Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
4.10.12 | Kamis, Oktober 04, 2012 | 0 Comments

[Warning] Pilih Calsum



Calon Suami [calsum] bagi seorang wanita adalah pemimpin rumah tangga yang harus dicintai serta ditaati. Ketaatan seorang istri pada suaminya bisa menjadi pembuka pintu surga baginya. Karena itu, hendaknya seorang wanita berhati-hati dalam memilih calon suami. Perhatikanlah, kepada siapa engkau menyerahkan diri.
Calon Suami [calsum] bagi seorang wanita adalah pemimpin rumah tangga yang harus dicintai serta ditaati. Ketaatan seorang istri pada suaminya bisa menjadi pembuka pintu surga baginya. Karena itu, hendaknya seorang wanita berhati-hati dalam memilih calon suami. Perhatikanlah, kepada siapa engkau menyerahkan diri.

  • Agama, Kriteria Utama

Kehati-hatian dalam memilih calon suami, bukan berarti harus melalui serangkaian syarat yang njelimet.
Rasulullah bersabda yang artinya,


“Kalau ada seorang lelaki yang engkau sukai karena agama dan akhlaknya bagus melamar putrimu, maka nikahkanlah dengan putrimu itu. Kalau tidak, akan terjadi bencana besar di muka bumi ini.” (Riwayat At-Tirmidzi)


Dari hadits di atas jelaslah bila kualitas agama menjadi kriteria pertama dan utama untuk memilih jodoh. Sebagaimana lelaki yang diperintahkan untuk mencari istri yang baik agamanya, maka demikian pula wanita. Salah satu tolok ukur mendasar kebaikan agama seorang lelaki adalah penjagaannya terhadap salat wajib berjamaah di masjid.

Selain itu, kualitas agama juga mencakup kebagusan akhlak, karena sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik terhadap istrinya. Lelaki yang berakhlak mulia, akan bersikap lemah lembut dan sabar terhadap istrinya. Jika tidak suka ia tidak akan mencelanya, dan jika marah ia tidak akan menamparnya. Lelaki seperti inilah yang dapat mengantarkan istri pada kebahagiaan berumah tangga.
Apabila wali atau wanita itu hanya memperhatikan sisi harta, kedudukan dan pekerjaan calon suaminya, sertaberbagai status dan ukuran-ukuran lain yang njelimet (misalnya bibit, bebet, bobot- Jawa) tetapi justru mengabaikan sisi agamanya, itu jelas kekeliruan besar.
  • Pentingnya Kecocokan Fisik

Setelah kualitas agama, faktor penting yang tak boleh diabaikan adalah kecocokan fisik. Sebelum menikah, hendaknya seorang wanita juga diberi kesempatan untuk menilai fisik dan penampilan calon suaminya, sebagaimana seorang lelaki dianjurkan untuk nazhar (melihat calon pasangan). Bila ada kecocokan, maka proses berikutnya bisa segera dilangsungkan.
Orang tua tidak boleh memaksa putrinya untuk menikah dengan pria yang tidak disukainya. Jadi, wanita juga berhak menolak seorang lelaki jika ia tidak menyukainya. Adanya kecocokan secara fisik dan karakter, akan lebih mudah menumbuhkan cinta di hati mereka setelah menikah.
  • Kemandirian Ekonomi

Faktor lain yang layak dijadikan bahan pertimbnagan saat memilih calon suami adalah kemandirian ekonomi. Seorang laki-laki ketika menikah, mempunyai kewajiban untuk memberi nafkah istrinya, termasuk makan, minum, pakaian dan tempat tinggal dengan cara yang baik. Setelah menikah, orang tua tidak mempunyai kewajiban memberi nafkah terhadap anak perempuannya, karena ia sudah dalam tanggungan suami.


Karena itu, seorang laki-laki hendaknya berusaha mandiri. Apalagi ketika ia telah memiliki niat untuk menikah, bahkan telah meminang. Berusaha memenuhi kebutuhan ekonomi diri sendiri dan keluarga adalah kehormatan, sehingga lebih bisa menegakkan kepala ketika ada sesuatu yang harus disikapi. Ketergantungan secara ekonomi kepada keluarga bisa melahirkan tekanan psikis dan konflik-konflik yang pelik manakala telah menikah.

Kemandirian ekonomi bisa diperoleh dengan cara bekerja. Bekerja dalam hal ini adalah melakukan apa pun yang secara halal dapat menghasilkan ma’isyah bagi kehidupan kita sehari-hari, tidak harus memiliki satu profesi di instansi atau perusahaan tertentu.
  • Kematangan Tingkat Emosi

Selain kemandirian ekonomi, membangun rumah tangga baru juga memerlukan kemandirian sikap mental atau kematangan emosi. Adakalanya sebuah keluarga memiliki kemandirian ekonomi tetapi tidak punya kemandirian sikap mental. Mereka sangat bergantung secara psikis kepada orang tua, dan selalu melibatkan orang tua dalam mengambil keputusan, meskipun untuk masalah-masalah yang sederhana.

Selain itu, cara suami mempergauli istri juga memerlukan sikap mental yang matang. Bila istri salah atau khilaf, ia tidak boleh tergesa-gesa memarahi atau memukulnya, tetapi harus menasihati dengan sabar.

Seorang yang memiliki kematangan emosi akan sadar bila semua butuh proses, dan proses memerlukan waktu.

Jadi, Saudariku, sebisa mungkin pilihlah calon suami yang selain baik agamanya juga memiliki kemandirian ekonomi dan kematangan emosi.
  • Jangan Terburu-buru

Untuk mengetahui apakah beberapa hal di atas dimiliki oleh seorang calon suami atau tidak, tentu harus dilakukan penelitian. Sebisa mungkin galilah informasi yang objektif tentang calon suami kepada orang yang mengenalnya atau mengerti kesehariannya. Misalnya kawan akrab calon suami atau keluarganya.

Jangan tergesa-gesa melanjutkan proses bila masih banyak hal yang belum jelas tentang dirinya. Menyegerakan nikah bukan berarti tergesa-gesa. Semua perlu kejelasan dan persiapan matang. Jangan sampai Anda menyesal di kemudian hari, hanya karena tergesa-gesa memburu sesuatu yang tampak indah. Ingat, wanita itu mudah tergoda. Karena itu, hati-hatilah menjaga hati saat proses menuju pernikahan berlangsung.

Ada baiknya bila selama proses itu Anda lebih mendekatkan diri pada-Nya, dan jangan lupa untuk salat istikharah. Bila memang si dia jodoh Anda, insyaallah Allah akan melancarkan segalanya. Bila memang belum berjodoh, yakinlah bahwa Allah akan mengganti dengan yang lebih baik.

Bagi yang sedang menanti calon suami, teruslah berdoa agar Allah menganugerahkan seorang suami yang salih. Persiapkan diri Anda menjadi istri salihah dambaan suami, yang bisa membahagiakan suami lahir dan batin.

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar