Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
3.3.13 | Minggu, Maret 03, 2013 | 0 Comments

Takdir..? (Bisa Diubah?)

Berikut ini adalah tiga bait pertama dalam kitab Al-Hikam karya Ibnu Athaillah al-Iskandari :

1) Di antara tanda sikap mengandalkan amal ialah berkurangnya harap tatkala khilaf.
2) Keinginanmu untuk lepas dari kesibukan urusan duniawi, padahal Allah telah menempatkanmu di sana, termasuk syahwat tersamar. Keinginanmu untuk masuk ke dalam kesibukan urusan duniawi, padahal Allah telah melepaskanmu dari itu, sama saja dengan mundur dari tekad yang luhur.
3) Tekad yang kuat takkan mampu menembus dinding takdir.Syaikh Abdullah Asy-Syarqawi al-Khalwati yang menjelaskan kalimat-kalimat Ibnu Athaillah tersebut mengatakan bahwa dalam tiga bait tersebut, Guru ketiga tarekat al-Syadziliyah itu seakan ingin mengatakan bahwa keinginan seseorang tidak akan ada gunanya bila berbeda dengan keinginan Tuhan. Jika tekad yang kuat saja tidak akan membuahkan hasil apa-apa, kecuali dengan takdir dan izin Allah, apalagi tekad yang lemah. Tentu tidak akan mampu untuk mengubah takdir.

"Ibnu Athaillah ingin menyatakan bahwa keinginanmu tidak akan ada gunanya bila berbeda dengan keinginan Tuhanmu. Jika tekad yang kuat saja tidak akan membuahkan hasil apa-apa, kecuali dengan takdir dan izin Allah, apalagi tekad yang lemah." --- Syaikh Abdullah Asy-Syarqawi al-Khalwati

Tidak salah kemudian, pada penjelasan bait pertama, Grand Syaikh Universitas al-Azhar Mesir dan Mufti Madzhab Syafi'i mengatakan bahwa Ibnu Athaillah ingin mendorong para salik (peniti jalan menuju Allah) agar menghindari sikap bergantung pada sesuatu selain Allah, termasuk bergantung pada amal ibadah, sekalipun!

"Golongan pertama menganggap amal ibadah sebagai satu-satunya sarana untuk meraih surga dan menghindari siksa Allah. Sedangkan golongan kedua menganggap amal ibadah sebagai satu-satunya cara yang bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah...

Kedua golongan ini sama-sama tercela karena tindakan dan keinginan mereka itu terlahir dari dorongan nafsu dan sikap percaya diri berlebih. Mereka menganggap amal ibadah sebagai perbuatan mereka sendiri dan yakin bahwa amal ibadah itu pasti akan membuahkan hasil yang mereka inginkan"

Selanjutnya, Syaikh yang dilahirkan di desa Ath-Thawilah, pesisir Bilbis, dekat desa al-Qarain, Provinsi Asy-Syarqiyah (1150 H) ini menjelaskan bait kedua sebagai penjelasan bait pertama:

"Keinginanmu untuk menjauhi semua sarana penghidupan duniawi dan tidak mau berpayah-payah dalam menjalaninya, padahal Allah telah menyediakan semua sarana itu untuk kau jalani, ... termasuk syahwat yang tersamar.

Keinginanmu untuk bekerja dan berusaha keras mencari penghidupan duniawi, padahal Allah telah menyediakannya untukmu dengan mudah tanpa harus bersusah payah, ... sikap seperti itu sama saja dengan mundur dari tekan luhur."

Dengan demikian, apakah Takdir Allah benar-benar bisa diubah?

ane teringat konsep Law of Attraction yang diperkenalkan oleh Rhonda Byrne dalam buku "The Secret". Ippho Santosa dalam bukunya 7 Keajaiban Rezeki menjelaskan bahwa inti dari konsep yang sering disebut dengan LOA tersebut adalah apa yang Anda pikirkan, itulah yang semesta berikan. Atau boleh juga dibilang dengan pikiran Andalah yang menarik segala sesuatu itu terjadi. Thoughts become things.

Dengan konsep tersebut, banyak muncul pemikiran bahwa takdir dapat diubah dengan pikiran positif. Apalagi dari para motivator dan inspirator pengembangan diri. Namun sayangnya, pemikiran seperti itu sering disalahpahami sebagian orang dengan berpendapat bahwa pikiran dan perbuatan akan mampu mengubah takdir. 

Padahal, kalau kita baca bait ketiga dalam kitab al-Hikam di atas, tekad sekuat apa pun tidak akan mampu untuk mengubahnya. Bukankah gabungan dari pikiran dan perbuatan itulah yang disebut tekad?

Ternyata, satu-satunya yang dapat mengubah takdir hanyalah Allah SWT. Tidak dengan pikiran, perbuatan, dan lain sebagainya. Lebih ekstrim lagi saya mengatakan, doa sama sekali tidak dapat mengubah takdir. Sedekah juga demikian. Dua hal yang akhir-akhir ini menjadi pasangan serasi dalam mempercepat datangnya kebahagiaan. Hanya Allah. Tiada yang lain!

Berikut adalah cara Allah SWT mengubah takdir :

# Pahamilah bahwa Allah senantiasa memantau kita semua. Ia tidak ngantuk apalagi tidur. Jangkauan penglihatannya meliputi bumi dan seluruh isinya serta langit dan lapisannya. Baca al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 225.

# Selanjutnya, Allah juga melihat dengan sempurna apa saja yang kita lakukan dan kerjakan. Tidak ada yang disia-siakannya. Mereka yang berbuat baik akan diganjar dengan kebaikan. Mereka yang berbuat keji akan diganjar dengan hal yang sama dengan apa yang diperbuat. Baca al-Qur'an surat at-Taubah ayat 5 untuk kemudian renungkan dengan apa yang terdapat dalam surat al-Zalzalah ayat 7-8

# Nah, Ini dia rahasianya! Berpikir itu adalah berbuat. Bekerja itu adalah berbuat. Bertekad itu adalah berbuat. Sedekah itu adalah berbuat. Berdoa itu adalah berbuat. Itulah yang menjadi landasan Allah dalam menetapkan takdir atau mengubahnya.

# Kesimpulannya Anda sudah tahu semua: Manusia hanya berusaha tetapi Allah yang menentukan. Yang perlu kita lakukan sebagai seorang hamba hanyalah selalu meyakini bahwa penguasa takdir tetaplah Allah, Allah lagi dan Allah terus.

Sebagai penutup, saya kutipkan apa yang ditulis Syaikh Abdullah Asy-Syarqawi al-Khalwati dalam menutup penjelasan bait ketiga perkataan Ibnu Athaillah, "ini ditujukan untuk mendinginkan api ketamakan yang menyala-nyala di dalam hatimu yang selalu yakin bahwa segala sesuatu itu bergantung pada usahamu sendiri dan pasti berhasil."

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar