Pertanyaan itu terus menggelayuti pikiranku. beberapa orang dewasa yang kutanya, selalu memberikan jawaban yang berbeda yang semakin membuatku bingung sendiri. Banyak jawaban, tetap saja tidak bisa memuaskan rasa keingintahuanku. Seperti pada suatu ketika aku bertanya pada kakakku..
“kak,” aku menyapa kakakku yang sedang asyik dengan papan ketik laptopnya.
“Apa?” balasnya.
“Jati diri itu ap sih?”
kakakku langsung berhenti dari kesibukaknya didepan laptopnya.
“Jati diri ?” Ia bertanya pada dirinya sendiri. “Jati diri itu, ya bagaimana kepribadian kita lah.”
“Kepribadian kita yang bagaimana?”.
“Kepribadian kita…” kakak tidak mampu meneruskan jawabannya.
Sampai sekarang, aku bingung mencari di mana jati diriku.
***
“Jati diri itu apa sih?”, “Siapa sih loe?”, “Loe hidup di dunia ini untuk apa?”
Pernah gak pertanyaan-pertanyaan di atas hinggap di kepala sobat semua ? Kalo pernah, Congrats dech. Itu artinya, ente udah mulai gunain akal ente untuk berpikir.
Banyak orang yang tanpa sadar, sebenarnya mengalami krisis jati diri. Mereka tidak tahu harus bersikap, berprinsip, berharap, dan berbuat apa di tengah arus kehidupan yang menawari mereka dengan keragaman pola pikir yang menawarkan sebuah ‘kebenaran’ mereka masing-masing. Sebuah keadaan yang sering disebut dengan Krisis Jati Diri dalam pergaulan masa kini. (Coba deh telisik dirimu sendiri).
Ada yang mengatakan, ketika hidup itu untuk melanggar peraturan, maka dia telah menemukan jati diri.
Ada lagi yang mengatakan, hidup itu adalah untuk bersenang-senang, maka dia telah menemukan jati diri.
Bahkan, ada juga yang parah (ini sebenarnya parah lho), mengatakan bahwa hidup ini seperti air yang mengalir, ke mana arus berjalan, ya ngikuutt… trus kalo airnya jatuh ke jurang gimana ? (baca: jurang kemaksiatan),apa masih ngikuutt…?
Well guyz,.. jadi, apa itu jati diri? di mana kita bisa mendapatkan jati diri kita?
Sebenarnya, jawaban itu nggak perlu kita cari sampe keliling dunia segala.
Jati diri itu, bisa disebut sebagai ekspresi bathin mengenai tempat dan peran kita di dunia ini, guna menemukan arti kehidupan yang hakiki, sebagai tuntunan hidup dalam menemukan kebahagiaan sejati. Karena dia, terletak pada diri kita andaikata kita mau mengamatinya.
Jati diri itu, bisa disebut sebagai ekspresi bathin mengenai tempat dan peran kita di dunia ini, guna menemukan arti kehidupan yang hakiki, sebagai tuntunan hidup dalam menemukan kebahagiaan sejati. Karena dia, terletak pada diri kita andaikata kita mau mengamatinya.
Lihatlah rambut kita, bisa nggak sih ente ngatur kapan dia harus tumbuh or tidak tanpa memotongnya?. Atau kuku kita, ente bisa ngatur gak hari apa dia harus panjang ?.
Gak bisa kan ?.
Gak bisa kan ?.
Itu artinya, ada yang lebih berkuasa atas hidup kita, Dialah Allah SWT. Allah SWT menciptakan manusia dan segala isi alam, kemudian memberikan manusia aturan -aturan yang harus diikutinya dalam rangka menjaga alam dan seisinya yang terangkum dalam Alqur’an dan Hadist. Karena itu, tujuan keberadaan manusia di dunia ini adalah dalam rangka beribadah kepada Allah ta’ala dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Allah SWT berfirman:
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
(QS. Adz-dzariyat:56)
(QS. Adz-dzariyat:56)
Itulah jati diri kita yang sesungguhnya, menjadi seorang muslim yang taat yang selalu mengabdi kepada Allah, dan kemudian kembali kepada-Nya dengan membawa segala perbuatan yang telah kita lakukan di dunia.
So, sudah menemukan jati dirimu ?
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar