluhkannya..
Yang ada, kau rajin bersenandung di kamar kecil kita ini, ditiap maghrib dengan lantunan ayat-ayat suci. Waktu istirahatmu telah tercuri untuk darma baktimu sebagai istri.
Umii... hari ini kau tampak begitu letih...
Tak jarang kau membuat masakan lezat kesukaanku..
Tak jarang kau mengurusi segala urusan rumah tangga kita sendirian.
Tak jarang aku harus meninggalkanmu dan pulang teramat larut malam demi sebuah panggilan sosial.
Tak jarang aku lebih memikirkan pekerjaan sampinganku ketimbang meluangkan waktu bersamamu.
Umii... hari ini kau tampak begitu letih...
Selama satu tahun kau setia mendampingiku dalam suka dan duka. Tak sedikit pun kau lalai membukakan pintu ketika dini hari aku pulang kerja. Tak sedikit pun kau mengeluhkannya. Justru kau tak segan menyampaikan doa untuk keselamatanku.
Wahai muslimah baik, istriku...
Saksikan hari ini aku sebagai laki-laki yang egois dan memikirkan diri sendiri untuk:
Menyampaikan rasa kagumku.
Menyampaikan maafku karena keteledoranku.
Menyampaikan terima kasih tak terhingga atas pengorbananmu.
Menyampaikan kebanggaanku sebagai suamimu.
Untuk: Istriku tersayang
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar