Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
1.9.12 | Sabtu, September 01, 2012 | 0 Comments

Pelayan

Sejatinya semenjak kita lahir di dunia, kita sudah memiliki predikat sebagai pelayan. Pelayan/hamba Tuhan, itulah predikat yang akan melekat kepada kita sedari lahir sampai mati. Sebagai seorang pelayan, tentunya harus dan mau tidak mau mengikuti perintah tuannya. Lantas apa imbal balik dari tuan kepada pelayannya?

Sebagai pelayan/hamba Allah SWT, kita diperintah untuk menaati seperangkat aturan, mengabdi dengan ikhlas walau di awal tidak ikhlas. Imbal balik yang didapat oleh pelayan/hamba Allah SWT tentu ada.

Tidak sadarkah bahwa tiap detiknya kita menghirup udara-Nya? Tiap detik kita menduduki bumi-Nya, tiap detik pula kita mendapat banyak sekali anugerah-Nya.

Dan jiwa yang bersyukurlah yang sebenarnya bisa memberi pelayanan secara maksimal. Jika kita bersyukur atas udara, air, makanan, minuman, dan harta yang diberikan Allah SWT, pastilah kita akan malu jika tidak melayani keinginan-Nya.

Berbicara seorang pelayan, sejatinya pula kita seharusnya hidup dengan mental pelayan dalam urusan dunia.

~ Seorang kepala negara seharusnya menempatkan posisi sebagai pelayan masyarakatnya.

~ Seorang pengusaha menjadi pelayan bagi karyawan dan pelanggannya.

~ Seorang guru menjadi pelayan bagi muridnya.

~ Seorang dokter menjadi pelayan bagi pasiennya.

Menjadi pelayan bukan berarti merendahkan diri di hadapan orang lain, namun ia berarti mendengar, memahami, dan sensitif kepada harapan orang lain. Ia akan selalu berusaha untuk memberi yang terbaik, bukan sekedar menerima.

Berikut ini ada sebuah pertanyaan, mana yang lebih enak didengar? “Apa yang dapatsaya berikan untuk anda?” atau “Apa yang dapat anda berikan kepada saya?”

Dunia akan menjadi tempat yang menyenangkan jika semua orang selalu bertanya kepada diri sendiri, “Apa yang bisa kuberikan?” Pertanyaan “Apa yang dapat saya berikan?” menunjukkan keinginan untuk melayani, karena ia bersyukur atas anugerah yang sudah didapat. Orang terkaya di kota anda disebut bersyukur jika ia selalu memberikan kontribusi terbaik untuk penduduk di sekitarnya, maka secara tak langsung ia sudah menjadi pelayan bagi penduduknya. Namun jika orang terkaya tersebut masih rakus memakan hak orang lain, ah rasanya ia bukan orang kaya yang bersyukur atas kekayaannya.

Hiduplah untuk melayani, bukan untuk dilayani.

Bersyukurlah atas apa yang diberi oleh Tuhan kepada kita, dan jadilah pelayan/hamba-Nya dengan pelayanan yang maksimal.

Lihatlah imbal balik yang akan Tuhan berikan kepada kita, sebuah kelimpahan dan kenikmatan dunia-akhirat..

Insyaallah..

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar