![]() |
Makam mantan presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dijejali pelajar. Mereka datang sembari berdoa. Para pelajar yang datang dari berbagai kota itu, ingin memiliki kesiapan mental saat mengerjakan Ujian Nasional (UN).
Peristiwa ini bukan hanya berlangsung di makam Gus Dur, tetapi di tempat-tempat lainnya, banyak dikunjungi para pelajar, yang ingin lulus saat UAN. Termasuk banyak sekolah-sekolah yang menyelenggarakan istighosah, saat menghadapi UN.
Ini menjadi tren di hampir setiap sekolah diberbagai kota di Indonesia, yang melakukann kunjungan ke makam ulama, tokoh, yang dianggap keramat. Mereka bukan hanya berdoa, tetapi mereka mengharapkan doa dari para ulama dan tokoh yang sudah meninggal.
Pengurus Ponpes Tebuireng Jombang, Teuku Azwani, mengatakan, peziarah di makan Gus Dur didominasi kalangan pelajar sejak sepekan terakhir ini. Mereka datang berombongan ditemani urunya.
Bahkan, sebelumnya, banyak penziarah yang datang ke makam Gus Dur, yang mengambil tanah yang ada di atas makam Gus Dur, yang dianggap dapat memberikan berkah, dan digunakan jimat. Sehingga, hal ini menjadi kepercayaan sendiri, dikalangan penduduk, yang ada di sekitar Jombang, bahkan sampai kota Kediri dan kota Jawa Timur lainnya.
Sementara itu, menurut Azwani, "Ini sudah menjadi tren setiap menjelang UN. Seperti tahun-tahun sebelumnya, makam Gus Dur selalu ramai menjelang UN", kata santri asal Aceh ini, Sabtu (14/4/2012).
Begitu sampai di lokasi makam, para pelajar ini duduk bersimpuh sembari membaca surat Yasin dan Tahlil. Tak jarang mereka meneteskan air mata. Usai berdoa dan memohon, mereka kembali ke sekolah masing-masing secara berombongan ditemani seorang guru.
Ayu Safitri, pelajar dari MAN Jombang menuturkan, kedatangannya ke makam Gus Dur bermunajat dan memohon doa. Harapannya, ia dan teman-temannya bisa lulus dalam UN yang digelar 16-19 April. "Semoga diberi kemudahan dalam mengerjakan ujian," kata Safitri usai mengikuti doa bersama di makam Gus Dur Tebuireng.
"Ke makam Gus Dur ini hanya salah satu dari ikhtiar. Selain itu kami juga tetap belajar," kata pelajar berjilbab ini. Tapi mengapa mereka harus ke makam? Mengapa harus berdoa di makam? Adakah ini ada tuntunannya atau kafiatnya dalam Islam? Menjelang UN ramai-ramai pergi ke makam atau ke kuburan ?
___Voa-Islam___
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kehebohan menjelang dan saat Ujian Nasional (UN) sudah bisa diprediksikan. Kehebohan ini kadang lebih banyak dipicu oleh para individu yang sebenarnya juga menyadari makna UN itu sendiri. Awalnya ide UN kalau tidak salah dilontarkan pertama kali oleh mantan Wapres Jusuf Kalla agar ada standarisasi dalam kelulusan buat para siswa. Sebenarnya tidak ada yang aneh atau masalah dalam hal ini. Namun ketika UN menjadi satu-satunya penentu kelulusan siswa, maka mulai ada cerita-cerita dramatis terkait UN bahkan beberapa tahun yang lalu sampai ada siswa membakar sekolahnya sendiri akibat tidak lulus UN. Hal ini karena tidak lulus UN banyak membuat siswa bernasib buruk tidak mampu melanjutkan pendidikan karena belum bisa lulus sekolah. Bahkan untuk siswa SMU, ada siswa pintar yang sudah diterima di Perguruan Tinggi Negeri, batal diterima karena UN-nya tidak lulus. Itu hanya sebagian kecil cerita dramatis nan menyedihkan terkait UN.
Kemudian syarat UN sebagai satu-satunya syarat kelulusan diubah. UN masih tetap mempunyai porsi dalam kelulusan namun ujian akhir sekolah dan nilai ujian rata-rata harian juga diperhitungkan. Hal ini tentunya untuk mengurai masalah dramatis akibat UN yang bisa kembali terjadi.
Tetapi lihat apa yang terjadi hari ini ? ane terus terang merasa aneh karena begitu banyaknya berita terkait UN yang agak sedikit berlebihan bahkan ada beberapa yang mulai mengarah kepada ritual yang sebenarnya tidak bisa diterima di kalangan akademisi yang menjunjung nilai keilmuan.
Pertama, adalah berita bahwa soal UN yang akan dibagikan sampai dijaga ketat oleh polisi bersenjata api. Ane jadi berpikir memangnya yang dijaga apa ? Kenapa ada kesan “angker” yang ditampilkan. Apakah harus dijaga oleh polisi bersenjata api ? Apakah bapak-bapak yang berhubungan dengan UN mengetahui bahwa kebocoran soal UN lebih banyak ketika berada di sekolah sampai ada joki-joki UN yang mengisi soal itu terlebih dahulu dan para siswa menunggu jawaban dari si joki itu ?
kedua, adalah berita tentang banyaknya gerakan doa bersama dalam menyambut UN. Tentunya berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa tidaklah salah. Sesuatu yang sangat wajar dilakukan oleh kita semua sebagai umatnya. Namun ketika doa itu kemudian dilanjutkan dengan adanya kegiatan “ritual” membasuh kaki guru dengan air kembang seperti yang ditayangkan salah satu TV swasta apakah ada relevansinya ? Lalu ketika si siswa diberikan air mineral yang sudah dijampi-jampi dan pensil-pensil 2B yang sudah kalimat doa apa ada hubungannya dengan kesuksesan UN ? Emang Tuh Pensil bisa jawab sendiri Ya ??
Kita belajar dari sejak kecil bahwa kita memang perlu untuk bekerja keras dan berdoa. Kerja keras tanpa didukung doa adalah hambar, tetapi doa tanpa kerja keras juga adalah kesia-siaan. Ketika kita menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan kita, maka kita akan cenderung berusaha beradaptasi dengan masalah-masalah itu dengan cara-cara yang telah kita pelajari dari pengalaman-pengalaman kita.
Bisa dibayangkan kalau anak-anak siswa yang sedang dalam masa tumbuh kembang ini mendapatkan pelajaran bahwa dalam menghadapi masalah maka yang penting adalah melakukan ritual-ritual yang tidak ada hubungannya dengan usaha dan kerja keras untuk menghadapi masalah itu. Jangan salahkan kalau anak-anak ini nantinya akan cenderung menjadi manusia-manusia yang percaya takhyul, lebih percaya ritual-ritual bisa membantu dari pada kerja keras dan ijin Tuhan YME.
Sob , jadi point yang ane tekamin dari artikel ini adalah " Guru adalah sumber dari segala sumber Ilmu, bukan sumber dari segala dukun". Kalau untuk Urusan UN aja udah lebih percaya Dukun Dari pada Belajar tekun , trus untuk apa sekolah, untuk apa BIMBEL dan lain2nya , berarti kita cukup di rumah aja , trus kalo mau ujian tinggal berangkat ke dukun atau makam2 sakral..Naudzubillah..!!
Kita selaku generasi yang lebih berpengalaman dan lebih berilmu sungguh terasa Najis sob nerapin budaya kayak gitu, percuma juga kita sampai lulusan sarjana bahkan lebih tapi malah lebih milih dukun atau makam sebagai tempat pelabuhan cari kelulusan,, gubrakk!! Kita semua selaku umat beragama selayaknya lebih paham & harusnya juga mengerti tentang hal ini bahwa itu semua rentan pada kesyirikan. Media juga perlu menyaring dengan baik berita-berita terkait UN yang ditayangkan. Ane (pribadi) lebih suka berita tentang seorang siswa cacat yang tidak punya tangan dan harus mengerjakan UN dengan kakinya daripada berita siswa meminum air mineral hasil jampi-jampi dan berharap nanti semuanya akan beda hasilnya buat dia tanpa belajar. Ane mengerti ada beberapa ritual yang mampu membuat seseorang menjadi lebih percaya diri, tetapi apakah itu yang ingin kita tanamkan kepada generasi kedepan kita ? Islam itu bukan agama perdukunan sob, ingat itu , mau pintar ya belajar , mau ngerti ya mencari ..Nabi Aja di perintah JIbril IQRA' sob..bukan ke DUKUN.. itu berarti sama dengan Iyyaka na'budu wa
Jangan heran kalau masih akan ada Ponari-Ponari lain di masa yang akan datang kalau kita masih berpikir seperti sekarang...untuk semua bapak-ibu pendidik STOP lah berbudaya ala hindu. ISLAM ITU REAL BUKAN GHAIB !!!
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar