Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
24.8.12 | Jumat, Agustus 24, 2012 | 0 Comments

BELAJAR DARI "PROFESIONALISME" MALAIKAT

Tak banyak yang tahu bahwa malaikat diciptakan bukan hanya untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan Allah saja. Penciptaan malaikat juga harus menjadi pelajaran bagi manusia. Pelajaran untuk menjadi hamba Allah yang profesional dan konsisten dengan kemampuan yang dimiliki. Pelajaran menjadi hamba Allah tahu aturan kerja, meski terkadang protes.

Protes yang dilakukan malaikat bukan untuk ‘demonstrasi’ menyatakan diri sebagai mahluk ciptaan Allah yang paling taat, tapi protes untuk mengetahui rahasia Allah memberikan hal lebih kepada manusia.

Pelajaran sifat Allah di balik setiap pemberian-Nya kepada manusia. Dan, pelajaran pembentukan diri agar menjadi hamba Allah yang taat dan tetap mensyukuri karunia-Nya.

Berikut ini ada hadits yang mengisahkan tentang empat profesi malaikat yang perlu dijadikan pelajaran. Hadits ini bisa dirujuk di kitab Al-Mawaaidz Al-‘Ushfuuriyyah halaman 16.

Bila orang mukmin pria maupun wanita sakit, maka Allah mengutus empat malaikat sebelum ia mengalami sakit. Malaikat pertama diperintahkan untuk mengambil kekuatannya. Tentu saja, malaikat mengambilnya atas izin Allah SWT. Setelah diambil, ia pun menjadi lemah. Malaikat kedua diperintahkan mengambil selera makannya. Malaikat ketiga diperintahkan mengambil kecerahan wajahnya hingga menjadi pucat.
Dan malaikat keempat diperintah mengambil seluruh dosanya hingga terbebas dari dosa.

Jika Allah ingin menyehatkan hamba-Nya yang mukmin kembali, maka Dia memerintahkan malaikat yang mengambil kekuatannya agar mengembalikannya. Demikian juga dengan malaikat yang mengambil selera makan dan keceriaan wajah mukmin tersebut, diperintahkan Allah untuk mengembalikannya. Tapi untukmalaikat yang mengambil dosa mukmin tersebut, Allah SWT tidak menyuruhnya untuk mengambalikan dosa-dosa orang mukmin.

Malaikat yang mengambil dosa bertanya kepada Allah SWT. “Ya Allah, kami berempat adalah malaikat yang patuh pada perintah-Mu. Ketiga temanku Kau perintahkan untuk mengembalikan apa yang telah mereka ambil. Mengapa aku tidak melakukan hal yang sama?”

Allah SWT berfirman, “Sifatku yang rahman (pengasih) dan yang karim (mulia) yang membuat-Ku tak pantas menyuruhmu untuk mengembalikan dosanya setelah ia Ku-buat susah dengan sakit yang dideritanya.”
“Lalu apa yang harus kulakukan?” tanya malaikat.

Allah SWT berfirman, “Pergilah ke laut dan buanglah dosanya di sana.”Kisah dalam hadits ini mungkin ada yang menilainya ganjil atau meragukannya. Tapi bila dilihat dari kandungannya, tak ada yang ganjil dan tak perlu diragukan. Apa yang terjadi pada orang sakit memang seperti itu. Badannya lemah tak berdaya, nafsu makannya hilang sehingga setiap makanan yang dimakan tak berasa, muka pucat seperti aliran darah tak mengalir lancar di wajahnya.

Karena itu, sangat mungkin Allah menciptakan malaikat-malaikat yang memiliki profesi mengangkat apa yang dimiliki orang mukmin sebelum sakitnya. Sehingga saya pun berpandangan ada tiga hal yang layak dijadikan pelajaran. Pertama, belajar memperbanyak bersyukur dan bersabar, bila sedang sakit. Karena Allah sedang mengangkat tiga nikmat dan satu dosa. Jika kita bersyukur, maka ketiga nikmat tersebut akan ‘di-charge’ Allah dengan nikmat yang baru yang membuat kita kuat kembali beribadah. Dan beruntunglah karena dengan sakit tersebut Allah mengangkat dosa-dosa kecil yang pernah kita lakukan.

Demikian halnya jika kita bersabar. Dengan sabar menanti pulih, secara tidak langsung kita dibimbing juga menjadi orang yang syukur. Mengapa Allah tidak menyembuhkan penyakit yang kita alami? Barangkali, karena kita tidak bersyukur kepada Allah.

Dengan sakit, seharusnya kita makin ingat kepada Allah. Ternyata fisik yang selama ini dimiliki bukan kita yang mengendalikannya, tapi Allah. Dengan sakit, seharusnya menjadi ingat bahwa Allah sedang menghapus dosa-dosa yang dilakukan. Dengan sakit, seharusnya membuat kita ingat ada empat malaikat yang menjalankan tugasnya dengan profesional dan konsisten dengan apa yang diperintahkah Allah. Dengan sakit, kita bakal merasakan sifat karim dan rahman Allah.

Tak salah rasanya, bila dikatakan ingin cepat sembuh harus banyak bersyukur diberi sakit. Karena Allah SWT menjanjikan,bila bersyukur nikmatnya akan ditambah. Dengan bersyukur dapat sakit, insya Allah akan memberi nikmat kesembuhan. Tentu saja, tetap berobat dan berusaha menjauhkan diri dari hal-hal yang membuat sakit menjadi lebih parah.

Jauhilah sikap kufur ketika sakit. Misalnya, jangan banyak mengeluh ketika sakit. Semakin banyak mengeluh, sakitnya akan makin menjadi-jadi. Bukankah Allah mengatakan, “Jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” Kufur orang sakit itu tampak ketika ia terusmenerus mengeluhkan sakit yang dideritanya. Jika sudah demikian, sulit hadirnya kesembuhan. Yang ada malah tambah sakit. Karena Allah tidak suka dengan hamba-Nya yang lupa dengan-Nya.

Kedua, belajar menjadi hamba Allah yang rahman dan karim. Artinya, tiru sifat Allah yang terjadi pada orang mukmin yang diberinya kesembuhan. Dengan sifat Maha Penyayang dan Maha Memiliki, Kemuliaan Allah tak ingin apa yang telah dicabutnya dari hamba-Nya, dikembalikannya jika memang membawa keburukan. Allah hanya mengembalikan yang baik-baik untuk hamba-Nya yang mukmin.Demikian mestinya kita. Bila ada yang menyakiti kita, ketika ia sudah menyadari kesalahannya, lupakanlah kesalahan-kesalahannya. Binalah kebaikan-kebaikan yang pernah terjalin baik. Jangan pernah ingat-ingat kesalahan-kesalahannya yang dulu. Buang kesalahannya ke laut.Dengan membina kebaikan-kebaikan yang telah terjalin baik selama ini, akan membuat persahabatan makin nikmat. Pertengkaran yang terjadi pada dasarnya seperti sakit fisik yang dialami. Dengan bersyukur dan bersabar karena ada pertengkaran akan menyebabkan terjadi dengan segera kerukunan. Karena sama-sama merenungi kesalahan yang dilakukan dan berjanji melupakannya. Bila sudah rukun, lupakan kesalahan yang menyebabkan pertengkaran. Ingatlah terus kebaikan-kebaikannya sebelum terjadi pertengkaran.Jika ini dilakukan, insya Allah persaudaraanyang dibina akan terjalin dengan baik. Tak ada rasa dendam. Tak ada rasa saling sakit hati. Yang ada malah rasa saling menyayangi. Saling ingat mengingatkan akan kebaikan. Saling tolong menolong.

Ketiga, belajar menjadi orang bahagia ketika sakit. Aneh? Tidak. Ini adalah gambaran yang jarang kita pahami. Coba baca kisah tersebut dengan teliti. Ternyata di saat sakit, Allah tidak mencatat dosa-dosa kita. Allah SWT hanya mencatat dosa-dosa yang terjadi saat kita sehat. Pemahaman ini memiliki dalil. Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang mukmin sakit,Allah SWT memerintahkan malaikat mencatat amal baiknya ketika sehat dan senang.” Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW bersabda, “Sakit panas sehari semalam adalah penghapus dosa setahun."

Jika sakit panas saja dijadikan penghapus dosa, apalagi penyakit-penyakit berat yang lainnya. Karena itu, mari bersyukur dan bersabar bila sakit sedang datang. Karena Allah sedang menunjukkan sifat rahman dan karim-Nya kepada kita. Tak perlu cemas dengan sakit yang datang, tapi cemaslah kita jika sedang sakit lupa bersyukur dan bersabar kepada Allah. Kesempatan untuk bersyukur dan bersabar saat sakit tak semua orang memahaminya. Anda tergolong yang mana? Saat sakit tak mau bersyukur dan bersabar ataukah saat sakit makin mengencangkan sikap syukur dan sabar kepada Allah SWT?

Wallahu a'lam...

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar