"Cepetan aku mau berangkat sekarang juga, dan aku tidak mungkin terlambat" dalam perjalanan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi ternyata : "oh, saudaraku ternyata aku lupa telponku, tidak mungkin, pasti aku terlambat mengajukan surat lamaran kerja ini ?".
Terkadang banyak yang tertinggal saat kita tergesa-gesa, kenyataan, pemikiran dan pendapat menjadi gelap dan semuanya bersembunyi, takut gagal atau tidak dapat mewujudkan cita-cita dan harapan menghantui perjalanan hidup kita. Memang ketergesa-gesaan terkadang dibutuhkan pada kondisi darurat saja dan hal ini tidak membutuhkan persiapan apa-apa.
Tergesa-gesa agar segera tiba dirumah dengan mempercepat kendaraan yang kita kemudikan, seakan-akan kita ingin mendahului takdir. Adapula yang tergesa-gesa mendapatkan rezekinya padahal sebenarnya rezeki itu bukan haknya dan bukan miliknya, dan ia terus dalam peperangan melawan nuraninya untuk mengatakan bahwa ia berada dalam kebenaran, contoh lain : ada mahasiswa yang tergesa-gesa menyerahkan tugas penelitiannya dan menolak segala usulan dan anjuran teman-temannya dengan alasan waktunya sudah habis, akan tetapi bila kita bekerja dengan kelompok yang berprinsip "kita masih punya waktu" maka kita akan menyelesaikan tugas kita sesuai dengan planning dan kita tidak menjadi korban orang lain.
Kita selalu berlomba dengan waktu, diri dan masyarakat, perlombaan yang tidak diketahui kecuali setelah kita sampai pada garis finish, kita memulai dengan satu tujuan dan berakhir dengan kemauan untuk sampai pada titik permulaan kembali karena kita diburu waktu hingga kita tidak sadar kapan sebenarnya kita memulai. Kehidupan kita adalah rantaian keputusan yang kesalahannya lebih menguasainya, dan kita selalu tergesa-gesa, dan saat keputusan yang kita keluarkan itu ternyata salah, maka dengan segera menunjukkan jari kita bahwa waktulah penyebabnya.
Sebagai saran : hendaknya kita jangan tergesa-gesa agar tidak menyesal, dan jangan tergesa-gesa agar kita sampai pada tujuan kita dengan selamat, dan sifat ketergesa-gesaan ini terikat erat dengan manusia, hingga Allah menegaskan dalam Al Quran : “Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa” (Al Isra’ 11), akan tetapi disamping itu manusia diberikan akal dan hikmah untuk mengatur dan mengendalikan sifat tersebut.
Terkadang banyak yang tertinggal saat kita tergesa-gesa, kenyataan, pemikiran dan pendapat menjadi gelap dan semuanya bersembunyi, takut gagal atau tidak dapat mewujudkan cita-cita dan harapan menghantui perjalanan hidup kita. Memang ketergesa-gesaan terkadang dibutuhkan pada kondisi darurat saja dan hal ini tidak membutuhkan persiapan apa-apa.
Tergesa-gesa agar segera tiba dirumah dengan mempercepat kendaraan yang kita kemudikan, seakan-akan kita ingin mendahului takdir. Adapula yang tergesa-gesa mendapatkan rezekinya padahal sebenarnya rezeki itu bukan haknya dan bukan miliknya, dan ia terus dalam peperangan melawan nuraninya untuk mengatakan bahwa ia berada dalam kebenaran, contoh lain : ada mahasiswa yang tergesa-gesa menyerahkan tugas penelitiannya dan menolak segala usulan dan anjuran teman-temannya dengan alasan waktunya sudah habis, akan tetapi bila kita bekerja dengan kelompok yang berprinsip "kita masih punya waktu" maka kita akan menyelesaikan tugas kita sesuai dengan planning dan kita tidak menjadi korban orang lain.
Kita selalu berlomba dengan waktu, diri dan masyarakat, perlombaan yang tidak diketahui kecuali setelah kita sampai pada garis finish, kita memulai dengan satu tujuan dan berakhir dengan kemauan untuk sampai pada titik permulaan kembali karena kita diburu waktu hingga kita tidak sadar kapan sebenarnya kita memulai. Kehidupan kita adalah rantaian keputusan yang kesalahannya lebih menguasainya, dan kita selalu tergesa-gesa, dan saat keputusan yang kita keluarkan itu ternyata salah, maka dengan segera menunjukkan jari kita bahwa waktulah penyebabnya.
Sebagai saran : hendaknya kita jangan tergesa-gesa agar tidak menyesal, dan jangan tergesa-gesa agar kita sampai pada tujuan kita dengan selamat, dan sifat ketergesa-gesaan ini terikat erat dengan manusia, hingga Allah menegaskan dalam Al Quran : “Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa” (Al Isra’ 11), akan tetapi disamping itu manusia diberikan akal dan hikmah untuk mengatur dan mengendalikan sifat tersebut.
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar