Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
1.2.13 | Jumat, Februari 01, 2013 | 0 Comments

Dunia Nan Apatis, Itulah Dunia Artis

Tanpa sengaja ane mengikuti berita penangkapan Raffi Ahmad oleh BNN, ane jadi ingat, entah kapan pertama kalinya ane melihat Raffi Ahmad di televisi.
Ane bukan penggemarnya. Bukan pula seseorang yang membencinya. Biasa-biasa saja, cuma sebatas tau aja..


Ketika mendengar kabar itu beberaa hari lalu, spontanitas ane bertanya pada istri ane,

“Jika kamu punya banyak duit, apa yang bakalan kamu lakukan?”

istri ane yang notabene seorang sarjana, dan pengalaman kerja dikantoran dalam beberapa bulan lalu sebelum ane nikahi.

Ia hanya tertawa. Bingung juga menjawabnya.


Kemudian, ane mereka-reka jawaban-jawaban ane sendiri. Bahkan ketika usia tidak muda usia (lagi) pun, ane akan menjawab banyak hal namun ujungnya harus satu kesimpulannya: “ane harus bahagia”.


Lantas pertanyaannya sekarang, "apakah Raffi Ahmad ini tidak bahagia?."

Tak ada yang bisa menjawabnya kecuali Allah SWT dan dia sendiri.


Ane membayangkan kehidupan artis. Bekerja tak ada jam kerja every day bahkan terkadang ampe midnight.

Penghasilan besar, sudah pasti..!! Malam bisa jadi siang, dan begitu sebaliknya.

Namun hidup di wajibkan melayap dari satu tempat ke tempat lain. Dari satu komunitas ke komunitas yang lain.


Dan Ada pula banyak artis yang menurut mereka, mereka sudah “insyaf” dari dunia artis.
Sebut aja Harry Mukti, Sakti "Sheila on7", Dan banyak lagi lainnya.


Kang Harry Moekti suatu kali mengungkapkan di salah 1 situs islam,

"dunia artis itu tampak sangat menyenangkan. Padahal, sebenarnya penuh dengan kemaksiatan. Karena itu, janganlah memilih dunia tersebut, Saya ini mantan artis, jadi tahu persis kehidupan di dunia artis,” kata beliau.


Kang Harry mengaku, ia meninggalkan dunia penuh gemerlap itu tahun 1995, saat berada pada puncak ketenarannya dalam berkarir khususnya dijalur musik yang pada tahun itu sedang trend-trendnya.


Saat itu, dalam dirinya muncul kesadaran, bahwa dunia yang dijalaninya jauh dari tuntunan agama Islam yang diyakininya.

“Masa iya saya mengucapkan "Assalamu'alaikum" dengan suara keras, tapi malah menjauhkan orang yang saya sapa itu dari Allah SWT?” demikian ujarnya suatu kali di sebuah kajian yang pernah saya liat disalah 1 stasiun tv swasta waktu ramadhan kemarin.


Sedangkan Sakti "SO7", katanya memetik cahaya hidayah di Bandara Adisucipto, Yogyakarta. Saat itu, ia bersama Erros kawan 1 band-nya akan terbang ke Malaysia untuk menerima penghargaan musik di negeri jiran itu. Saat menunggu pesawat, ia masuk ke sebuah toko buku. Matanya tertumbuk pada sebuah buku berjudul “Menjemput Sakaratul Maut Bersama Rasulullah”.

"Saat itu sedang musim kecelakaan pesawat. Hati jadi tidak menentu, kepikiran bagaimana kalau pesawat yang saya tumpangi jatuh dan saya mati, bagaimana nanti jadinya,
” ujarnya mengenang.


Buku itu lalu ia beli dan ia bawa kembali saat pulang.


Di rumah, perasaannya semakin trenyuh karena mendapati ibunya sedang sakit lantaran sebelah paru-parunya mengecil. Pikirannya makin lekat pada kematian setelah seorang bibinya yang datang menjenguk membawakan sebuah majalah keagamaan yang juga bicara kematian.


Rentetan peristiwa itu membuat Sakti merasa diingatkan Allah tentang kematian, hal yang dulu sama sekali tak pernah ia pikirkan.

“Kita semua akan mati. Masalah waktunya, kita tak pernah tahu,” ujarnya pelan.

Ia seperti tersadar bahwa amal di dunia sangat menentukan kebahagiaan di akhirat. Pikirannya semakin fokus pada kematian setelah dalam pengajian-pengajian yang iaikuti ia memperoleh pengetahuan betapa dahsyatnya kepedihan akhirat, dan sebaliknya betapa indahnya kebahagiaan di sana.


Lantas pertanyaannya, apakah Harry Mukti,dan Sakti sekarang ini hidup bahagia dengan pilihannya? ane, dan siapapun tak pernah tahu.
Hanya mereka dan Allah.


Sama seperti hal yang terjadi pada Raffi Ahmad. Hanya dalam pikiran ane yang 'generik', siapapun yang memakai narkoba, dia adalah orang yang sakit dan tidak bahagia dengan hidupnya sendiri.
Bukankah ada begitu banyak pilihan di sekeliling kita. Mau jadi artis. Ustadz. Penulis. Atau apapun. Kalau hanya sekadar muda, kaya, tapi tidak bahagia, apa artinya?
Sebab, kaya itu bukan identik dari sebuah kebahagian, tapi sebaliknya, bahagia itu identitas dari sebuah kebahagiaan, minimal kaya hati, kaya iman.


So, masihkah kita terbimbangkan dengan dunia apatis, dunia para artis guys..?


Wallahu a'lam..
Semoga postingan ini Bermanfaat..

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar