Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
12.2.12 | Minggu, Februari 12, 2012 | 0 Comments

KEMANA LAGI AKAN SEMBUNYI


hendaknya engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya dan jika Engkau tidak melihatnya sesungguhnya Dia melihat-Mu.


Sahabat agung sebaik-baik penafsir Alquran Abdullah bin Abbas r.a.
bercerita kepada para muridnya. Ada seorang laki-laki pada zaman sebelum kalian dia beribadah kepada Allah selama 80 tahun kemudian dia terpeleset kepada suatu dosa lalu dia pun takut atas dirinya krn dosa tersebut.




Kemudian dia mendatangi hutan dan berkata ‘Wahai hutan yg banyak bebatuannya yg lebat pepohonannya yg banyak hewan-hewannya adakah engkau memiliki tempat bersembunyi bagiku dari Rabku?’ Dengan ijin Allah hutan menjawab ‘Wahai manusia demi Allah tiada satu pun rumput maupun pohon dalam wilayahku melainkan ada seorang malaikat yg diutus di sana maka bagaimana aku hendak menyembunyikanmu dari Allah?’ Laki-laki itu pun mendatangi laut dan berkata ‘Wahai laut yg melimpah airnya yg banyak ikan-ikannya adakah engkau memiliki tempat utk menyembunyikan diriku dari Rabku?’ Maka laut pun menjawab ‘Wahai manusia demi Allah tiada satu butir pasir pun atau binatang air pun kecuali disertai malaikat yg diutus maka bagaimana aku hendak menyembunyikan dirimu dari Allah?’ Laki-laki itu pun mendatangi gunung dan berkata ‘Wahai gunung yg tinggi menjulang langit yg banyak gua-guanya adakah engkau memiliki tempat utk menyembunyikan diriku dari Rabku Tabaraka wa Taala?’ Gunung menjawab ‘Demi Allah tiada satu batu atau gua pun yg ada di wiliayahku kecuali ada malaikat yg diutus bagaimana mungkin aku menyembunyikanmu’? {Haa Kadza Tahaddatsa as-Salaf 40}.



Perisai Dosa Isu tentang perselingkuhan berjejal begitu banyaknya. Para pelakunya merasa enjoy sepanjang tidak ketahuan istri atau suaminya. Korupsi dan kolusi merajalela di tiap lini dan tempat kerja koruptor pun santai saja selagi petugas audit tidak mencium bau busuknya. Jumlah uang yg dilalap tak kepalang tanggung banyaknya. ICW menyebutkan angka korupsi di tingkat DPRD masing-masing bernilai milyaran tidak ada yg ‘hanya jutaan’. Kumpul kebo dan perzinaan terjadi di mana-mana terus menjadi rutinitas selagi keluarga orang tua dan masyarakat tidak mendeteksi tindakan kotornya. Padahal bisa saja mereka bersembunyi dari manusia tetapi mereka tidak akan mampu bersembunyi dari Allah.
Mereka bersembunyi dari manusia tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari Allah padahal Allah beserta mereka. .


Maksiat terjadi krn adanya kemauan atau terbukanya peluang melakukannya.
Namun keduanya dapat dicegah secara sekaligus dgn muraqabatullah merasa diawasi oleh Allah. Mengapa demikian? Karena muraqabatullah menjadikan seseorang sadar bahwa tiap gerak-gerik dan kerlingan matanya selalu diawasi oleh Zat yg akan memberikan sangsi kepadanya ketika berdosa. Tak ada tempat dan kesempatan yg memungkinkan baginya berbuat dosa tanpa sepengetahuan-Nya. Otomatis kendurlah kemauannya utk berbuat dosa meskipun tidak ada orang lain bersamanya sebab Allah mengawasinya.
Tidak akan terlintas di benak pencuri utk mengganyang mobil patroli yg diparkir di depan kantor polisi. Karena ia sadar bahwa aksinya akan dgn mudah diketahui dan jeruji besi siap menantinya.
Jika demikian sudah selayaknya hamba yg cerdas tidak coba-coba menjamah wilayah dosa yg dilarang sang Pencipta. Karena Allah takkan sedikit pun terlena dalam mengawasinya sedangkan hukuman-Nya tidak hanya berupa jeruji besi tetapi siksa yg tiada tara beratnya. Maka merasakan pengawasan Allah adl perisai utama yg menghalangi seseorang utk berbuat dosa.
Tidak Ada Tempat utk Bersembunyi Muraqabah juga menumbuhkan rasa malu utk berbuat dosa kepada Allah.


Manusia yg bermuraqabah menyadari bahwa Allah yg memberikan segala ni’mat kepadanya juga memantau tiap gerak-geriknya. Tidak ada tempat bersembunyi dari-Nya agar dia bebas berbuat dosa. Malaikat yg menjaga di tiap bumi yg dia pijak akan menjadi saksi atas segala yg dilakukannya.
Maka bagaimana dia akan durhaka kepada-Nya di hadapan pengawasan-Nya. Yang dia lakukan bahkan sebaliknya dia ingin agar Zat yg memberikan ni’mat kepadanya melihat dirinya selalu dalam ketaatan kepada-Nya sehingga Dia akan merasa rida. Untuk itulah Ibnu Atha’ berkata Sebaik-baik ketaatan adl muraqabatullah merasa diawasi oleh Allah di tiap waktu.
Kesempurnaan muraqabatullah diraih manakala seseorang juga menyadari bahwa tiap gerak napas dan detik perbuatannya direkam dalam catatan malaikat.


Kelak catatan itu akan diperlihatkan kepadanya. Terbuktilah bahwa tidak ada yg terlewat dari perbuatannya semua tercatat detail di dalamnya. Tidakkah kita malu jika catatan perbuatan kita dibuka pada hari Kiamat sementara di sana terdapat rekaman dosa yg kita kerjakan pada saat bersembunyi? Ketika Ramai dan Sendirian Muraqabatullah berdampak sangat baik terhadap amal seorang hamba. Ia membuat orang tidak hanya semangat berbuat baik pada saat rame namun loyo pada saat sendiri atau jauh dari maksiat pada saat rame namun akrab pada saat sendiri. Sebab dalam hati seseorang telah tumbuh kesadaran bahwa Zat yg mengawasinya selalu memantau dirinya pada saat ia berada di tengah banyak orang maupun sendirian Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yg mereka sembunyikan dan segala yg mereka lakukan dgn terang-terangan? .


Dia juga sadar bahwa malaikat yg mencatatnya tidak akan pernah pula bosan utk menyertai dan mencatat perbuatannya ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya seorang duduk di sebelah kanan dan yg lain duduk di sebelah kiri. . Catatan yg terdapat dalam kitab itu pun detail tidak ada sedikit pun yg tercecer hingga orang-orang yg bersalah ketakutan terhadap apa yg tertulis di dalamnya dan mereka akan berkata Aduhai celaka kami kitab apakah ini yg tidak meninggalkan yg kecil dan tidak yg besar melainkan ia mencatat semuanya. {Al-Kahfi 49}.


Muraqabatullah menyebabkan seseorang beramal ketika sendirian sama bagusnya dgn apa yg dia lakukan ketika bersama banyak orang. Alangkah bagusnya seorang muslim tatkala menyendiri lalu dia merasakan bahwa malaikat tidak akan berpisah darinya diutus utk menulis kebaikannya. Maka dia berkata kepada malaikat Tulislah semoga Allah merahmati Anda sehingga dia memenuhi lembaran kitabnya dgn kebaikan dan apa-apa yg bisa memperberat timbangannya. Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan begitu kejahatan yg telah dikerjakannya ia ingin kalau kiranya antara ia dgn hari itu ada masa yg jauh. 


Untuk itu para salaf tidak membedakan amal antara yg dahir dan yg batin.
Amalan tersembunyi mereka tidak menyelisihi apa yg mereka kerjakan secara terang-terangan seperti Hasan al-Bashri yg disifatkan seorang tetangga sekaligus muridnya ‘amalan beliau pada saat sendiri sama dgn amal beliau ketika di tengah orang banyak.’ Sebagian ada yg taqarrub mereka kepada Allah tatkala sendirian lbh banyak porsinya dari pada ketika terang-terangan krn khawatir timbul riya dan sum’ah. Seperti Ali bin Husain bin Ali tiap kali kegelapan telah merayap beliau mengusung sekarung gandum di punggungnya utk diberikan kepada fakir miskin di Madinah beliau mengetuk pintu meletakkan gandum tersebut lalu pergi tanpa diketahui oleh orang yg beruntung mendapatkan bantuannya.


Yang Berdosa Sambil Tertawa Sebagian orang yg hatinya sakit bahkan mati mengira bahwa Allah tidak melihat mereka tatkala bermaksiat atau lengah dari apa yg mereka kerjakan sehingga mereka berdosa dgn tertawa. Apalagi jika hukuman atas dosanya tidak segera nampak di depan mata. Para pezina yg ‘aman’ dari penyakit kelamin para pembunuh kaum muslimin para penjahat dan pendosa jangan disangka Allah membiarkan mereka. Allah tidak membiarkan para pendurhaka pendahulu mereka seperti kaum Luth kaum Tsamud kaum ‘Ad maupun Fir’aun. Karena itu Rabmu menimpakan kepada mereka cemeti azab sesungguhnya Rabmu benar-benar mengawasi. .

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar