Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
19.2.12 | Minggu, Februari 19, 2012 | 0 Comments

Waspada Godaan Dalam Rumah Tangga


ilustrasi
Keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah adalah tujuan setiap manusia yang akan dan sedang membangun keluarga. Mewujudkannya tentu bukan hal yang mudah. Jika tidak hati-hati, baik dalam perencanaan maupun saat mengarunginya, ia akan menjadi bagian dari penderitaan yang tak ada habisnya.
Allah SWT memperingatkan kepada setiap orang beriman agar hati-hati dalam hal tersebut. FirmanNya, 
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. At-Taghabun [64] : 14).


Ayat di atas menjelaskan bahwa banyak godaan dalam membangun bahtera rumah tangga. Godaan itu terutama datang dari bisikan setan laknatullah. Harus diakui, kemampuan setan dalam menjerumuskan anak manusia ke lembah kenistaan tak perlu diragukan lagi. Karenanya, istri dan anak mampu dia ubah menjadi musuh yang akan menghancurkan cita-cita sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Selain itu, materi dan syahwat termasuk godaan yang mampu menjerumuskan sebuah rumah tangga dalam sebuah kehancuran. Tak jarang seorang istri atau suami berselingkuh karena tidak mendapat kepuasan syahwat lahir dan batin di dalam keluarganya. Tak jarang pula seorang anak frustasi karena malu melihat kelakuan kedua orangtuanya.
Seorang suami, yang seharusnya menjadi seorang pemimpin di keluarga, sering pula menjadi koruptor karena bujukan istrinya yang terus menggerutu karena diperbudak segala macam keinginan. Ayah dan ibu pun terhancurkan kehormatan dan harga diri keluarganya karena perilaku dan akhlak buruk yang diperlihatkan anak-anak yang dilahirkannya.
Agar keluarga kita tak terjerumus oleh godaan, ada baiknya kita mengingat sebuah nasihat indah Rasulullah SAW kepada Abu Dzar. "Perkokohlah bahteramu karena samudera ini amat dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan ini amat panjang. Ikhlaskanlah amalmu karena pencatatmu sunggauh amat jeli."
Rasulullah SAW pun memberikan gambaran bagaimana seharusnya hidup bersama dalam berumah tangga.
 "Perumpamaan orang-orang yang menjaga batas-batas Allah SWT dengan mereka yang melanggarnya, bagaikan satu kaum yang menaiki sebuah bahtera. Sebagian mendapat tempat di atas dan sebagian lagi di bawah. Mereka yang di bawah jika ingin air (terpaksa) melewati orang-orang yang di atas, lalu berkata, "Seandainya kita lubangi (bahtera ini) untuk mendapatkan air, tentu kita tidak lagi mengganggu orang-orang yang di atas." Jika orang yang di atas membiarkan keinginan mereka yang di bawah, tentu semua akan binasa. Jika mereka menghalanginya, mereka akan selamat dan selamatlah semuanya." (HR. Bukhari dan Tarmidzi).
Dalam mengarungi samudera, terkadang sebuah bahtera miring ke kiri dan ke kanan. Satu saat tenang, dan di saat lain dihempas gelombang. Untuk itu, sejak awal, bahtera harus dipersiapkan dan diperkuat segala sisinya. Caranya dengan senantiasa menjaga langkah agar tidak ke luar dari tujuan asasinya, serta selalu menjaga keutuhan dan kesejahteraan keluarga.
Musthafa Mansyur mengungkapkan bahwa kesejahteraan keluarga bukanlah terletak pada aspek fisik materi, tapi keterikatan anggota keluarga dengan akidah, ibadah, akhlak, dan pergaulan Islam, sehingga seluruh kehidupan terwarnai dengan identitas Islam secara utuh.
Bagaimana kehidupan keluarga yang Islami? Jawabannya tentu dapat kita lihat dari perilaku Rasulullah SAW dalam berkeluarga. Bukankah Rasulullah SAW adalah sebaik-baiknya teladan kehidupan? Firman Allah SWT,
 "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al Ahzab [33] : 21).
Wallahu a'lam.

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar