Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
6.3.12 | Selasa, Maret 06, 2012 | 0 Comments

Kompetisi Investasi Akhirat

alt

Salah satu kebiasaan yang harus menjadi watak kaum muslimin secara umum adalah dermawan, pemurah dan suka mengulurkan tangan kepada saudaranya. Tidak saja ketika mendapati saudaranya mengalami musibah, dalam keadaan aman dan sejahterapun mereka akan mengeluarkan infaq dari hartanya. Sungguh allah SWT telah menuji hamba-Nya yang bersifat dermawan.



 “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS. Al-Baqarah [2]: 261-262).

Sebaliknya, dalam ayat yang lain Allah SWT sangat mencela sifat bakhil dan kikir, tidak mau mebelanjakan hartanya untuk infaq atau sedekah. Allah SWT berfirman:"Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali Imrah [3]: 180).

Allah telah menyediakan siksa yang pedih dan azhab akhirat bagi mereka yang menimbun hartanya dan tidak mengeluarkannya untuk kepentingan di jalan Allah SWT. “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (QS. At-Taubah [9]: 34-35). Bahkan sifat kikir dikabarkan oleh Rasulullah sebagai difat yang menghancurkan diri seseorang. Beliau bersabda:“Tiga hal yang menghancurkan yaitu kikir yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti dan kagumnya seorang kepada dirinya sendiri.” (HR. Tabrani).

Agar dapat menjadi orang yang gemar berinfak atau bersedekah, kita mesti berkaca pada kehidupan uswah dan qudwah kita yakni Rasulullah SAW. Kita juga bisa berkaca pada kehidupan para sahabat. Mereka adalah orang-orang yang telah terbukti pengorbanan dan keikhlasannya dalam memperjuangkan Islam.

Rasulullah adalah orang yang sangat pemurah. Beliau tidak pernah mengatakan tidak/menolak pada seseorang yang meminta sesuatu dari beliau. Diriwayatkan ada seorang lelaki yang meminta sesuatu kepada beliau. Lalu beliau memberikan kambing sebanyak diantara dua bukit kepada lelaki itu. Kemudian lelaki itu mendatangi kaumnya dan berkata: ”Wahai kaumku masuk Islamlah, karena sesungguhnya Muhammad memberi harta dengan pemberian seperti orang yang tidak takut fakir.” (HR. Muslim dari Anas ra.). Subhanallah.

Demikian halnya para sahabat. Salah satu contoh adalah Abdurrahman bin Auf. Imam Ahmad meriwayatkan bahwa pada suatu hari Abdurrahman bin Auf mendengar Raulullah Saw berkata padanya: “Hai Ibn Auf, sesungguhnya engkau termasuk golongan orang kaya dan engkau akan memasuki surga dengan merangkak. Berilah pinjaman kepada Allah, niscaya Allah menolongmu membuat kedua kakimu berguna (sehingga engkau masuk surga dengan berlari kencang).” Sejak mendengar hal itu, beliau memberikan pinjaman kepada Rabbnya pinjaman yang lebih baik (qardhul hasanan). Suatu hari beliau membeli tanah seharga 40.000 dinar kemudian membagikan semuanya kepada keluarganya dari Bani Zahra, kepada istri-istri Rasulullah dan kaum muslimin yang fakir. Untuk jihad fi sabilillah beliau juga menyumbangkan 500 ekor kuda dan pada kesempatan yang lain sebanyak 1500 ekor kuda. Bahkan ketika wafat, beliau mewariskan 50.000 dinar dan mewasiatkan agar para sahabat yang mengikuti perang Badar yang masih hidup masing-masing diberi 400 dinar, sampai-sampai Utsman bin Afan yang sudah kaya ikut mengambil bagiannya. Utsman berkata: “Sesungguhnya harta Abdurrahman halal dan suci dan makan dari harta itu sehat dan barakah.”

Subhanallah. Inilah teladan agung dari pendahulu kaum muslimin. Sekarang, ketika kita menyaksikan penderitaan yang demikian hebat terjadi pada saudara-saudara kita yang terkena bencana alam di berbagai daerah, tidakkah kita mempunyai sifat seperti para sahabat?. Abdurrahman bin Auf adalah salah satu sahabat yang telah dijanjikan masuk surga, akan tetapi sedemikian dahsyat amal ibadah dan infak yang beliau belanjakan di jalan Allah. Akankah kita --yang tidak ada jaminan masuk surga-- kalah dengan Abdurrahman bin Auf dalam berinfaq?. Mari berkompetisi dalam menanam investasi  untuk modal kita di akhirat kelak. Wallahu A’lam.

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar