Ombat si Pionir tengkorak
Di RUMAH toko (ruko) empat lantai itu terletak di kawasan Kreo, Ciledug, Jakarta. Begitu masuk ke dalam ruko tersebut, di lantai 1 terdapat berbagai benda promosi produk yang terbuat dari tripleks. Juga ada panggung knock down yang ditata rapi.
Di lantai 2, pemandangan terlihat berbeda jika dibandingkan dengan di lantai 1. Di lantai 2, suasananya adalah ruang kerja. Ada buku-buku yang ditata rapi di lemari khusus. Ternyata, itu adalah ruang kerja utama Muhammad Hariadi Nasution atau lebih terkenal dengan panggilan Ombat Nasution, ketua Lembaga Bantuan Hukum Muslim Indonesia (LBHMI).
Nama Ombat kerap disinggung pers karena dia adalah kuasa hukum terpidana kasus terorisme Muhammad Jibril. Sehari-hari Ombat adalah pria dengan multiprofesi yang bertolak belakang. Selain menjadi pengacara kasus terorisme, Ombat pendiri band aliran grindcore pertama di Indonesia yang bernama Tengkorak.
Pria kelahiran Jakarta, 11 April 1973, itu juga anggota aktif Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sekaligus direktur utama PT Sebelas April Lian Mipro yang bergerak di bidang event organizer, promotor, dan merchandise. Ragam profesi itu dijalankan dari ruang kendali seluas sekitar 7 meter x 4 meter di lantai 2 ruko tersebut.
"Alhamdulilah, beragam profesi yang saya miliki ini saya cintai semua. Jadi, nggak ada yang terbengkalai," ujar pria berkepala plontos itu, lantas tersenyum.
Di meja kerjanya, setumpuk dokumen bersanding dengan belasan CD band Tengkorak yang terbentuk sejak 1993. Buku-buku bertema terorisme dan Islam berjajar rapi dengan buku-buku hukum dan file kasus-kasus besar yang pernah dia tangani. Termasuk, kasus terdakwa terorisme yang menjerat pemimpin media Arrahmah Network, Muhammad Jibril.
Lulusan magister hukum (S-2) Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta itu kemudian membuka laptop di meja kerja. Setelah berbicara soal hukum, Ombat mengubah topik dan menunjukkan puluhan lagu gubahan band Tengkorak yang telah beredar dalam empat album hit single dan belasan abum kompilasi. Album single tersebut, antara lain, Konsentrasi Massa (1999), Darurat Sipil (2002), Civil Emergency (2005), dan Agenda Suram (2007).
Di lantai 2, pemandangan terlihat berbeda jika dibandingkan dengan di lantai 1. Di lantai 2, suasananya adalah ruang kerja. Ada buku-buku yang ditata rapi di lemari khusus. Ternyata, itu adalah ruang kerja utama Muhammad Hariadi Nasution atau lebih terkenal dengan panggilan Ombat Nasution, ketua Lembaga Bantuan Hukum Muslim Indonesia (LBHMI).
Nama Ombat kerap disinggung pers karena dia adalah kuasa hukum terpidana kasus terorisme Muhammad Jibril. Sehari-hari Ombat adalah pria dengan multiprofesi yang bertolak belakang. Selain menjadi pengacara kasus terorisme, Ombat pendiri band aliran grindcore pertama di Indonesia yang bernama Tengkorak.
Pria kelahiran Jakarta, 11 April 1973, itu juga anggota aktif Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sekaligus direktur utama PT Sebelas April Lian Mipro yang bergerak di bidang event organizer, promotor, dan merchandise. Ragam profesi itu dijalankan dari ruang kendali seluas sekitar 7 meter x 4 meter di lantai 2 ruko tersebut.
"Alhamdulilah, beragam profesi yang saya miliki ini saya cintai semua. Jadi, nggak ada yang terbengkalai," ujar pria berkepala plontos itu, lantas tersenyum.
Di meja kerjanya, setumpuk dokumen bersanding dengan belasan CD band Tengkorak yang terbentuk sejak 1993. Buku-buku bertema terorisme dan Islam berjajar rapi dengan buku-buku hukum dan file kasus-kasus besar yang pernah dia tangani. Termasuk, kasus terdakwa terorisme yang menjerat pemimpin media Arrahmah Network, Muhammad Jibril.
Lulusan magister hukum (S-2) Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta itu kemudian membuka laptop di meja kerja. Setelah berbicara soal hukum, Ombat mengubah topik dan menunjukkan puluhan lagu gubahan band Tengkorak yang telah beredar dalam empat album hit single dan belasan abum kompilasi. Album single tersebut, antara lain, Konsentrasi Massa (1999), Darurat Sipil (2002), Civil Emergency (2005), dan Agenda Suram (2007).
Tengkorak Profil
Band ini adalah band pertama yang mengusung aliran grindcore dan berdiri pada 1993.
Bahkan, Tengkorak pernah mencatatkan diri dalam album kompilasi berjudul It’s a Proud to Vomit Him (1995) bersama musisi-musisi band underground dunia. Album tersebut dirilis ulang di tujuh negara dan distribusinya sampai di 28 negara di seluruh dunia. "Aliran musik ini kan bukan musik mainstream. Pasarnya, komunitas dan peredarannya memang langka, terutama di Indonesia," kata dia.
*****
Pada akhir tahun 1993 Ombat, Danang, dan Yoyok membentuk band bernama TENGKORAK. Dengan karakter music yang dipengaruhi oleh salah satu dari pionir band grindcore asal Inggris yaitu NAPALM DEATH. TENGKORAK awalnya terdiri dari empat orang: M. Hariadi ‘Ombat “Nasution (vokal), Danang Bhudiarto (Bass), Yoyok Radianto (Guitars), Denny Julianto (Drums).
Kemudian, Pada musim gugur 1994 Adam Mustofa bergabung menjadi gitaris di line up ini, TENGKORAK adalah band Grindcore pertama dengan sentuhan kematian brutal yang dirilis mini “Demo Tape” Album di Jakarta. Judul adalah “It’s a Proud to Vomit Him ” mengandung dari 4 lagu yaitu: Primitive Jokes, Aggression, The Grave Torment dan Bencana Moral (sebuah lagu dalam bahasa Indonesia).
Setelah bermain beberapa pertunjukan dalam mempromosikan rilis pertama, Adam berhenti karena sibuk dengan pekerjaan sehari harinya! Tetapi. band masih menetukan aturan main alias tetap berjalan, walau berjalan hanya dengan satu gitar, kepergian Adam tidak memberikan dampak minus pada musik Tengkorak!
Pada awal tahun 1997, TENGKORAK mencoba untuk menyebarkan kaset hingga merchandise mereka yang ke seluruh dunia Underground dengan mengirimkan barang-barang mereka ke pedagang kaset, distro, band, majalah, label dll Siapa pun yang terlibat dalam scene Underground dan jaringan yang mereka rintis! Upaya ini membuat hasil yang baik, TENGKORAK telah menjual kaset demo mereka tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain di seluruh dunia. Setidaknya TENGKORAK membuktikan keberadaan band-band Underground Indonesia! Hal ini dapat terjadi dengan bantuan besar distro, majalah, band dan semua jaringan pedagang indie label dari negara-negara lain hingga menembus USA, MALAYSIA, JEPANG, PERANCIS, REP CEKO., RUSSIA, LATVIA, SPAYOL, POLANDIA, BELARUSS, KANADA, SINGAPUR, INDIA, THAILAND, BELANDA, MEKSIKO, ITALIA, BRUNEI DARUSALAM dan sebagainya..
Salah satu perkembangan dari semua itu adalah salah satu distro dan perusahaan rekaman jepang (BLOOD BATH RECORDS JAPAN) tertarik pada TENGKORAK. Dan Bloog Bath Recordpun merilis mini album Tengkorak yang berisikan 7 lagu di Jepang, itu membuat TENGKORAK menjadi band Underground Indonesia pertama yang merilis album di luar negeri! Judul albumnya adalah “Dying Poor”.
Pada bulan November 1997, TENGKORAK kembali masuk studio rekaman untuk merekam satu lagu berjudul “Konflik ‘untuk Kompilasi Metalik Klinik (Indonesian Underground Compilation ) tidak lama setelah mereka mendapat kesepakatan dengan salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia yaitu Musica ! dan mempelopori band-band Indonesia lainnya untuk ambil bagian dalam proyek ini! Akhirnya, pada akhir Desember 1997 “Metalik Klinik” kompilasi beredar di toko kaset nasional dan semua itu didistribusikan di seluruh Indonesia oleh MUSICA RECORDS INDONESIA . Sampai Januari 1998, Sudah terjual 60,000 eksemplar hanya di Indonesia!
Namun dibalik semua itu. Tengkorak harus memecat drummer lamanya yaitu Denni Julianto, kita tidak bisa bersamanya lagi karena sikap buruknya diantara kita semua! Jadi setelah itu Tengkorak sempat bermain dengan bantuan drumer auditional bernama Donni dari band tetangga kita SUFFERING.
Dan setelah lama bermain dengan konsep satu gitar, akhirnya Tengkorak menambah line up gitarisnya dengan kehadiran Segera Hella Tanisai (mantan gitaris Trauma) menggantikan posisi Adams yang mengundurkan diri sejak lama. Setelah bermain di dua pertunjukan, Tengkorak memutuskan menjaga Donnirimata sebagai anggota tetap, dan akhirnya Donnirimata meninggalkan Suffering band lamanya untuk bergabung dengan Tengkorak. Maka formasi personel Tengkorak saat itu adalah: M. Hariadi “ombat” Nasution, SH., (vokal), Danang Bhudiarto, SH. (Bass ), Haryo “Yoyok” Radianto, SI-H (Guitars), Hella Tanisan (Guitar), Donni Rimata (Drums).
Maret-April 1999, TENGKORAK kembali masuk dapur rekaman di Magenta Studio untuk merekam full album pertama yang berjudul Konsentrasi MASSA. Album ini berisi 20 lagu, seperti OKNUM, ASAP TEBAL, GAWEAN REGET, PRIMITIF JOKES, KEMELUT, KONSENTRASI MASSA, SPEKULASI BISNIS, PENJILAT, PRESTASI GILA, BURUH, BISNIS EJAKULASI, CACAT POLITIK, DOSA KELUARGA, BENCANA MORAL, DISKRMNASI, CHAOS OR RIOT, AZTEK, DOGMA, PROPAGANDA etc. Konsentrasi MASSA album yang diproduksi oleh ROTOR CORP dan didistribusikan secara nasional oleh MUSICA STUDIO’S. sebelumnya dibagikan oleh rekan-rekan kerja di jaringan label indie Tengkorak di seluruh dunia. Album ini diharapkan bisa tersebar luas menembus komunitas – komunitas metal di Israel, Belarus, Republik Czeh, Portugal dll.
Satu bulan kemudian, Heilla Tanissan keluar dari band karena alasan tersendiri ( digantikan oleh moron diketahui bernama Opick di awal 2000). Diikuti oleh drummer kami keberangkatan setahun setelah itu, untuk membayar lebih banyak perhatian di ruang kerjanya, namun Denni Julianto (TENGKORAK drummer lama) bergabung kembali pada musim gugur 2001. Namun Denni tidak seserius yang diharapkan oleh Tengkorak untuk fokus pada eksistensi band ini karena kesibukan beliau. Jadi Tengkorak lebih berharap memiliki Drummer seperti Donnirimatauntuk ada bersama tim setelah komunikasi ulang untuk menselarakan kesibukan Tengkorak dengan kesibukan kerjanya. Dan Tengkorak kembali dengan komposisi dua gitar ditambah 3 orang yang siap merobek telinga para pendengarnya.
April 2001 Album Tengkorak yang berjudul Konsentrasi Massa dirilis ulang di Negara Jepang. Dan pada bulan Mei 2002 TENGKORAK langsung melakukan tour 16 tempat dengan nama tur MONSTER OF ROCK TOUR (Gudang Garam Tour) dengan Suckerhead, Edane, PAS, pengkhianat.
Bersamaan dengan tur Monster Of Rock, pada bulan Mei 2002 juga, TENGKORAK kembali masuk studio untuk merekam “Pluit Phobia”, sebuah album tribute untuk ROTOR proyek yang dihasilkan oleh Rotorcorp & Sebelas April Rec. berisi dari 12 band Indonesia ditambah satu band Malaysia SIL KHANNAZ. Segera setelah proyek ini, TENGKORAK akan menyiapkan materi untuk album berikutnya Dengan Judul Abum “DARURAT SIPIL” berisi 14 lagu dan Outro pada bulan September 2002. Tengkorak masih dikenal sebagai grindcore dengan music cadas yang gila dan masih menyebarkan penyakit grindcore pada penggemarnya di seluruh dunia!
Namun Tengkorak sempat memutuskan membubarkan diri pada tahun 2008. Dan melakukan tur terakhir mereka di tur Monster Of Rock 2008 bersama SIKSA KUBUR – QISHASH – GELAP – BOROX – BLACK RAMSTEIN – DARKNESS – INHUMANITY – BORGOL – BROWNSHIT – SORROW – BLEEDING MERRY UNROMANTIC – FILTHBLANK – JHONNY & THE ROCKER SWINDER.
Hal ini telah membuat gempar dunia metal tanah air. Salah satu icon penting bahkan salah satu pendiri scene metal dan underground tanah akhir akan berakhir. Terutama kepada penggemar Tengkorak dilapangan yang didapati oleh redaksi Berandalan Puritan, banyak yang tidak setuju Tengkorak membubarkan diri. Setelah menuai banyak masukan baik dari pemerhati komunitas metal hingga kritik dari para Penggemarnya. Di tahun 2009 Tengkorak kembali kepada eksistensi alias tidak jadi bubar.
Ombat Tengkorak memberikan penjelasan bahwasanya memang Tengkorak seperti mengalami perubahan ideology 180 derajat. Topic – topic yang diangkatpun memang memiliki khas tersendiri. Jika selama ini metal identik dengan alcohol, seks bebas, narkotika dan hal hal negatif lainnya maka dengan tegas Ombat menyatakan “Tengkorak dari dulu berjuang sendiri, mau band selevel Slayer, Napalm Death hingga Lamb Of God dah paham gue, buat Tengkorak semua band yang ngajarin sesuatu yang merusak generasi muda mereka itu musuh Tengkorak”.
Memang secara factual. Topic – topic anti zionis sangat kental dalam syair syair Tengkorak di persiapan album terbarunya nanti. “Musik ini senjata, sama seperti senjata AK47 yang dipakai mujahidin untuk lawan penjajah. Begitupun Tengkorak” jelas Ombat dalam sebuah obrolan ringan di pelataran Masjid Agung Al Azhar dengan redaksi Berandalan Puritan.
Daus gitaris dari band crustcore Gunxrose juga mengatakan “satu hal yang berbeda antara Tengkorak dan band metal lainnya, Tengkorak itu bisa masuk baik di kalangan atas hingga kalangan bawah. Mungkin karena mereka memang telah melewati fase perjuangan benar benar dari bawah. Dan kalau ngobrol sama Ombat, gue seperti tidak melihat ada jarak antara seorang artis dan penggemar. Ombat bisa asyik, dan membaur dengan siapa saja, mereka punya masa dengan atau label Fans tengkorak”.
Sedangkan Udenk eks gitaris The Cruel dan vokalis Bumbklaat yang sekarang ada di band The Roots Of Madinah mengatakan: “salam aja buat Ombat..salam jihad dari gue”
Tengkorak adalah icon legendaries yang tidak bisa ditandingi. Mereka memulai karir mereka dari nol besar hingga menggebrak dunia metal hingga ke scene global metal. Mereka kembali! Mereka eksis! Dan semangat mereka tidak akan mati! Ya benar Tengkorak Rules!
Metal Jihad
Berbeda dengan lirik lagu metal lain yang bertema anti Tuhan, memuja setan dan kebebasan. Lirik-lirik lagu Tengkorak bersumber dari sirah nabawi, Alquran, dan hadis. Menurut Ombat, itu adalah perjuangan anak band underground untuk berjihad dengan musik.
Anggota ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) itu mengatakan, metamorfosis
Tengkorak terjadi setelah bertahun-tahun berkarya di musik underground yang identik dengan perilaku kasar, arogan, dan liar. Dulu Tengkorak sama seperti band underground lain yang menggunakan simbol metal tiga jari, yakni tanda jempol, telunjuk, dan jari kelingking.
Ternyata, simbol itu merujuk pada simbol setan dengan dua tanduknya dan anti-Tuhan.
Tengkorak terjadi setelah bertahun-tahun berkarya di musik underground yang identik dengan perilaku kasar, arogan, dan liar. Dulu Tengkorak sama seperti band underground lain yang menggunakan simbol metal tiga jari, yakni tanda jempol, telunjuk, dan jari kelingking.
Ternyata, simbol itu merujuk pada simbol setan dengan dua tanduknya dan anti-Tuhan.
Kini, Tengkorak menggagas tren baru, yakni mengganti salam metal dengan salam satu jari. Gerakan dengan menunjukkan jari telunjuk ke arah langit itu telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan diikuti jutaan pencinta musik metal di Asia Tenggara dan Timur Tengah. "Itu berarti tauhid, yakni percaya kepada satu Tuhan: Allah," ujar dia.
Awal metamorfosis itu terjadi sekitar sepuluh tahun silam. Ketika itu, Ombat dan rekan-rekannya mendapatkan hidayah dan tersadar bahwa karya musik mereka adalah konspirasi Barat untuk merusak generasi muda. Sejak saat itu, band yang memiliki ratusan ribu fans fanatik di Asia Tenggara tersebut memutuskan membawakan aliran musik tauhid.
Walaupun tetap melahirkan musik dengan tempo cepat dan keras, lirik-lirik yang diusung
Awal metamorfosis itu terjadi sekitar sepuluh tahun silam. Ketika itu, Ombat dan rekan-rekannya mendapatkan hidayah dan tersadar bahwa karya musik mereka adalah konspirasi Barat untuk merusak generasi muda. Sejak saat itu, band yang memiliki ratusan ribu fans fanatik di Asia Tenggara tersebut memutuskan membawakan aliran musik tauhid.
Walaupun tetap melahirkan musik dengan tempo cepat dan keras, lirik-lirik yang diusung
kini bertema jihad dan anti-Israel. "Kami memiliki pesan dalam musik kami, yakni anti pemurtadan oleh Israel dan Amerika Serikat," tegasnya.
Ombat meyakini, untuk menghancurkan negeri-negeri muslim, khususnya di Indonesia, negeri Zionis dan AS tidak perlu menggunakan serangan fisik. Tapi, mereka menjejali pemuda dengan obat-obatan terlarang, minuman keras, film porno, media gosip, termasuk aliran musik underground yang mendewakan simbol setan dan anti-Tuhan. Tak sedikit para fanatik musik underground yang benar-benar menyembah logo-logo setan, dajal, dan simbol okultisme atau aliran ilmu sihir yang berasal dari Yahudi.
Ombat sadar, musik bisa dijadikan alat dan doktrin untuk pembodohan. Itulah sebabnya, Tengkorak memutuskan melawan pemurtadan dengan senjata musik. Komunitas underground muslim tidak hanya menjadikan musik sebagai sarana, tetapi juga ingin membangun perspektif baru: bermusik, tetapi punya moralitas dan tetap religius. "Bahkan, beberapa kali kami manggung dan menggalang dana untuk Palestina," ujar dia.
Ada sebuah rekaman video Tengkorak ketika tampil di salah satu acara musik di Jakarta. Ketika para personel naik ke atas panggung, teriakan ”Assalamualaikum” bersahut-sahutan dari ratusan penonton. Ombat yang memegang mike langsung dengan lantang meneriakkan kalimat takbir yang dijawab dengan lantang oleh lautan penonton yang terdiri atas para pemuda gondrong, kumal, dan berpenampilan layaknya preman. Kesan angker yang melekat pada para penikmat musik heavy metal seketika luntur.
Menurut Ombat, itu bukti bahwa Islam adalah agama universal dan diterima semua kalangan. Bahkan, kata dia, mantan pemuja setan pun bisa bertobat dan memeluk Islam jika media dakwah yang disampaikan sesuai dengan kehendak hati mereka.
Wakil ketua Kongres Advokat Indonesia (KAI) Provinsi Banten itu lantas menunjukkan salah satu lirik lagu Tengkorak dalam bahasa Inggris yang berjudul Jihad. To whom it may concern, which testify to Syahadat. Israel had declared a war by throwing words. Let’s fight in the name of Allah, jihad fi sabilillah. (Bagi siapa pun yang merasa telah bersaksi dan menyebut Syahadad. Israel telah menyatakan perang dengan menggunakan kata-kata (ideologi, Red), mari berperang dengan atas nama Allah. Mari berjihad di jalan Allah).
Ombat meyakini, untuk menghancurkan negeri-negeri muslim, khususnya di Indonesia, negeri Zionis dan AS tidak perlu menggunakan serangan fisik. Tapi, mereka menjejali pemuda dengan obat-obatan terlarang, minuman keras, film porno, media gosip, termasuk aliran musik underground yang mendewakan simbol setan dan anti-Tuhan. Tak sedikit para fanatik musik underground yang benar-benar menyembah logo-logo setan, dajal, dan simbol okultisme atau aliran ilmu sihir yang berasal dari Yahudi.
Ombat sadar, musik bisa dijadikan alat dan doktrin untuk pembodohan. Itulah sebabnya, Tengkorak memutuskan melawan pemurtadan dengan senjata musik. Komunitas underground muslim tidak hanya menjadikan musik sebagai sarana, tetapi juga ingin membangun perspektif baru: bermusik, tetapi punya moralitas dan tetap religius. "Bahkan, beberapa kali kami manggung dan menggalang dana untuk Palestina," ujar dia.
Ada sebuah rekaman video Tengkorak ketika tampil di salah satu acara musik di Jakarta. Ketika para personel naik ke atas panggung, teriakan ”Assalamualaikum” bersahut-sahutan dari ratusan penonton. Ombat yang memegang mike langsung dengan lantang meneriakkan kalimat takbir yang dijawab dengan lantang oleh lautan penonton yang terdiri atas para pemuda gondrong, kumal, dan berpenampilan layaknya preman. Kesan angker yang melekat pada para penikmat musik heavy metal seketika luntur.
Menurut Ombat, itu bukti bahwa Islam adalah agama universal dan diterima semua kalangan. Bahkan, kata dia, mantan pemuja setan pun bisa bertobat dan memeluk Islam jika media dakwah yang disampaikan sesuai dengan kehendak hati mereka.
Wakil ketua Kongres Advokat Indonesia (KAI) Provinsi Banten itu lantas menunjukkan salah satu lirik lagu Tengkorak dalam bahasa Inggris yang berjudul Jihad. To whom it may concern, which testify to Syahadat. Israel had declared a war by throwing words. Let’s fight in the name of Allah, jihad fi sabilillah. (Bagi siapa pun yang merasa telah bersaksi dan menyebut Syahadad. Israel telah menyatakan perang dengan menggunakan kata-kata (ideologi, Red), mari berperang dengan atas nama Allah. Mari berjihad di jalan Allah).
Ombat mengatakan, lirik lagu Jihad pernah menjadi perhatian media-media asing. Bahkan, sekitar lima kali Ombat diwawancarai media dari AS dan Jepang untuk sekadar memastikan, apakah band Tengkorak itu berafilisasi dengan terorisme atau tidak. Dalam berbagai sesi wawancara tersebut, Ombat dengan tegas menyatakan bukan teroris, tetapi dirinya anti-Zionis dan anti pemurtadan oleh Yahudi.
Tengkorak, kata dia, tidak pernah takut melawan konspirasi pemurtadan akidah Islam. "Tapi, kami hanya mampu berjihad dengan musik. Karena itu, sampai kapan pun ini akan kami maksimalkan," tegasnya.
Jangan lupa baca juga episode sebelumnya karena saling berkaitan (klik disini) dan
(klik disini)
Tengkorak, kata dia, tidak pernah takut melawan konspirasi pemurtadan akidah Islam. "Tapi, kami hanya mampu berjihad dengan musik. Karena itu, sampai kapan pun ini akan kami maksimalkan," tegasnya.
Jangan lupa baca juga episode sebelumnya karena saling berkaitan (klik disini) dan
(klik disini)
NB : Bersambung di episode berikutnya, ikuti terus ya..
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar