Manakah yang lebih hebat? Wanita yang melahirkan orang-orang hebat atau wanita yang dilahirkan sebagai orang hebat?
Pemikiran semakin berkembang, sampai ada pertanyaan demikian, hebat-hebatan antara seorang pemimpin wanita dan perannya dalam rumah tangga yang tiada lain adalah seorang ibu rumah tangga.
Tidak dipungkiri memang kita banyak menemukan wanita-wanita yang disebut hebat dalam kariernya, seperti Rita Widiyasari menjadi perempuan pertama menjabat sebagai Bupati Kutai Kartanegara, Sekar Wijayanti menjadi Kapolsek, hebat karena jabatan beresikonya yang seharusnya dipikul perwira laki-laki, Rina Barito memimpin Komite Olahraga Nasional Indonesia, Pengacara, Dosen. Mengintip sejarah masalalu, kita masyarakat Indonesia pernah dipimpin oleh presiden wanita pada tahun 2001. Meski begitu, tidak dipungkiri bahwa wanita tetap saja tidak sehebat laki-laki dimana mereka bisa lebih eksis dalam karirnya.
Di sisi lain, wanita yang jauh dari pembicaraan banyak orang, dan tak pernah disorot keberadaannya, tetap eksis dengan perannya mengandung, melahirkan, membesarkan buah hati hingga menjadi orang penting. Tidak sedkit dari wanita-wanita itu ibu dari seorang presiden, perdana menteri, sekjen PBB, Panglima Perang, Polisi, Dokter, Insinyur.
Sebagai perbandingannya, wanita yang terlahir sebagai orang hebat belum tentu melahirkan generasi hebat, sedangkan wanita yang melahirkan orang-orang hebat sudah tentu adalah seorang wanita yang hebat, karena ia lahirlah generasi-generasi hebat itu. Luar biasa.
Jaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Walaupun disebutkan yel-yel kesetaraan gender, tetap saja wanita dan laki-laki berbeda dalam hal peran, tugas, dan kewajibannya masing-masing. Wanita tetaplah wanita mengandung, melahirkan, menyusui, memasak, mengurus kehidupan rumah tangganya. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan, kewajiban, dan kehebatannya. Yang harus berubah adalahwanita juga berhak mendapat/menuntut pendidikan layaknya laki-laki, mendapat perlakuan yang baik, dihormati keberadaannya, wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah. Hal ini bisa terwujud jika wanita memiliki kemampuan yang sama dalam memperoleh pendidikan.
Sekarang pertanyaan saya...?
Lalu hebatan siapa ya?
wanita dengan prestasi luar rumah atau wanita dengan prestasi dalam rumah ?
Semua jawaban saya kembalikan pada anda semua untuk menyimpulkan..
Pemikiran semakin berkembang, sampai ada pertanyaan demikian, hebat-hebatan antara seorang pemimpin wanita dan perannya dalam rumah tangga yang tiada lain adalah seorang ibu rumah tangga.
Tidak dipungkiri memang kita banyak menemukan wanita-wanita yang disebut hebat dalam kariernya, seperti Rita Widiyasari menjadi perempuan pertama menjabat sebagai Bupati Kutai Kartanegara, Sekar Wijayanti menjadi Kapolsek, hebat karena jabatan beresikonya yang seharusnya dipikul perwira laki-laki, Rina Barito memimpin Komite Olahraga Nasional Indonesia, Pengacara, Dosen. Mengintip sejarah masalalu, kita masyarakat Indonesia pernah dipimpin oleh presiden wanita pada tahun 2001. Meski begitu, tidak dipungkiri bahwa wanita tetap saja tidak sehebat laki-laki dimana mereka bisa lebih eksis dalam karirnya.
Di sisi lain, wanita yang jauh dari pembicaraan banyak orang, dan tak pernah disorot keberadaannya, tetap eksis dengan perannya mengandung, melahirkan, membesarkan buah hati hingga menjadi orang penting. Tidak sedkit dari wanita-wanita itu ibu dari seorang presiden, perdana menteri, sekjen PBB, Panglima Perang, Polisi, Dokter, Insinyur.
Sebagai perbandingannya, wanita yang terlahir sebagai orang hebat belum tentu melahirkan generasi hebat, sedangkan wanita yang melahirkan orang-orang hebat sudah tentu adalah seorang wanita yang hebat, karena ia lahirlah generasi-generasi hebat itu. Luar biasa.
Jaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Walaupun disebutkan yel-yel kesetaraan gender, tetap saja wanita dan laki-laki berbeda dalam hal peran, tugas, dan kewajibannya masing-masing. Wanita tetaplah wanita mengandung, melahirkan, menyusui, memasak, mengurus kehidupan rumah tangganya. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan, kewajiban, dan kehebatannya. Yang harus berubah adalahwanita juga berhak mendapat/menuntut pendidikan layaknya laki-laki, mendapat perlakuan yang baik, dihormati keberadaannya, wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah. Hal ini bisa terwujud jika wanita memiliki kemampuan yang sama dalam memperoleh pendidikan.
Sekarang pertanyaan saya...?
Lalu hebatan siapa ya?
wanita dengan prestasi luar rumah atau wanita dengan prestasi dalam rumah ?
Semua jawaban saya kembalikan pada anda semua untuk menyimpulkan..
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar