Jadi (Suami) Baik & Jadi (Istri) Menentramkan

Sobat fillah..
Setiap kita harus sadar dan setiap diri harus memahami bahwa ketika Allah memberikan kita karunia berupa Kesempatan untuk merasakan nikmatnya berumah Tangga (cepat atau lambat, sekarang atau tertunda).

Maka dalam diri kita harus timbul rasa syukur.
Dan bentuk nyata dari rasa syukur itu adalah Jika engkau seorang suami, engkau harus menjadi suami yang baik dan jika engkau seorang istri, engkau harus menjadi Istri yang menentramkan dan semua itu mengejewantah dalam bingkai besar motto hidup dalam memulai rumah tangga.

Cita dan Harap untuk membentuk Keluarga yang Sakinah mawaddah lagi di berkahi.

Pembentukan keluarga itu membutuhkan proses mulai dari menyamakan frekewensi antara suami dan Istri, dalam menggapai cita-cita dan kesepahaman akan arah rumah tangga Proses itu kadang membuat, kita jatuh dalam beberapa kesalahan, dan itu adalah manusiawi disini dibutuhkan kebesaran hati untuk tidak saling menyalahkan tapi saling membenarkan dan membenahi.

Dan saling membantu, untuk saling menguatkan ke jalan yang lurus demi tergapainya kesuksesan rumah tangga.
Sebab Kehidupan ini, sebenarnya lebih mirip pelangi ketimbang sebuah foto hitam putih. Setiap manusia akan merasakan begitu banyak warna kehidupan. la mungkin mencintai sebagian warna tersebut. Tapi yang pasti ia tidak akan mencintai semua warna itu.

Demikian pula dengan perasaan kita. Semua warna kehidupan yang kita alami, akan kita respon dengan berbagai jenis perasaan yang berbeda-beda. Maka ada duka di depan suka, ada cinta di depan benci, ada harapan di depan cemas, ada gembra di depan sedih. Kita merasakan semua warna perasaan itu, sebagai respon kita terhadap berbagai peristiwa kehidupan yang kita hadapi.

Inilah Proses Kehidupan. dalam Berumah Tangga, kita harus memiliki 3 (tiga) faktor yang membuat kita matang sebagai suami dan istri, 3 faktor ini akan mempengaruhi arah jalan rumah tangga itu.

Pertama, Kita Harus Matang Secara Spritual, paham untuk apa kita berkeluarga, dan tahu hak dan kewajiban sebagai suami dan Istri dalam Islam, dan yang lebih penting memahami makna bahwa menikah itu adalah Ibadah, agar kita tak seperti hewan, yang hanya menjadi suami atau Istri Biologis saja.

Kedua, kita Harus matang (nggak harus mapan) secara Ekonomi, ini faktor vital, karena ketika kita melangkah untuk menikah tanpa memiliki bekal dan bakat menuai ekonomi yang mandiri, maka bahtera rumah tangga itu akan goyah, dalam badai pertengkaran, ekonomi Mandiri disini, adalah engkau memiliki saluran tetap untuk mendapatkan nafkah, bukan besar nominalnya, tapi Tetap dan Barokah.

Ketiga, kita harus matang secara Biologis, ini adalah urutan terakhir, dalam 3 hal diatas itu, karena matang secara biologis, harus dibingkai dan disertai dengan matang secara spritual dan ekonomi.Jika tiga hal itu kita miliki, engkau dan istrimu telah memiliki, maka Langit, Bumi, beserta Isinya, akan menyaksikan PERAYAAN CINTA YANG TAK PERNAH HABIS DAN JEMU DALAM RUMAH TANGGAMU.

Pada Rumah Tangga seperti ini jika terjadi masalah, mereka akan menguatkan dan semakin sayang, bukan meregang dan pada Rumah Tangga seperti itu jika diberikan kebahagiaan, maka mereka akan semakin bersyukur (kepada Allah), dengan memberikan karunia keberkahan itu kepada yang lain, hati mereka akan Ikhlas, bersih dan Bening. Jiwa-jiwa mereka akan bercahaya di langit Kejujuran, dan setiap orang yang melihat mereka, akan teringat Surga.

Maka kita harus belajar dan terus berusaha karena doa dan Usahalah yang mendekatkan kita kepada Tujuan, sebab ilmu, skill dan relasi hanya jalan untuk kita mencapai tujuan itu.

Maka, Jadilah Suami Yang Baik Jadilah Istri yang menentramkan.

Agar selamanya, kita selalu merayakan cinta bersama belahan jiwa kita satu-satunya itu…..Bahagianya Merayakan Cinta, Bersama (calon) Istriku adalah kemenangan pada setiap diri Seorang (calon) Suami sepertiku……..
INSYAALLAH...

Komentar [area]: mooner area