Antara Habasyah dan Madinah
Saat hijrah berubah menjadi cinta
Kala segala asa tertumpah PadaNya
Bisakah manusia sepertimu wahai Alif, jatuh dari surga tanpa menyentuh buah quldi.
Mengendap memeluk Qur’an tanpa terjaring razia tajwid
Memojok di awal Al Araf hingga membuat Ibnu Qayim Al Jauzi jatuh cinta
Katakan saja jalannya…
Bukankah pelangi tidak saja berwarna merah
Langit Jingga belum tentu senja
Dan Bintang terang tidak menyala di siang hari
Ain Sin Qaf….
Adakah izin kami menjadi kekasih ketujuhmu
Setelah Al-Ankabut, Ar-Rum, Luqman, As-Sajdah, Al-Baqarah dan Ali Imran mendahului kami
Karena kami dengar Iblis iri padamu
Engkau mampu menggoda manusia, tanpa harus membangkang terhadapNya
Ketika Airmata Nabi Ibrahimku menetes
Sebelum Bunda Siti Hajarku merindu
Kenapa engkau diam saja
Buat apa kami cemburu padamu
Katakan kepada handaimu wahai ayat-ayat Alif
Bahwa aku ingin belajar seperti kalian
Untuk hanya bisa dimengerti oleh Tuhan
Dan aku tersedu ketika Alif membawakan surat Maryam kepadaku
Ayat Enam Belas: Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur,
Ayat Tujuh Belas: Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
Ayat Delapan Belas: Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”.
Ayat Sembilan belas: Ia (jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”.
Ayat Dua Puluh: Maryam berkata: “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!”
Ayat Dua Puluh Satu, Jibril berkata: “Demikianlah”. Tuhanmu berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan”.
Ayat Dua Puluh Dua, Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.
”Dan Alif berkata, Kenapa tidak akhi?!”“Bukankah allah engkau diciptakan dari tidak ada menjadi ada?
Lantas pantaskah disebut tuhan sedang masih ada yang Maha menciptakan?(pen)
Oleh: Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi (Pemilik situs Eramuslim.com)
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar