Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
2.8.12 | Kamis, Agustus 02, 2012 | 0 Comments

Sederhana Tidak Berarti Malas

Ada dua sahabat yang sedari kecil hidupnya sama. Sebut saja A dan B. Mereka melewatkan hidup bersama-sama dengan bermain di pantai. Mereka dididik oleh alam semasa itu. Suatu ketika si B harus pergi ke kota untukmemperjuangkan hidupnya, sementara si A tetap berada di pantai. Perpisahan yang mengharukan pun tampak menyelimuti mereka berdua.Maka kehidupan pun akan berubah sesuaidengan lingkungan dimana mereka ditempa. Masing-masing punya kehidupannya sendiri-sendiri.Pemaknaan akan hidup pun pasti akan berbeda, tapi yang namanya sahabat tetap sahabat. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Akhirnya mereka telah menjadi orang. Mereka sudah beranjak tua, tetapi satu dengan yang lainnya tidak pernah bertemu.

Akhirnya si B pulang ke pantai tempat dia kecil belajar.(sekarang kita sebut si A(miskin), si B(kaya). Dilihat dari faktor ekonomi)

Si A tetap sama seperti dulu, hampir tidak banyak yang berubah dari dirinya.

Dia lagi asik tiduran di jejaring antara dua pohon kelapa. Dia lagi asik nyantai menikmati keindahan laut dan pantai sembari memainkan gitarnya dan bernyanyi hanya untuk menikmati hidupnya.

Si B datang dan menghampiri. Awalnya si A tidak mengenali tetapi sesudah lama menatap dia masih mengingat tai lalat di bawah hidup hidung sahabatnya itu.

Mereka pun saling melepas kangen dengan nyantai-nyantai dan mengobrol-ngobrol saling mempertanyakan kondisi masing-masing dimana mereka sudah mempunyai keluarga dan juga anak.Inilah percakapan menarik yang kita ingat selalu:

B: “A, kamu kok tidak nelayan (menangkapikan)?”

A: “Udah kok. Ini ada 10 ikan. 5 untuk kita masak dan 5 lagi untuk kita jual. Yah, untuk menyekolahkan anak-anak dan keperluan sehari-hari.”

B: “Terus kenapa sekarang ga nelayan lagi?”A: “Buat apa?” (si A bertanya penasaran)

B: “Loh, kalau kamu nelayan lagi kan bisa dapat ikan lebih banyak, kan bisa dapat uang lebih banyak.”

A: “Buat apa? Kan semuanya sudah tercukupi..” si A semakin bingung akan arah percakapan tersebut.

B: “Kan kalo punya uang banyak bisa beli kapal pesiar.”

A: “hah, kapal pesiar? Buat apa?”

B: “Kalau punya kapal pesiar kan enak tuh,bisa keliling dunia, bisa melihat-lihat tempat-tempat indah. Yah, menikmati hidup hari tua lah.”(Lalu si A tersenyum sembari menatap sahabatnya dan berkata),

A: “B, apa yang kamu lihat sekarang kawan? Bukankah aku sedang menikmati hidupku.”

Si B lalu tertunduk dan mungkin dia tidak dapat berkata apa-apa lagi.Mungkin banyak orang baru dengan punya ‘kapal pesiar’ baru dia bisa menikmati hidup. Tapi tidak dengan kami, mungkin kami lebih memilih A dengan gaya hidupnya yang sederhana.

Sederhana tidak berarti malas. Sederhana tidak berarti tidak bekerja keras, sederhana tidak berarti meminta-minta. Sederhana berarti mensyukuri apa yang kita terima dari pemberian-Nya akan usaha yang kita lakukan.

Oleh : Muh. Al Fikri


0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar