Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
23.12.12 | Minggu, Desember 23, 2012 | 0 Comments

BIDADARI NAN SEDERHANA

Mooner [area]- Beribu nasehat telah diucap, berjuta perintah telah tersirat. Tetapi tetap saja banyak yang gugur ditelan gemerlap dunia.Semua gemerlap akan sirna oleh sosok bidadari yang hidup dengan kesederhanaan.


Kini, banyak kita jumpai orang yang hidup dalam kesempitan, sabar dengan ujian, dan tabah dalam menjalani seraya mendekatkan diri pada Rabb-Nya. Namun, setelah keadaan berubah, sempit menjadi lapang, derita menjadi bahagia, semua kebutuhan hidup terpenuhi; namun banyak yang tidak siap dengan perubahan tersebut.
Tidak sadar bahwa gemerlap dunia telah menjebaknya.

"Sesungguhnya dunia itu manis dan menawan dan Allah mengangkatmu sebagai khalifah di dalamnya sehingga Allah dapat memperhatikan perbuatanmu.Oleh karena itu waspadalah terhadap dunia, hati-hatilah terhadap wanita karena sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa Bani Israil adalah kaum wanita." (HR. Muslim).


Kedudukan, harta senantiasa bersanding dengan wanita. Misalnya di keluarga, kedudukan wanita sangat berpengaruh, baik kedudukannya sebagai pendamping suami maupun dalam pemeliharaan harta suami. Seperti kisah rumah tangga Umar Abdul Azis RA dengan Fatimah binti Abdul Malik RA, kemewahan berubah menjadi kesederhanaan. Sebelum Umar menerima amanat kekhalifahan, dia terkenal dengan gaya hidup yang serba mewah. Istana megah, pakaian sutera, permata, dan parfum yang seharga satu rumah pun dimilikinya. Semua berubah dengan seketika. Akal pikiran, hati, dan perasaannya telah tergugah, karena hakikat pengawasan Allah telah hidup dalam jiwanya.


Dengan gaya hidupnya yang baru, Umar bertekad untuk meniti kehidupan dengan serba sederhana. Diapun segera mengungkapkan keinginannya pada Fatimah, "Sesungguhnya harta yang kita miliki serta yang dimiliki oleh saudara-saudaramu berasal dari hartanya kaum muslimin. Aku bertekad akan mengembalikannya pada mereka. Dan, jika Adinda tidak sabar pada kesempitan hidupsetelah kekuasaan, maka pulanglah ke rumah ayahmu."


Mendengar itu Fatimah segera menepis, "Saya tidak akan menyertai Kakanda dalam keadaan senang lantas meninggalkan Kakanda dalam keadaan susah. Saya ridha dengan apa yang Kakanda ridhai."


Kemudian semua hartanya didermakan dan kini yang dimilikinya hanya permata peninggalan ayah Fatimah. Umar kembali bertanya, "Wahai Fatimah, engkau tahu bahwa dulu permata itu diambil oleh ayahmu dari kaum muslimin dan lantas dia hadiahkan kepadamu. Sesungguhnya aku tidak suka permata itu tinggal di rumahku. Karena itu, pilihlah antara mengembalikan permata itu ke Baitul Maal atau engkau izinkan aku untuk menceraikanmu."


Fatimah kembali memenuhi permintaan suaminya,
"Demi Allah, tentu aku akan memilihmu dari pada permata ini, bahkan berlipat-lipat dari yang kumiliki."



Dengan kesederhanaanlah Umar dan Fatimah mulai mengikuti realita kehidupan sebenarnya. Sang khalifah mulai memerdekakan budak, mengembalikan seluruh harta yang dimiliki ke Baitul Maal. Begitu juga dengan Fatimah, mulai menanggalkan permata yang dipakainya. Mereka lebih memilih tinggal di rumah yang sangat sederhana. Dengan kata lain, mereka dengan sikap kesederhanaannya berhasil menghancurkan belenggu kemewahan yang mengikat jiwanya dan mematahkan jembatan yang mengantarkan pada fitnah dunia.


Fatimah dalam hal ini bisa disebut sosok bidadari nan sederhana yang turun kebumi. Sebab ia berani melepaskan semua kemewahan dunia dan lebih memilih hidup sederhana bersama suami yang justru setelah mendapat amanat besar sebagai khalifah. Juga memilih kesederhanaan sebagai jalan hidupnya.


Begitu halnya dengan sosok Aisyah RA Ummul Mukminin (Istri Rasulullah). Kezuhudan terhadap dunia menjadi teladan bagi umat.Hampir tidak ada harta di tangannya. Dia bagikan seluruh hartanya kepada kaum-kaum miskin.

Di antara kedermawanannya adalah membagikan seratus ribu dirham, sementara ia sendiri dalam keadaan shaum. Umar bin Zubair RA juga pernah mengisahkan kedermawanan dan kesederhanaan Aisyah, "Aku pernah melihat Aisyah membagi-bagikan harta sebanyak tujuh ratus ribu dirham sementara dia sendiri menjahit bajunya."


Subhanallah, merenungi kedua kisah di atas, betapa mulianya sosok Fatimah dan Aisyah. Ya, dengan kesederhanaannya menjadikan mereka sosok 'bidadari nan sederhana' yang turun ke bumi.


Lantas bagaimana dengan antum ukhti?

Sudahkah antum mengikuti jejak Fatimah dan Aisyah?

Siapkah antum tanggalkan semua kemewahan dunia saat posisi dunia berpihak pada pasanganmu, hingga antum siap menyandang gelar bidadari nan sederhana?


Dalam buku Tamasya ke Surga, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengisahkan tentang bidadari surga. Mereka itu adalah wanita suci yang menyenangkan dipandang mata, menyejukkan dilihat, dan menentramkan hati.


Jadi bidadari adalah wanita shalehah yang senantiasa tawadhu, tidak bermewah-mewah dengan keindahan dunia, bersikap sederhana. Seandainya berperan sebagai istri, maka ia taat kepada suaminya, menjaga harta suami, mendidik anak-anaknya, dan memotivasi agar istiqamah dalam membela agama Allah.

"Tidakkah mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dijadikan bekal seseorang? wanita yang baik (shalihah); jika dilihat suami ia menyenangkan; jika diperintah ia mentaatinya; dan jika suami meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya." (Diriwayatkan Abu Daud dan An-Nasa'i).


Wahai muslimah sobat Mooner [area], kisah di atas mewakili dari sebagian kisah para sahabiyah, begitu juga dengan untaian riwayat yang tersirat. Namun, apalah artinya sebuah kisah bila kita tidak bisa mengambil ibrah. Dan apalah artinya seuntai riwayat jika kita tidak mau belajar darinya. Untuk itu, selamat berjuang, siapkan diri menjadi sosok bidadari nan sederhana yang jadi impian setiap jaman, sosok yang menapaki kehidupan dengan kezuhudan dan kesederhanaan guna membuat bumi ini indah dengan tangisan keharuan akan hadirmu.
Insyaallah...

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar