Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
17.1.12 | Selasa, Januari 17, 2012 | 0 Comments

Siapa yang Menilai Perbuatan Anda?


Bagaimana menurut Anda, berbohong itu baik atau tidak? Bagi yang menjawab “tidak”; bagaimana jika Anda menjadi tentara kemudian ikut berperang dan tertangkap? Lalu, tentara musuh bertanya kepada Anda, di mana pasukan Anda? Bila waktu itu Anda menjawab bohong, baik atau tidak?
Lho, sama-sama bohong tapi mengapa terkadang baik dan terkadang buruk. Tidak konsisten. Ya, ternyata perbuatan itu pada hakikatnya tidak punya nilai. Siapa yang menentukan nilai? Yang menentukan adalah faktor dari luar perbuatan itu.



Nah, faktor di luar perbuatan itu banyak. Ada hawa nafsu, adat istiadat, norma di masyarakat, aturan negara, hukum internasional, dan juga hukum agama. Contohnya, melakukan hubungan suami istri tapi belum menikah, menurut hawa nafsu itu baik, menurut kebiasaan orang Barat itu juga biasa. Akan tetapi, menurut norma masyarakat Indonesia secara umum, perbuatan tersebut buruk. Sedangkan menurut agama Islam itu dosa besar dan amat buruk.
Lantas bagaimana agar kita tidak bingung? Bukankah hawa nafsu manusia berbeda-beda? Bukankah norma dan adat istiadat manusia tidak sama? Bukankan aturan negara terkadang dibuat karena ada kepentingan politik tertentu?
Menurut saya, pilihan yang paling tepat adalah jadikan faktor penilai baik dan buruknya suatu perbuatan adalah agama (ketentuan-Nya). Mengapa? Karena aturan itu datang dari Sang Maha Pencipta yang tahu persis bagaimana seharusnya kita menjalankan kehidupan di dunia. Kedua, bila kita mengikuti aturan agama, maka kehidupan di dunia kita terjaga dan di akhirat mendapat balasan di surga.
Teruslah pelajari bagaimana Dia mengatur kehidupan kita. Pahami, hayati, dan kemudian amalkan dalam kehidupan nyata. Agama bukan hanya di tempat ibadah. Agama bukan hanya ada saat kelahiran, pernikahan, dan kematian. Agamapun bukan hanya hadir di bulan-bulan tertentu. Agama ada di setiap tarikan dan hembusan nafas dalam kehidupan kita.
Saya yakin, Anda pasti ingin bahagia di dunia dan juga setelah kehidupan dunia. Orang yang cerdas pasti tidak mengabaikan kehidupan abadi, kehidupan setelah dunia. Dan kehidupan terbaik dan abadi itu bisa kita nikmati bila agama selalu menyatu dalam semua aspek perbuatan kita.


sumer : http://jamilazzaini.com

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar