EQ (emotional quotient) istilah yang sangat popular dalam ilmu psikolog. EQ merupakan kemampuan untuk memahamidan mengerti perasaan orang lain serta tahu bagaimana bersikap terhadap situasi yang dihadapi.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menyebutnya kecerdasan emosi .
Tanpa disadari, kemampuan kita dalam mengelola emosi bisa sangat mempengaruhi kondisi keuangan kita. Seperti kata seorang ahli psikologi, Anthony Dio Martin; dalam konsep Kecerdasan Emosi ada sebuah istilah yang disebut dengan delay gratification.
Delay gratification merupakan suatu kemampuan kita dalam menunda pemuasan hasrat (keinginan) kita karena ada kepentingan lain yang jauh lebih besar di lain waktu.
Berbicara tentang ilmu psikologi, mungkin sedikit sulit untuk dipahami jika tidak dengan percobaan langsung.
Untuk meyakinkan hal ini, Walter Mischel dari Stanford University pada tahun 1960-an melakukan sebuah percobaan menarik terhadap sekelompok anak berumur 4 tahun. Secara bergiliran mereka dimasukkan ke ruangan yang berisi banyakpermen dan dihadapkan dengan permen yang paling disukai si anak. Kemudian meminta mereka untuk menunda keinginannya 15 menit untuk mendapatkan dua kali lipat lebih banyak permen.
Penelitian berlanjut sampai 14 tahun ke depan. Ternyata anak yang mampu menahan diri untuk tidak memakan permen dan yang tidak mempu menahan diri menunjukkan perbedaan kepribadian yang sangat menonjol.
Anak yang mampu menahan diri dan tidak makan permen ternyata lebih sukses dalam mengelola kehidupannya di masa depan dan berhasil meraih kehidupan yang lebih sukses. Sementara anak yang lain yang gagal menahan diri dan memakan permen sebelum waktunya, umumnya menjadi orang-orang yang memiliki kehidupan gagal, terjerumus menggunakan narkoba, dan suka melakukan berbuat onar.Lalu apa hubungannya dengan keuangan kita?
Banyak sekali orang yang tidak dapat menahan keinginannya untuk membeli barang-barang yang mereka inginkan, padahal mereka sadar bahwa ada hal lain yang jauh lebih penting dari barang tersebut. Di sinilah delay gratification bermain peran, ketidak mampuan mengatur delay gratification memmbuat kita menjadi manusia konsumtif.
Orang cerdas sekalipun cenderung bersifat konsumtif ketika tidak dapat mengelola delay gratification-nya.Ketidakmampuan untuk melakukan delay gratification sangat mempengaruhi kesehatan financial. Inilah bukti bahwa IQ saja tidak cukup untuk menjadi sukses dalam mengelola keuangan. Perlu diseimbangi dengan kecerdasan emosi juga, yaitu bagaimana memenej kemampuan delay gratification kita dalam mengatur keuangan sehari-hari.
Biasakan hemat agar hidup jadi lebih smart!
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar