Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
7.10.12 | Minggu, Oktober 07, 2012 | 0 Comments

GUYS, KITA INI BAGAI BUIH

“Akan datang suatu masa, dalam waktu dekat, ketika bangsa-bangsa (musuh-musuh Islam) bersatu-padu mengalahkan (memperebutkan) kalian. Mereka seperti gerombolan orang rakus yang berkerumun untuk berebut hidangan makanan yang ada di sekitar mereka”. Salah seorang shahabat bertanya: “Apakah karena kami (kaum Muslimin) ketika itu sedikit?”Rasulullah menjawab: “Tidak! Bahkan kalian waktu itu sangat banyak jumlahnya. Tetapi kalian bagaikan buih di atas lautan (yang terombang-ambing). (Ketika itu) Allah telah mencabut rasa takut kepadamu dari hati musuh-musuh kalian, dan Allah telah menancapkan di dalam hati kalian ‘wahn’”. Seorang shahabat Rasulullah bertanya: “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan ‘wahn’ itu?” Dijawab oleh Rasulullah saw.: “Cinta kepada dunia dan takut (benci) kepada mati”.(dalam at-Tarikh al-Kabir, Imam Bukhari; Tartib Musnad Imam Ahmad XXIV/31-32; “Sunan Abu Daud”, hadis No. 4279)
“Akan datang suatu masa, dalam waktu dekat, ketika bangsa-bangsa (musuh-musuh Islam) bersatu-padu mengalahkan (memperebutkan) kalian. Mereka seperti gerombolan orang rakus yang berkerumun untuk berebut hidangan makanan yang ada di sekitar mereka”. Salah seorang shahabat bertanya: “Apakah karena kami (kaum Muslimin) ketika itu sedikit?”Rasulullah menjawab: “Tidak! Bahkan kalian waktu itu sangat banyak jumlahnya. Tetapi kalian bagaikan buih di atas lautan (yang terombang-ambing). (Ketika itu) Allah telah mencabut rasa takut kepadamu dari hati musuh-musuh kalian, dan Allah telah menancapkan di dalam hati kalian ‘wahn’”. Seorang shahabat Rasulullah bertanya: “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan ‘wahn’ itu?” Dijawab oleh Rasulullah saw.: “Cinta kepada dunia dan takut (benci) kepada mati”.(dalam at-Tarikh al-Kabir, Imam Bukhari; Tartib Musnad Imam Ahmad XXIV/31-32; “Sunan Abu Daud”, hadis No. 4279)
Hadits ini bener-bener pas dengan keadaan kaum muslim saat ini, atau bahkan sebenarnya sudah sejak ratusan tahun yang lalu secara turun temurun dari generasi ke generasi tanpa disadari. Astaghfirullah.. 

Akankah kita hanya mampu diam seribu bahasa, tak bergerak untuk berubah, tetap bergeming meski kondisi terus membuat kita kian terpuruk? Jika hanya mampu diam, jelas itu adalah cara terburuk menghadapi masalah. Kamu tahu kan, ada pameo, “Semut saja kalo diinjek mati, eh ngelawan”? Nah, apalagi manusia? Tentu saja kalo manusianya nyadar dan punya pikiran bener, perasaannya nggak sedang terganggu. Tetapi kalo nggak nyadar dan lagi galau pikir dan rasanya ya bablas juga. Tetap nggak bakalan bisa merasakan kondisi dirinya, apakah sedang berjaya, atau malah sedang nyungsep terbenam dalam lumpur kesengsaraan.

Bro en Sist fillah sebenarnya patut bikin renungan judul postingan kali ini bagi kita. Sebab, yang ane kritisi kali ini "bagai buih dilautan" itu adalah kondisi kita saat ini sebenar-benarnya. Yup, kondisi kita kaum muslimin guys... 
Sebagaimana yang digambarkan oleh Rasulullah saw. dalam sabdanya diatas.
 
Kita (muslim) jumlahnya banyak sob.., lebih dari 1,5 miliar saat ini. Tetapi kita tercerai-berai dalam banyak negara, golongan, partai, organisasi dan bahkan kelompok-kelompok kecil. Sehingga kita tak mampu bersatu padu melawan musuh-musuh yang sudah jelas menginjak-injak kehormatan kita sebagai muslim. Perhatikan dengan seksama ayat Al Quran surat Al Hujuraat ayat 13 ini :

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Sobat Mooner [Area] Rahimakumullah, kalo merenungkan kondisi beberapa pekan terakhir ini.. Ya, beberapa pekan terakhir saja, nggak usah jauh-jauh hingga puluhan tahun yang lalu, kita seharusnya sadar dan merenung dalam-dalam. Gimana nggak guys., tuduhan dalam isu dan kasus terorisme jelas-jelas diarahkan kepada Islam dan kaum muslimin. Buktinya, semua yang terduga teroris itu muslim—bahkan Direktur BNPT (Badan Nasional Penanggulan Terorisme), Ansyaad Mbai dalam sebuah pemberitaan di media menyebutnya teroris, bukan lagi terduga. Hal ini sengaja membangun persepsi bahwa pelaku sudah pasti teroris, padahal masih ada kemungkinan bukan. Sebabnya, bagaimana mungkin bisa mengklarifikasi kepada terduga teroris, wong banyak yang langsung di-dor mati.

Itu baru soal terorisme Sobat fillah,. Berikutnya kita dibawa pada pemberitaan yang masih terkait tetapi lebih spesifik soal kegiatan Rohis (Baca:Kerohanian Islam) di sekolah. Metro TV pada 5 September 2012 menayangkan dialog di program Metro Hari Ini bersama narasumber Guru Besar Universitas Islam Negeri Jakarta Profesor Bambang Pranowo, mantan Kepala Badan Intelijen Negara Hendropriyono dan pengamat terorisme Taufik Andri.

Dalam dialog tersebut Profesor Bambang Pranowo menyampaikan hasil penelitiannya bahwa ada lima pola rekrutmen teroris muda. Salah satunya melalui ekstrakurikuler di masjid-masjid sekolah. Dalam dialog itu dijelaskan, bahwa sasaran “teroris” adalah siswa SMP akhir – SMA dari sekolah-sekolah umum, mereka juga masuk melalui program ekstrakurikuler di masjid-masjid sekolah. Siswa-siswi yang terlihat tertarik kemudian diajak diskusi di luar sekolah dan mereka dijejali berbagai kondisi sosial yang buruk, penguasa korup, keadilan tidak seimbang. Yang tidak kalah penting, katanya, mereka didoktrin bahwa penguasa adalah thogut/kafir/musuh. (hidayatullah.com)

Setelah isu terorisme dan tuduhan bahwa rohis sarang teroris mereda muncullah berita seputar film 'Innocence of Muslims' yang memicu gelombang unjuk rasa di berbagai negara, termasuk di negeri kita. 
Ane pernah melihat trailer film itu, dan kebetulan temen ane yang dari Rusia menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia sehingga masyarakat umum bisa tahu isi propaganda dari film itu. Film ini pun secara khusus sempat menjadi topik diskusi aktual pekanan di beberapa kampus ternama untuk menambah informasi dan opini yang berkembang dari kemunculan film tersebut. Wajar, bila kaum muslimin marah. Sebab, dalam film itu memang digambarkan sosok yang disebut-sebut sebagai Rasulullah Muhammad saw. Nabi kita dilecehkan dengan sebutan-sebutan hina (yang tak pantas saya tulis lagi di sini). Sungguh terlalu.

Film yang berisi pelecehan terhadap Islam dan Nabi Muhammad saw. ini pertama kali ditayangkan di wilayah California, AS dalam bahasa Arab awal tahun ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Mesir. Film ini konon kabarnya disutradarai seorang zionis berkewarganegaraan Amerika, Sam Bacile (baca: Sam Banci), namun berita yang muncul diberbagai media mengungkapkan bahwa otak di belakang pembuatan film ini ternyata seorang penganut Kristen koptik bernama Nakoula Basseley (Baca: Nakula Basi), lahir tahun 1957 di Mesir dan kemudian menetap di California, Amerika Serikat.

Saat kita masih marah atas pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw. dalam film Innocence of Muslims, muncul pula kartun Nabi Muhammad SAW. di surat kabar Charlie Hebdo, Perancis. Nggak tanggung-tanggung, 20 kartun sekaligus! Alasan yang dikemukakan adalah kebebasan pers. Hadeeuh ndasmu...!!!, bebas sih bebas, tapi giliran melecehkan Islam dan kaum muslimin malah paling semangat jika giliran dibalik???. Ini namanya menabur kebencian.. (baca: kenapa cuma Islam yang diserang).
Sobat Fillah, atas semua ini. Ya, atas semua kondisi ini, astaghfirullah, kita hanya mampu teriak, marah, unjuk rasa lalu padam semangatnya. Meski yang bereaksi ini tentu masih mendingan ketimbang kaum muslimin yang sama sekali diam dan cuek alias nggak mau mikirin binti acuh tak acuh, karena itu sama dengan orang yang ditelanjangi didepan umum diam aja..

Bangun dari tidurmu Guys!

Pernah lihat buih di lautan? Ya, terombang-ambing di tengah gelombang. Perumpamaan yang masuk akal dari Rasulullah saw. Kita, jumlahnya banyak. Tetapi kita mudah dilecehkan, dihina, dipermainkan hingga dibantai musuh-musuh Islam. Kaum muslimin tercerai-berai dalam lebih dari 50 negara. Kehebatan dan kemuliaannya terborgol dalam kotak-kotak sempit bernama nasionalisme, golongan, kelompok, partai, komunitas. Sungguh tak nampak kehebatannya sebagai ‘mantan’ negara adidaya yang memimpin dunia lebih dari seribu tahun lamanya.

Pernah lihat buih di lautan? Ya, terombang-ambing di tengah gelombang. Perumpamaan yang masuk akal dari Rasulullah SAW. Kita, jumlahnya banyak. Tetapi kita mudah dilecehkan, dihina, dipermainkan hingga dibantai musuh-musuh Islam. Kaum muslimin tercerai-berai dalam lebih dari 50 negara. Kehebatan dan kemuliaannya terborgol dalam kotak-kotak sempit bernama nasionalisme, golongan, kelompok, partai, komunitas. Sungguh tak nampak kehebatannya kita sebagai ‘mantan’ bangsa adigdaya dengan KHILAFAH ISLAMIYAH-nya yang memimpin dunia lebih dari seribu tahun lamanya.

Kisah kita, yang seperti buih di lautan memang menyedihkan, memilukan, mengenaskan. Umat Islam saat ini bagaikan buih di lautan yang terombang-ambing gelombang. Siap dimangsa kapan saja dan di mana saja oleh musuh-musuhnya. Meski banyak, namun nggak ubahnya gerombolan domba yang siap saja ketika harus digiring ke tempat pen­jagalan. Rentetan kisah tragis tengah terjadi di dunia Islam. Nasib tragis kaum muslimin di Palestina, Afghanistan, Irak, Rohingya, dan negeri-negeri lainnya, membuktikan ternyata kita nggak mampu meredamnya sedikit pun. Darah dan air mata kaum muslimin begitu saja ditumpahkan, tanpa ada perlawanan berarti dari kaum muslimin yang lain. Menyedihkan memang.

Sobat muslim fillah, dikisahkan ketika terjadi penyerbuan tentara Tartar dari Mongo­lia. Betapa konyol dan pasrahnya kaum muslimin saat itu, digam­barkan oleh ahli sejarah, se­orang tentara Tar­tar yang menemukan tempat persembunyian kaum muslimin (lelaki, wanita dan anak-anak). Ia berkata: “Sayang sekali, aku tidak membawa senjata untuk membunuh kalian. Awas, jangan bergerak. Tunggu sampai aku kembali membawa pedangku.” Nggak lama kemudian ia kembali dengan membawa pedangnya dan menjagal satu per­satu kaum muslimin tersebut. Nggak ada sedikit pun usaha kaum muslimin untuk mening­galkan tempat itu, misalnya dengan melarikan diri atau minimal melakukan perlawanan dengan segenap kekuatan yang ada. Alangkah Menyedihkan! (lebih rinci tentang kekejian dan kejahatan pasukan Tartar dalam buku al-Bidayah wan Nihayah, oleh Ibnu Kathir jilid 13, Hlm. 83-88 dan buku al-Kamil fit Tarikh, oleh Ibnul Athir, jilid 9, hlm. 329-386).

Sobat 
Mooner [Area], para penguasa negeri-negeri kaum muslimin nggak kuasa menghadapi berbagai intimidasi yang berujung kepada penyerahan diri secara menghinakan. Benturan-benturan ekonomi, politik, sosial bahkan hukum dan pemerintahan, telah meng­antarkan mereka kepada penghambaan terhadap bangsa-bangsa Barat yang kufur dan jelas-jelas memerangi Islam dan kaum muslimin. Waduh, bahaya banget dah guys!

Melihat kenyataan ini tentu saja harus menghentikan diam kita, yuk bangun en bergerak melawan guys.. Jangan bengong, apalagi planga-plongo nggak jelas kayak orang bingung abis dipindahin tempat tidurnya ama jin. 
(Berasa lagi tidur di kasur empuk di hotel mewah, ehh ternyata pas bangun sudah ada di bis jurusan Surabaya, lalu ditagih ongkosnya ama kondektur bis. Pasti bingung banget kan? Hehehe.. ngasal banget nih ane nulis!)

Bersatulah Guys!!

Tidak dapat disangkal bahwa Al-Quran memerintahkan persatuan dan kesatuan. Sebagaimana secara jelas pula Kitab suci ini menyatakan bahwa 
"Sesungguhnya umatmu  ini  adalah  umat  yang satu" (QS Al-Anbiya' : 92, dan Al-Mu'minun : 52).

Pertanyaan  yang  dapat  saja muncul berkaitan dengan ayat ini adalah:

  • Apakah ayat ini dan semacamnya mengharuskan penyatuan seluruh umat Islam dalam satu wadah kenegaraan?
  • Kalau tidak, apakah dibenarkan adannya persatuan/kesatuan yang diikat oleh unsur-unsu yang disebutkan di atas, yakni persamaan asal keturunan,adat, bahasa, dan sejarah?

Yang  harus  dipahami  pertama  kali  adalah  pengertian   dan penggunaan  Al-Qur'an atas   kata ummat. Kata ini terulang 51kali dalam Al-Quran, dengan makna yang berbeda-beda.

Ar-Raghib  Al-Isfahani  --pakar  bahasa  yang  menyusun  kamus Al-Quran  Al-Mufradat  fi  Ghanb  Al-Quran-- menjelaskan bahwa ummat  adalah  "kelompok  yang  dihimpun  oleh  sesuatu,  baik persamaan  agama,  waktu,  atau tempat, baik pengelompokan itu secara terpaksa maupun atas kehendak sendiri."

Memang, tidak hanya manusia yang berkelompok  dinamakan  umat, bahkan binatang pula demikian.

Dan tiadalah binatang-binatang melata yang ada yang dibumi, tiada juga burung2 yang terbang dengan kedua sayapnya, kecuali umat-umat seperti kamu ... (QS.Al-An'am : 38).
Jumlah anggota suatu umat tidak dijelaskan oleh Al-Quran. Ada yang berpendapat minimalempat puluh atau seratus orang. Tetapi, sekali lagi Al-Quran pun menggunakan kata umat bahkan untuk seseorang yang memiliki sekian banyak keistimewaan atau jasa, yang biasanya hanya dimiliki oleh banyak orang. Nabi Ibrahim a.s. misalnya disebut sebagai umat oleh Al-Quran surat An-Nahl : 20 karena alasan itu.
Sesungguhnya Ibrahim adalah umat (tokoh yang dapat dijadikan teladan) lagi patuh kepada Allah, hanif dan tidak pernah termasuk orang yang mempersekutukan (Tuhan) (QS An-Nahl: 120).

Kalau demikian, dapat dikatakan bahwa makna  kata  umat  dalam Al-Quran sangat lentur &mudah menyesuaikan diri. Tidak ada batas minimal  atau  maksimal  untuk suatu persatuan.Yang membatasi  hanyalah  bahasa,  yang  tidak  menyebutkan  adanya persatuan tunggal.

Guys, kita seharusnya bangga dengan Islam dan ribuan ulama yang senantiasa menjaga Islam agar sampe kepada kita dari sumber yang asli. Itu sebabnya, meski telah lebih dari seribu tahun sejak masa kenabian Muhammad SAW., tapi kita tetap mengenal Islam. Al-Qur'an menemani kita sebagai penunjuk jalan hidup, dan ribuan kitab yang ditulis oleh ribuan ulama, bahkan mungkin jutaan ulama sebagai pewaris nabi yang siap mengenalkan Islam lebih detil. Semua itu menuntun kita untuk mengetahui syariat Islam, akidah Islam, dakwah Islam, dan keilmuan Islam lainnya, serta sejarah kedigdayaan Islam seperti di masa kekhalifahan. Kita, siap kembali mewujudkan diterapkannya syariat Islam dalam bingkai Khilafah Islamiyah. Insya Allah..kita bisa Guys...!!! Allahu Akbar..

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar