"Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong" (Qs.An-Nahl :23)
Siapakah orang yang paling senang dalam hidupnya? Jika pertanyaan itu ditujukan kepada saya, jawaban saya adalah tukang parkir. Ya, tukang parkir. Betapa tidak?! Tiap hari berganti-ganti mobil, mulai dari kelas BMW, Mercedes, Ferrari, Honda Civic,sampai kelas VW Kodok ada. Anehnya lagi, tukang parkir tidak pernah sombong. Ia sangat tawadhu, bahkan terkesan lugu.
Jarang ada tukang parkir yang petantang-petenteng memamerkan mobil-mobil yangada di lahan parkirnya, seperti kata-kata,"Ini mobil keluaran terbaru lho.", "Nih, mobil bekas kendaraan Presiden India waktu KAA.",
"Nah, yang ini Lamborghini selundupan, maklum masih enggak boleh."Pasti, tidak ada tukang parkir yang petantang-petenteng seperti ini.
Lebih aneh lagi ketika suatu waktu mobil-mobil itu satu persatu meninggalkan lahan parkirnya, bahkan sampai kosong ludes sama sekali, apakah tukang parkir jadi stres? Ternyata tidak. Ia begitu tenang, 'setenang lautan teduh' kata sebuah lagu. Mengapa? Karena ia tidak merasa memiliki, melainkan hanya merasa dititipi. Ini kuncinya.
Seharusnya begitulah sikap kita akan duniaini. Punya harta melimpah, deposito jutaanrupiah, mobil keluaran terbaru paling mewah, tidak menjadi sombong sikap kita karenanya. Begitu juga sebaliknya, ketika harta diambil, jabatan dicopot, mobil dicuri, tidak menjadi stres dan putus asa. Semuanya biasa-biasa saja. Bukankah semuanya hanya titipan saja?! Suka-suka yang menitipkan, mau diambil sampai habis tandas sekalipun, silahkan saja, wongkita cuma dititipi.
Munculnya penyakit stres di kalangan masyarakat pada dasarnya lebih diakibatkan karena tidak mampu memposisikan dirinya sebagai hamba yangdititipi amanah oleh Allah SWT. Harta kekayaan, ilmu pengetahuan, dan bahkan jabatan sekalipun semuanya merupakan barang titipan.
Dalam dunia bisnis, kepercayaan relasi merupakan unsur penting dalam mengembangkan usaha kalau bisnis kita ingin bertahan lama. Demikian juga dengan amanah Allah SWT. Kalau Allah SWT percaya bahwa kita termasuk orang yang bisa memikul amanah, maka Allah dengan sangat mudah untuk memberikan jalan kemudahan bagi kita menerima amanah itu.
Jika kita menjadi tukang parkir, jangan harap ada orang yang percaya kepada kita manakala barang-barang yang dititipkan kita rusak, apalagi kalau sampai hilang. Kalau sudah tidak dipercaya, bisa dipastikan kehidupan kita akan mengalami kesulitan.
Ikhlaslah mengerjakan sesuatu yang menjadi beban kita sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Dengan cara demikian, Insya Allah pintu ridha Allah SWT akan semakin terbuka.
Jarang ada tukang parkir yang petantang-petenteng memamerkan mobil-mobil yangada di lahan parkirnya, seperti kata-kata,"Ini mobil keluaran terbaru lho.", "Nih, mobil bekas kendaraan Presiden India waktu KAA.",
"Nah, yang ini Lamborghini selundupan, maklum masih enggak boleh."Pasti, tidak ada tukang parkir yang petantang-petenteng seperti ini.
Lebih aneh lagi ketika suatu waktu mobil-mobil itu satu persatu meninggalkan lahan parkirnya, bahkan sampai kosong ludes sama sekali, apakah tukang parkir jadi stres? Ternyata tidak. Ia begitu tenang, 'setenang lautan teduh' kata sebuah lagu. Mengapa? Karena ia tidak merasa memiliki, melainkan hanya merasa dititipi. Ini kuncinya.
Seharusnya begitulah sikap kita akan duniaini. Punya harta melimpah, deposito jutaanrupiah, mobil keluaran terbaru paling mewah, tidak menjadi sombong sikap kita karenanya. Begitu juga sebaliknya, ketika harta diambil, jabatan dicopot, mobil dicuri, tidak menjadi stres dan putus asa. Semuanya biasa-biasa saja. Bukankah semuanya hanya titipan saja?! Suka-suka yang menitipkan, mau diambil sampai habis tandas sekalipun, silahkan saja, wongkita cuma dititipi.
Munculnya penyakit stres di kalangan masyarakat pada dasarnya lebih diakibatkan karena tidak mampu memposisikan dirinya sebagai hamba yangdititipi amanah oleh Allah SWT. Harta kekayaan, ilmu pengetahuan, dan bahkan jabatan sekalipun semuanya merupakan barang titipan.
Dalam dunia bisnis, kepercayaan relasi merupakan unsur penting dalam mengembangkan usaha kalau bisnis kita ingin bertahan lama. Demikian juga dengan amanah Allah SWT. Kalau Allah SWT percaya bahwa kita termasuk orang yang bisa memikul amanah, maka Allah dengan sangat mudah untuk memberikan jalan kemudahan bagi kita menerima amanah itu.
Jika kita menjadi tukang parkir, jangan harap ada orang yang percaya kepada kita manakala barang-barang yang dititipkan kita rusak, apalagi kalau sampai hilang. Kalau sudah tidak dipercaya, bisa dipastikan kehidupan kita akan mengalami kesulitan.
Ikhlaslah mengerjakan sesuatu yang menjadi beban kita sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Dengan cara demikian, Insya Allah pintu ridha Allah SWT akan semakin terbuka.
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar