Dunia media selalu dihiasi berbagai informasi yang selalu didominasi oleh berita politik dan selebriti. Masyarakat menjadi target hangat untuk mengkonsumsi setiap informasi yang dihadirkan media. Kebanyakan masyarakat menganggap bahwa setiap isi berita adalah fakta meski itu kadang datang dari infotaiment yang sudah kental dengan labeh "ghibahnya". Tidak ada inisiatif untuk mencari kebenarannya karena mereka tidak berkepentingan, mungkin itu salah satu alasannya..yang penting dapet bahan gosipan dulu,urusan benar atau nggaknya nanti dulu.
Secara tidak langsung ada benarnya juga hal ini bagi para pewarta dilatar belakangi oleh berbagai alasan, salah satunya kejar "setoran",atau bisa juga di kemungkinkan karena latar belakang kepentingan tertentu seperti agar dikenal orang (alias karbitan) walau kadang cara yang di gunakan jual harga diri, atau mungkin yang lebih parah dari itu yang tidak perlu dibahas di sini.
Inilah perang teknologi dengan target memerangi pikiran. Media memegang peranan penting dalam membentuk pola pikir masyarakat. Jika pola pikir mereka sudah tersetting dengan rapi seperti yang diinginkan akan sangat mudah untuk dikendalikan. Maka dengan demikian, media memiliki peranan penting untuk kalangan tertentu dalam segala aspek dan tujuannya. Selain untuk memperoleh keuntungan media itu sendiri, media juga berkesempatan besar untuk memenuhi ideologi redakturnya. Semakin canggih tingkatan teknologi, semakin cepat pengaruh yang akan menunjukkan daya gunanya.
Sangat miris mungkin ketika melihat anak-anak kita lebih ingat jadwal tayang kartun kesukaannya daripada pelajaran sekolah walau ada juga tayangan tv yang menurut saya ada nilai positifnya untuk anak2 semcam si bolang dan laptop si unyil,..maklum hobi juga seh nonton tayangan itu,he2..bahkan para remaja lebih hafal jadwal sinetron dan infotaiment dari pada jadwal kuliyahnya..wah bisa fatal tuh kalau di biarkan berlarut2.
Otak manusia mengambil peranan penting di sini. Menurut teorinya, split brain function otak manusia ada dua bagian, yaitu otak kiri dan kanan. Kedua belahan otak ini memiliki peranan yang berbeda. Otak kiri lebih berperan dalam hal logis dan otak kanan untuk emosionalnya. Otak kiri menyimpan setiap informasi dalam jangka waktu pendek (short term memory), sebaliknya otak kanan menyimpan dalam bentuk jangka waktu panjang (long term memory).
Ketika anak-anak/remaja belajar di sekolah/kampus, maka proses pengolahan informasi yang diterima akan cenderung di belahan otak kiri. Sedangkan iklan/informasi atau segala macam yang ditayangkan di media lebih cenderung untuk diproses oleh belahan kanan otak. Inilah yang menyebabkan jadwal tayang kartun/infotaiment kesukaan lebih diingat oleh anak-anak/remaja dibandingkan pelajaran di sekolah. Pelajaran tersimpan dalam bentuk memori jangka pendek dan tayangan media dengan segala kecanggihannya tersimpan di otak kanan.
Semoga masyarakat semakin menyadari hal ini. Memilah dan memilih informasi yang didapatkan sangat penting. Kalau filterisasi informasi yang ada pada masyarakat kita bocor, maka akan kacaulah negeri yang kita cintai ini. Kepada mereka para politikus dan artis sebagai public figure, hentikanlah sensasi-sensasi yang hanya menguntungkan diri sendiri. Kapan teriakan kami sebagai masyarakat kecil dipahami dan dimengerti. Walaupun kalian mencari sensasi, tetap pakailah hati dan jangan lupa koridor islami.
Anda sebagai orang-orang yang telah kami wakilkan untuk menyuarakan suara hati kami. Akankah suara kami hanya akan menjadi bisikan yang tidak berarti atau hanya sebagai harmoni kehidupan yang tidak dipedulikan lagi? Untuk para selebriti,jangan racuni otak masyarakat negeri ini dengan lakonan-lakonan yang menginjak-injak harga diri. Carilah sensasi, tapi tetap pakai hati dan tetep dalam koridor islami dan manusiawi.
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar