Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
10.2.12 | Jumat, Februari 10, 2012 | 0 Comments

Tengok Masa Lalu Lantas Buka Lembar Baru



MELAKUKAN kesalahan dalam hidup adalah hal yang biasa. Yang luar biasa adalah ketika kita mau mengoreksi diri agar tidak mengulang kesalahan yang sama , karena  kita itu manusia yang punya otak untuk berpikir Proses mengoreksi diri terjadi ketika kita menyadari bahwa ada yang salah dalam langkah yang kita perbuat. Misalnya saja kita tidak lulus sidang skripsi karena sebelumnya malas belajar dan mengusai materi mungkin atau malah kita beli tuh skripsi di orang laen, jadi ya wajarlah,,,. Koreksi diri berjalan ketika kita sadar bahwa kegagalan itu adalah akibat perbuatan kita sendiri. malas untuk bermukhasabah diri .
Masalah akan jadi lain ketika kita menjadi orang yang fatalis. Maksudnya adalah setiap kegagalan selalu ditimpakan pada takdir atau dengan kata lain, Allah disalahkan atas semua peristiwa buruk yang terjadi di dunia. Kalau begini jadinya, manusia tak akan pernah mau berubah jadi lebih baik tentunya. Ia akan selalu punya pihak untuk dikambing hitamkan ( padahal kambing nggak semuanya hitam lhoo ), yaitu takdir.  ( bukankah qadar selalu diawali dengan qadha ' , begitu juga fayakun selalu diawali dengan kun )
Menyalahkan takdir menunjukkan kualitas rendah seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari pun, orang seperti ini akan selalu mencari kambing hitam bagi kegagalan yang ia alami. Ia selalu ingin menjadi pihak yang benar dan merasa benar sendiri. tanpa mau mengkoreksi diri , Orang atau pihak lain adalah pihak untuk disalahkan dan dituding.
...Tapi manusia sempurna adalah mereka yang bertaubat dan belajar dari kesalahan dan tak akan mengulanginya lagi...
Sebenarnya, tak ada yang salah dengan berbuat kesalahan, bila itu tidak disengaja. Tak ada yang salah dengan takdir yang sudah terjadi. Manusia sempurna bukanlah manusia yang tak pernah berbuat salah. Tapi manusia sempurna adalah mereka yang bertaubat dan belajar dari kesalahan dan tak akan mengulanginya lagi. Kejadian lalu yang menyebabkan kegagalan atau dosa tidak untuk disesali namun menjadi cermin agar tidak terulang lagi.

Bangkit menjadi pribadi yang baru dan menatap masa depan yang lebih baik, jauh lebih positif untuk dilakukan dari pada berkubang dalam penyesalan. Toh, tak ada mesin waktu untuk memutar kembali kejadian yang disesali tersebut. Tak perlu juga menyalahkan diri sendiri atas semua yang telah terjadi. Umar bin Khattab pun pernah berbuat dosa ketika cahaya Islam belum disambutnya. Begitu banyak anak dan bayi yang telah ia bunuh. Ia menyesal dan bertaubat tapi ia tak menyalahkan dirinya sendiri trus2an karena masa lalu malah berusaha lebih maksimal untuk menebus kesalahan masa lalu demi mencapai kaffah .

Menyalahkan diri sendiri apalagi sampai taraf menghukum diri sendiri adalah tindakan seseorang yang tak memahami betapa Maha pengampun Allah itu..karena ALLAH menciptakan 4000th lebih dulu pengampunan dari pada alam semesta dan isinya. jika Allah saja mengampuni dosa-dosa hamba seberapa pun banyaknya apabila hamba tersebut bertaubat. Dari sifat Allah ini seharusnya manusia berkaca dan meneladani. ..dan segera bangkit menjadi jasad yang optimis setelah terjatuh dan bertaubat nasukha serta membuat ikhtiayah istiqamah ( usaha yg berkesinambungan )

Menyalahkan takdir dan menyalahkan diri sendiri adalah dua kutub yang tak bisa dipilih semuanya. Menyalahkan takdir hanya mengakibatkan seseorang malas untuk berubah menjadi lebih baik. Selain itu juga sama saja ia menyalahkan Sang Pembuat Takdir itu sendiri yaitu Allah SWT. Naudzhubillah. Sedangkan menyalahkan diri sendiri hanya akan membuat seseorang melakukan penyesalan berkepanjangan ( frustasi ). Karena menyesalnya, ia cenderung menghukum diri sendiri atas kesalahan yang telah dilakukan. Hal inilah yang akan menyibukkan dirinya sehingga lalai dalam upaya untuk memperbaiki diri.
...Memaafkan masa lalu dan menatap masa depan. Hal ini jauh lebih baik dan positif untuk dilakukan...
Jadi mulai detik ini berdamailah dengan takdir. Berdamai dengan diri sendiri. Memaafkan masa lalu dan menatap masa depan. Hal ini jauh lebih baik dan positif untuk dilakukan. Meyakini bahwa takdir itu baik dan buruknya berasal dari Allah yang penting kita usaha dan trus usaha tanpa berputus asa. Seringkali manusia salah dalam menilai baik dan buruk. Yakini saja bahwa semua peristiwa yang terjadi selalu menyimpan hikmah di baliknya. Bila ini yang diyakini dalam hati, maka proses menjadi pribadi yang lebih baik akan lebih mudah untuk dijalani... karena nggak ada gading yang nggak retak dan kota roma nggak di bangun dalam 1 malam seperti dongeng Rara jonggrang. 
yakinlah semua usahamu akan di hargai dengan setimpal oleh ALLAH ,,Insya Allah.....

KEEP SURVIVE MUSLIMSKA.... 

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar