Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
15.4.12 | Minggu, April 15, 2012 | 0 Comments

ARMA & MALA


Arma dan Mala, mereka telah bersahabat sejak lama. Saling memahami, menghormati, dan menghargai, juga saling menolong, itulah yang terbentuk secara kuat dalam persahabatan mereka.

Namun, sebagai manusia biasa, kadang terjadi peristiwa-peristiwa kecil yang tidak mengenakkan. Seperti yang terjadi hari itu, saat mereka sedang asyik bermain di pantai. Mulanya mereka tertawa riang dan bersenda gurau. Tapi, entah karena apa, tiba-tiba Arma marah lalu memukul kepala Mala. 
Mala diam tanpa memberikan sedikit pun perlawanan dan balasan. Karena dia sadar, ada keterlepasan gurauannya yang sehingga menyinggung perasaan sahabatnya. Mala lalu meraih sepotong kayu untuk menuliskan sesuatu di atas pasir pantai.
“SAHABATKU TELAH MEMUKULKU,” begitu tulisnya.
Pada hari yang lain, mereka bermain di kebun kelapa. Mereka bermain riang di sana hingga terdengar riuh oleh canda dan tawa mereka. Tiba-tiba, beberapa buah kelapa tua lepas dari tangkainya lalu jatuh. Beruntung, Arma segera menyambar tubuh Mala sehingga ia tidak tertimpa buah itu.
“Terima kasih, Arma, sahabatku, engkau telah menyelamatkan aku,” ucap Mala.
Esok harinya, ketika mereka kembali bertemu, Mala menghadiahkan sebongkah batu kepada Arma. Di sana terpahat tulisan, “SAHABATKU TELAH MENOLONGKU.”
Batu itu membuat Arma terharu. “Mengapa dulu ketika aku memukulmu, kamu hanya menuliskannya di atas pasir? Tetapi, ketika aku menolongmu, kamu memahatkannya di atas batu?” tanya Arma.
“Keburukan yang tertulis di atas pasir mudah lenyap tersapu ombak sehingga aku tidak lagi mengingatnya. Sementara kebaikan yang terpahat di atas batu itu akan tetap ada di sana, sehingga aku tidak mudah melupakannya. Bukankah guru kita telah mengajarkan agar kita lebih kuat mengingat kebaikan orang lain daripada keburukannya? " 
 jawab Mala.





                                                    ***
Jangan sampai kita mengabaikan seribu kebaikan orang lain hanya karena satu keburukan yang boleh jadi tidak sengaja ia lakukan.
Begitulah sikap yang semestinya kita tunjukkan kepada orang lain. Kita kubur dalam-dalam semua keburukan dan kesalahannya yang ia lakukan kepada kita. Sebaliknya, semua kebaikannya hendaklah kita ingat-ingat untuk semakin mempertebal penghormatan kepadanya.
Sayangnya, justru gambaran ironis yang kita lakoni selama ini. Terhadap orang lain, justru titik-titik keburukan dan kesalahan yang selalu kita rekatkan dalam ingatan. Sementara kebaikannya begitu saja kita lupakan. Bahkan, saking hobinya kita mengingat atau bahkan mengumbar keburukan orang lain sampai lupa pada keburukan diri sendiri. Lupa berintrospeksiNa’udzu billah min dzalik.

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar