Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
21.12.12 | Jumat, Desember 21, 2012 | 0 Comments

Manajemen Jadi Orang Tua

Mooner [area]- Konon katanya, sebagai orang dewasa kita memiliki 3 peran utama bagi anak-anak di sekitar kita. Ketiga peran tersebut yaitu sebagai guru, sebagai orangtua, dan sebagai teman bermain baginya..
Bener nggak sih.?


Mereka yang disebut orangtua adalah ayah atau ibu dari seorang anak. Sedangkan guru seringkali diartikan sebagai pengajar dan pendidik di lingkungan sekolah. Padahal sejatinya orangtua juga merupakan guru bagi anak-anaknya. Karena orangtua dan guru memiliki tugas yang sama, yaitu mendidik, mengajar, sekaligus melatih kemampuan seorang anak. Dalam hal ini ada 3 bagian kecerdasan anak yang harus diasah baik oleh orangtua maupun guru. 3 aspek kecerdasan itu adalah kecerdasan kognitif (otak), kecerdasan afektif (hati), dan kecerdasan Psikomotorik (tubuh).


Nah berarti, mengajar adalah proses merubah anak dari ’tidak tahu’ menjadi ’tahu’, sisi kecerdasan yang diasah adalah kognitif (otak) si anak. Kalau mendidik adalah proses merubah anak dari ’tidak mau’ menjadi ’mau’, sisi kecerdasan yang diasah adalah afektif (hati) si anak. Sedangkan melatih adalah proses merubah anak dari ’tidak bisa’ menjadi ’bisa’, sisi kecerdasan yang diasah adalah psikomotorik (tubuh).


Peran yang terakhir sebagai orang tua adalah kita sebagai teman bermain bagi anak-anak kita. Bagi anak, bermain selain tuntutan naluri juga merupakan pekerjaan yang utama baginya. Karena mereka belajar banyak hal dalam bermain, baik keterampilan motorik kasar, motorik halus, komunikasi, maupun pengembangan semua sisi multiple intellegence. Orangtua yang kreatif adalah mereka yang dapat menjadikan aktifitas sehari-hari sebagai bagian dari permainan.Menjadi teman bermain untuknya? Sepertinya sederhana dan bisa dilakukan oleh setiap orangtua. Tapi pada kenyataannya masih banyak orang tua yang menyediakan waktu khusus untuk menemani anaknya bermain, terutama seorang ayah. Karena sebagian besar waktunya untuk bekerja sehingga waktunya di rumah dimaksimalkan untuk melepas lelah baginya. Sehingga seringkali peran orangtua didominansi oleh seorang ibu.
Padahal sejatinya seorang ibu dan ayah memiliki peran yang sama dan seimbang.


Menurut Ida Nurlaila dalam buku "Menyayangi Anak Sepenuh Hati" (2008), bahwa seorang pengajar, pendidik sekaligus pelatih bagi anak-anak, harus memiliki karakteristik dasar sebagai berikut :

  • Ikhlas

Semua amal kita untuk Allah semata. Mendidik anak juga merupakan salah satu amal terbaik. Mendidik anak sebagai amanah Allah dan kita jadikan sebagai anak shaleh untuk menjalankan perintah Allah dan membela agamaNya. Tanpa mengharapkan pamrih duniawi. Bukan untuk kebesaran dan kemuliaan kita sendiri.


  • Taqwa

Meraih status tertinggi di sisi Allah dengan melaksanakan semua perintahNyadan menjauhi semua laranganNya.


  • Ilmu

Kita harus membekali diri denganilmu dan keterampilan. Misalnya dengan mengikuti parenting training, membeli buku-buku pendidikan anak, berlangganan majalah keluarga, dan lain sebagainya.


  • Penyabar

Kesabaran tidak memiliki batas.Ia mengalir dalam setiap situasi dan keadaan yang segala bentuknya, mulai darisenyuman hingga saatnya harus menghukum anak.Rasa Tanggung Jawab. Meliputi tanggung jawab kepada keluarga dan masyarakat serta tanggung jawab kepada Allah untuk merawat titipanNya dan mengembalikan kepada Allah dalam keadaan fitrahnya.


  • Kasih Sayang

Hanya kasih sayang yang membuat seseorang bertahan untuk mencintai anak tanpa henti. Seperti apapun anak kita atau bagaimanapun perilakunya.


Sekaran yuk mari, kita jenguk hati dan diri kita..!
Bilakah ternyata kita hingga saat belum sepenuhnya memiliki karakter diri sebagi orangtua, bukankan wajar jika hingga saat ini pula Allah belum menghendaki ”hadirnya” di antara kita. Karena kehadirannya bukan hanya sekedar ’meramaikan’ rumah kita, itu berarti kita juga belum sepenuhnya siap menanggung amanah jadi orang tua.


Oleh sebab itu, bagi sebagian suami istri yang [belum] dapat keturunan, yuk mari sama-sama kita aplikasikan point-point jadi orang tua yang [benar] diatas, biar kita benar-benar siap untuk memikul amanah dari Allah Swt, berupa seorang anak.
Insyaallah..

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar