Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
27.8.12 | Senin, Agustus 27, 2012 | 0 Comments

KHAJJAN MABRURA

Sa’id Ibnu Muhafah, Tukang Sol sepatu yang mendapatkan pahala haji mabrur padahal ia tidak haji.Suatu ketika Hasan Al-Basyri menunaikan ibadah haji. Ketika beliau sedang istirahat, beliau bermimpi. Dalam mimpinya beliau melihat dua Malaikat sedang membicarakan sesuatu.

“Rasanya orang yang menunaikan haji tahun ini, banyak sekali” Komentar salah satu Malaikat.

“Betul” Jawab yang lainya

“Berapa kira – kira jumlah keseluruhan?”

“Tujuh ratus ribu”

“Pantas”

“Eh, ente tahu nggak, dari jumlah tersebut berapa kira – kira yang mabrur”, selidik Malaikat yang mengetahui jumlah orang – orang haji tahun itu .

“Wah, itu sih urusan Allah”

“Dari jumlah itu, kayaknyd tak satupun yang mendapatkan haji Mabrur lho..!!”

“lho..emangnya kenapa?”

“Macam – macamlah, ada yang karena riya’, ada yang tetangganya lebih memerlukan uang tapi tidak dibantu dan dia malah haji, ada yang hajinya sudah berkali-kali, sementara masih banyak orang yang tidak mampu, dan berbagai sebab lainnya.”

“Terus?”

“Tapi masih ada, orang yang mendapatkan Pahala haji mabrur, tahun ini”

“Lho, kata antum tadi tidak ada ?”

“Ya, karena orangnya tidak naik haji.”

“Kok bisa ?”

“Ya..Begitulah..”

“Siapa emangnya orang tersebut?”

“Sa’id bin Muhafah, tukang sol sepatu di kota Damsyiq (syria)."

Mendengar ucapan itu, Hasan Al-Basyri langsung terbangun. Sepulang dari Makkah, ia tidak langsung ke Mesir, melainkan langsung menuju kota Damsyiq (Syria).

Sesampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya Sa’id bin Muhafah.

“Ada, ditepi kota,” jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya dengan tangannya.

Sesampai disana Hasan Al-Basyri menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh.

“Benarkah anda bernama Sa’id bin Muhafah?” tanya Hasan Al-Basyri.

“Betul, kenapa?”

Sejenak Hasan Al-Basyri kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaannya, akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya.

“Sekarang saya tanya, adakah sesuatu yang telah anda perbuat,sehingga antum berhak mendapatkan pahala haji mabrur, barangkali mimpi itu benar,” selidik Hasan Al-Basyri sambil mengakhiri ceritanya.

“Saya sendiri tidak tahu, yang pasti sejak puluhan tahun yang lalu saya memang sangat rindu Makkah, untuk menunaikan ibadah haji. Mulai saat itu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Dan pada tahun ini biaya itu sebenarnya telah terkumpul.”

“Tapi anda tidak berangkat haji”

“Benar...”

“Kenapa?”

“Waktu saya hendak berangkat ternyata istri saya sedang hamil, dan saat itu dia ngidam berat.”

“Terus?”

“Ngidamnya aneh, saya disuruh membelikan daging yang dia cium, sayacari sumber daging itu, ternyata bera sal dari gubug yang hampir runtuh, di situ ada seorang janda dan enam anaknya. Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin daging yang ia masak, meskipun secuil.

Ia bilang tidak boleh, hingga saya bilang bahwa dijual berapapun akan saya beli, dia tetap mengelak. Akhirnya saya tanya "kenapa?”..

“Daging ini halal untuk kami dan haram untuk tuan,” katanya.

“Kenapa?” tanyaku lagi.

“Karena daging ini adalah bangkai keledai, bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya tentulah kami akan mati kelaparan,” jawabnya sambil menahan air mata.

“Mendengar ucapan tersebut spontan saya menangis, lalu saya pulang, saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun menangis,akhirnya uang bekal hajiku kuberikan semuanya untuk dia.

”Mendengar cerita tersebut Hasan Al-Basyri pun tak bisa menahan air mata.”

Kalau begitu engkau memang patut mendapatkannya,” ucapnya.

Wallahu a’lam.

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar