Hasrat untuk bermewah-bermewah sepertinya belum juga hilang dari bangsa kita ini. Walaupun sudah dilanda krisis tak berujung dan beragam bencana, baik alam maupun sosial, masih saja ada yang memperlihatkan kekayaannya secara moncolok. Sebuah mobil Ferrari berwarna merah belum lama ini melintas di sebuah jalan padat kendaraan lengkap dengan pengawalan polisi. Kejadian menarik namun membuat miris itu diberitakan oleh situs berita detik.com.
Tidak perlu menunggu lama, situs berita tersebut langsung kebanjiran caci maki dan hujatan serta kecaman di kolom komentarnya. Kicauan-kicauan di situs burung biru alias Twitter pun tak kalah hebatnya, rata-rata menghujat si pemilik mobil mewah tersebut. Memang, sebagaimana dikutip dari situs detik.com, saudara si pemilik mengatakan bahwa pemilik mobil itu tidak punya niat pamer. Mereka terpaksa pakai Ferrari karena ada keperluan mendadak. Namun, klarifikasi itu tidak juga bisa meredakan badai caci maki dan hujatan yang ditujukan pada mereka.
Pihak kepolisian pun ikut kena caci maki dan hujatan. Para komentator itu rata-rata menyayangkan kesediaan polisi yang memberi pengawalan pada mobil mewah tersebut. Kejadian itu memang semakin memperkeruh dan merusak citra polisi di mata masyarakat. Polisi yang selama ini dianggap sebagai salah satu institusi paling korup semakin terpuruk citranya karena cenderung mengutamakan kepentingan orang-orang kaya. Pengawalan spesial bagi orang-orang tertentu, kata seorang pengamat kepolisian, akan menimbulkan kecemburuan dan iri hati pada masyarakat. Bisa dibayangkan betapa pedihnya perasaan mereka yang sedang berdesakan di kendaraan-kendaraan umum melihat mobil mewah yang meluncur di dekat mereka dengan pengawalan spesial dari pihak kepolisian.
Fenomena munculnya mobil mewah di tengah kemacetan Jakarta yang berisi beragam kendaraan itu hanyalah puncak gunung es ketimpangan sosial yang ada di negeri ini. Ketimpangan yang merupakan konsekwensi logis dari peradaban materalistik yang memanjakan segelintir orang berduit dan menindas mereka yang tipis kantongnya. Kalau sudah seperti ini, apa lagi yang mau dibanggakan? Mobil mewah yang tadinya disangka bakal mengangkat citra dan kehormatan, malah jadi sumber hujatan dan kecaman, caci maki dan umpatan. Entah kapan manusia Indonesia akan sadar bahwa nilai seorang manusia bukan dari apa yang dia miliki, tapi pengabdian apa yang dia lakukan pada Allah SWT dan apa yang berikan pada sesama manusia. Bukan pada apa yang memberikan sensasi psikologis palsu tak bermakna untuk memuaskan egonya semata.
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar