Beberapa detik, Budi masih saja menunggu jawaban. budi terus men-scan Dari bawah hingga atas perempuan di sebelahnya: sepatu topleks; kaki yang jenjang dengan rok mini warna coklat beberapa centi di atas lutut; satu inci bagian perut terbuka; t-shirt ekstra ketat warna kuning; kulit putih; paras yang menarik; tapi sayang hape china qwerty yang digenggam erat ditanganya, wkwkwk, kata Budi dalam hati.
entah yang apa di otaknya budi mendapati pemandangan “indah na rupawan” itu.
Bunga, si perempuan, sontak berdiri, merasa terganggu dengan pandangan itu beralih ke sisi lain tembok teras kotor punuh coretan halte itu. Tangannya lantas sibuk menurunkan bagian bawah t-shirt ketatnya hingga menutupi sela-sela perutnya yang sedikit terlihat.Tiba-tiba hilang rasa pedenya, rasa bangga atas status ‘gaul’ yang ia coba bangun dengan pakaiannya yang serba mini itu, musnah seketika!!.
Perasaan gondok mulai menguasainya, risih dan sebal kepada pemuda iseng yang sama sekali tak pernah didapatinya sebelum ia menunggu bus di halte itu.
“Mbak, bajunya seksi banget loh, nggak takut digodain?” Budi mengumpani sebuah pertanyaan lagi.
Sewot dan marah Bunga menjawab, “Biarin, badan-badan ku sendiri, terserah aku donk mau pake baju seksi kek, mau nggak pake baju kek, itu hakku donk..! Toh pantes-pantes aja aku pake baju kayak gini!! Matamu aja tuh nggak bisa dijaga, jelalatan banget sih jadi cowok..!!”
“Lah, terserah juga donk mbak ini mata, mata saya sendiri mbak, wong saya yang punya mata kok mbaknya yang sewot? Bukannya mbak pake pakean kayak gitu biar menarik perhatian, nih sekarang saya udah tertarik, harusnya mbak bersyukur dong?” Budi menjawab dengan nada yang santai tapi maknyosss abees.
“Dasar pikiran mesum!!” Singkat, padat, Bunga melabeli pemuda asing dihadapannya.
“Weh, ini kan terserah otak saya, orang otak ini otak saya sendiri, pikiran-pikiran saya sendiri, kok mbak yang sewot sih!! nggak kalah ketus Budi kembali menyahuti.
Dan bunga pun bergegas pergi dari pelataran halte itu, dan lebih memilih mencegat taksi walau uang di dompet dengan logo G abal-abalnya cuma tinggal 20rb an…
***
Kenapa sewot? Kenapa marah? bukankah membuka aurat adalah pilihanmu sist? Mengapa kalau ada yang menggoda auratmu antum harus marah?
Atau antum bukannya marah tapi merasa harus “jual mahal”? Aurat yang sudah buka-bukaan bukankah sudah menjadi milik umum (WC Kaleee..)? bukankah itu keinginanmu?
Saudariku, apalagi yang menjadi kehormatanmu bila antum sendiri yang sudah memilih untuk menngumbar kehormatan antum. Tak ada lagi yang bisa antum anggap sebuah kehormatan kalau diri antum sendiri enggan untuk menjaganya.
Antum justru merasa orang lain yang menggoda antum sedang melecehkan antum, tapi antum lupa bahwa antum sedang melecehkan diri antum sendiri. Antum tidak sadar bahwa antum sedang merusak harga diri antum sendiri dengan membiarkan aurat antum dipandang siapapun, bahkan nyamuk en lalatpun ikut menikmati kemulusan paha antum.
Saudariku, sungguh ane tak sanggup bila melihatmu, ane tak sanggup menatapmu, ada rasa ingin menangisi kebodohanmu, namun itu adalah pilihanmu, keinginanmu. Karena kamu merasa bahwa membuka aurat adalah bagian dari rasa percaya dirimu, padahal tahukah kamu kalau rasa percaya dirimu hanyalah mengikuti keindahan dunia yang bernama Trend Pergaulan gendeng-gendengan!!!!!.
Saudariku, mengertilah bahwa ane sangat menyayangimu, ane menulis berulang-ulang Rok mini Fans club ini bukan maksud melecehkan antum, Tak sanggup ane bila melihat saudariku menghancurkan dirinya sendiri demi kenikmatan dunia sesaat, sebab ane bukan ustadz bukan jua kyai, jadi ane cuma bisa sharing, memotivasi, mengajak mukhasabah, jua mengkritisi, ane belum sanggup jika di suruh menasehati, karena ane nggak lebih mulia dari antum, so..marilah saling share ilmu en agama biar kita sama-sama saling selamat didunia, en syukur-syukur bisa masuk jannah lewat pintu mana saja..Insyaallah...
Karena Hijab adalah Imanmu..
Karena Hijab adalah Pelindungmu..
Karena Hijab adalah Kemuliaanmu..
Karena Hijab adalah Kesuciaanmu..
Karena Hijab adalah Taqwamu..
Karena Hijab adalah Rasa Malumu..
Jadi, balurkanlah hijab kesekujur tubuhmu...
Wallahu a’lam bish shawwab.
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar