Wahai yang terindah..
Rengkuh aku runtuhkan angkuhku
Dekap tubuhku yang tergagap harap
Genggam tanganku kepalkan rindu
Peluk jiwaku tuk cinta yang terbentuk
Wahai yang terindah..
Banyak yang menapak dan singgah
di dinding hatiku meninggalkan jejak indah, namun hanya kau yang terindah..
Kini setelah bulan-bulan penuh cobaan amarah
Kemana bahtera kan kita kayuh ?
Dalam gelombang riak yang kian gemuruh
Di atas perahu yang terlihat rapuh
Namun kita yakin kita takkan runtuh
Karena kita meminjam perahu Nabi Nuh
Wahai yang terindah...
Kita tak pernah menantang badai
Tuk menghantam perahu kita
Meminta gelombang tuk menggulung harapan kita
Menarik terik mentari tuk membakar semuanya..
Kita lah sepasang pelaut sunyi
Lautkan semua kebencian
Lautkan kisah lalu yang kau pendam
Tak perlu lagi kepingan hitam kau genggam
Biarkan hanyut hilang tenggelam
Dilemparkan dan dibawa arus ombak malam kelam
Kan ku urai detik-detik sepanjang hidupku
Kan ku arak malam-malam menyelimutimu
Karena ku kan selalu menemanimu, sepanjang hidupku, semasih nyawaku
Seperti janji mentari setia menyinari bumi
Karena..
Kau lah yang terindah
Selamat Ultah istriku, Khaylaku..,
jangan pernah lelah, menemaniku..
Rawat aku dengan cintamu..
Karena ku nggak pernah tau kapan ajalku..
Usiamu makin berkurang, dewasamu tambahlah..
Makin tua ujian hidup makin bertambah-tambah..
Maafkan aku jika belum 100 persen membahagiakanmu..
Sebab, aku masih terus belajar gimana jadi imam yang patut jadi penuntunmu...
Jadikan tahun ini lebih baik dari tahun kemarin istriku..
Jadikan dirimu istri yang membanggakan untuk suamimu, mertuamu, dan agamamu..
Cetakkah Generasi Rabbani yang sanggup menggemparkan seisi langit dan bumi serta Rasulku..
Yakinlah kau mampu, karena kuyakin itu istriku..
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar