Pernah hidup seorang petani miskin beserta istrinya di tengah desa yang terpencil di tengah hutan. Suatu hari si petani pergi mencari kayu untuk keperluan dapur rumah tangganya. Berjalanlah ia di atas sebuah jembatan bambu yang dibawahnya mengalir sungai yang cukup dalam serta deras. Ketika ia melalui jembatan itu, tanpa sengaja goloknya terjatuh. Sang petani sedih bukan kepalang.
Ketika ia sedang sedih datanglah Jin Ifrid. “Mengapa engkau bersedih?’ Tanya sang Jin.
“Golok kesayanganku terjatuh di sungai itu,” jawab petani. Sang Peri yang merasa iba berkata, “Tunggu sebentar ya, aku akan bantu carikan.”
Tak berapa lama kemudian Jin datang dengan membawa golok yang terbuat dari emas. “Inikah golokmu?” Tanya si Jin.
Segera petani menjawab,
“Bukan, golok kepunyaanku sangat sederhana dan tidak sebagus itu.”
Jin Ifrid pun menghilang dan tak berapa lama kemudian datang dengan membawa golok yang bertahtakan berlian, “Inikah golokmu?”
Petani itu kembali menjawab,
“Bukan, golokku sangat sederhana dan tidak seindah itu.”
Tak berapa lama kemudian Si Jin Ifrid itu pergi dan kembali datang dengan membawa golok yang kusam dan sederhana, “Inikah golokmu?” tanya si Jin kembali.
Petani itu segera menjawab, “Benar!”
Jin Ifrid pun kemudian menyerahkan golok itu kepada petani. Tidak hanya itu, melihat kejujuran sang petani, Si jin kemudian menghadiahkan golok emas dan golok berlian tadi kepada petani.
Beberapa pekan kemudian petani itu beserta istrinya hendak pergi ke pasar ingin menjual golok emas yang ia peroleh dari Jin ifrid beberapa pekan lalu yang hasil jualnya untuk menebus sembako dan keperluan sehari-hari lainnya .
Ketika melewati jembatan yang sama, tiba-tiba istri petani yang sudah tua itu terjatuh ke sungai yang lagi deras-derasnya arusnya. Petani itupun menangis tiada henti di pinggir sungai.
Ketika ia menangis kembali Jin Ifrid yang beberapa pekan lalu pernah menolongnya juga memberi hadiah golok emas dan berlianpun datang.
“Ada apa kamu menangis?” tanyanya.
“Istriku terjatuh ke sungai,” jawab si petani dengan wajah pucat pasi.
Si Ifrid itu kemudian menghilang sejenak dan tak berapa lama kemudian ia muncul dengan membawa Tamara Blezinsky.
“Apakah ini istrimu?” tanya sang Jin.
Petani itu langsung menjawab, “Betul!” ohm Jin..
Dengan mendengar jawaban si petani tadi Si jin ifrid nggak kuasa langsung kecewa. Petani yang sebelumnya jujur, hari itu berdusta hanya karena dapat wanita yang lebih cantik dari istrinya yang terjatuh dalam sungai.
Si petani lantas bertanya "kenapa ohm jin tampak bersedih dan kecewa??"
“Ane kecewa dengan ente, mengapa ente bohong?”
Dengan agak takut petani itu menjawab, “Bila aku jawab bukan maka engkau akan pergi dan tak berapa lama kemudian akan muncul dengan membawa Olla Ramlan. Saya kemudian menjawab itu 'bukan istri saya'. Engkau lalu akan pergi dan tak berapa lama datang dengan membawa istri saya…”
Petani itu diam sejenak, kemudian melanjutkan perkataannya. “Karena perilaku saya itu, kemudian engkau mengembalikan istri saya kemudian menghadiahkan kepada saya
Tamara Blezinsky dan Olla Ramlan".
"Ohm Jin, saya ini petani miskin, mana mungkin saya sanggup menghidupi tiga istri???!!"
Tyus..tyus..apakah ane harus bilang woww gitu karena pak tani dapat Tamara Blezinsky...wkwkwkwkk..
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar