Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
23.5.12 | Rabu, Mei 23, 2012 | 0 Comments

ULAMA' VERSUS LADY GAGA



laa ikraaha fii alddiini qad tabayyana alrrusydu mina alghayyi faman yakfur bial ththaaghuuti wayu/min biallaahi faqadi istamsaka bial'urwati alwutsqaa laa infishaama lahaa waallaahu samii'un 'aliimun. (Qs.2:256)



1337566431942602719

Pada Rabu malam lalu (16/5/2012) sebuah stasiun televisi menyiarkan perdebatan tentang kedatangan penyanyi kontroversial, Lady Gaga dan lesbian Irshad Manji ke Indonesia. Selain yang kontra, terdapat seorang tokoh tidak mempersoalkan dua wanita kontroversial itu datang ke Indonesia menemui penggemarnya. Alasannya, iman umat sudah kuat, sehingga seribu wanita model Lady Gaga tidak akan menggoyahkan iman umat.

Di lain persoalan siapa Lady Gaga itu sehingga mendapat resistensi di sejumlah Negara (China Korea Selatan dan Filipina) — termasuk Indonesia — hal penting lainnya adalah lemahnya keilmuan para tokoh.


Pernyataan seorang tokoh bahwa tidak perlu lagi mempersoalkan kemungkaran itu datang — lebih-lebih tokoh agama — ini adalah kemungkaran juga. 
Bahkan derajat 'mafsadat'nya juga besar. Lebih dari itu, jika seorang cendekiawan muslim yang melindungi kemungkaran misalnya, maka hal itu jauh lebih dikhawatirkan dari kemungkaran itu sendiri.


Oleh sebab itu, menurut imam Al-Ghazali berpesan, "seorang ulama yang fasik lebih berbahaya dari pada seorang awam yang maksiat, Ulama' yang fasik disebut dengan “ulama jahat” (ulama’ suu’)". 

Cirinya: menjual ilmu dengan harta, Parameternya bukan ilmu, tapi duniawi – kedudukan (jaah), harta (maal), dan kebanggaan diri. Jika ada kemungkaran, dibiarkan demi kepentingan sesaat.


Sesungguhnya problem ilmu ini, Ilmunya keliru... Jika ilmunya keliru, sesungguhnya seorang tokoh belum layak disebut ulama’. Karena ia salah memahami konsep dakwah. 
Dakwah adalah syi’ar setiap Nabi. 
Dalam dakwah ada dua poin penting; amar ma’ruf (memerintahkan yang baik) dan nahi munkar (mencegah kejahatan).
Dakwah itu adalah seruan dan ajakan bukan pemaksaan.
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Al-Baqarah: 256).

Berkenaan dengan itu, Allah berfirman : 
“Hendaklah di antar kalian ada segolongan umat yang memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dan Merekalah termasuk orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104).

Ayat tersebut merupakan inti dalam menjalankan agama. Sebuah masyarakat akan rusak, jika meninggalkan konsep dakwah ini, rusak peradabannya, menjadi peradaban badlawah (primitif), tidak beretika dan beradab. Lebih ironis lagi jika hal ini diucapkan oleh seorang yang disebut ulama’. Maka kata imam Al-Ghazali "kerusakan masyarakat dikarenakan rusaknya ulama’".


Kita sesungguhnya mendambakan seorang suri tauladan dari ulama’. 
Secara naluriah, kata Al-Ghazali: "Seorang manusia membutuhkan seorang yang bisa dijadikan teladan. Ketika nabi dan para sahabatnya telah tiada, maka penggantinya adalah ulama’. Jika penggantinya juga tidak dapat ditemukan, maka umat akan mudah terombang-ambing".

Atau jika pengganti para nabi tidak mengajarkan etika, maka umat akan mudah digoyahkan imannya. Mudah dipengaruhi oleh serangan pemikiran yang hegemonik dan anti kemapanan yang bertentangan dengan aqidah beragama.


Kenapa kita masih memperdebatkan sosok Lady Gaga? 
Yang sudah mahfumi kerusakannya, maka sesungguhnya kita telah berada dalam kondisi krisis. Apalagi sejumlah tokoh mendukungnya nggak sedikit dari kaum 'yang ngerti agama'.. sesungguhnya Kita berada dalam krisis teladan, krisis ulama’ dan krisis ilmu.
Bagaimana tidak coba, jika banyak yang menolak seperti yang ane posting kemarin (baca) malah di katakan nggak pro kesenian..trus kemana lagi kita akan cari tempat berpegang teguh jika Ulama' yang ber amal ma'ruf nahi munkar malah kita debat dan kita cemooh, sungguh ini sebuah 'hipocrite' yang nyata.
Akibat dari krisis itu, masyarakat menjadi tidak terdidik. 
Cirinya: mereka tidak lagi menghargai ulama’, Anti ilmu dan tidak lagi menghargai ilmu, Yang dihargai adalah hal-hal yang memberi kemanfaatan duniawi. 

Tengoklah, jumlah massa yang menghadiri konsep musik lebih banyak dari pada yang menghadiri majelis ilmu, bukankah ini namanya degradasi moral ??.


Tiket konser Lady Gaga yang pre-sale antara 450 ribuan hingga 2,5 jutaan, namun harga yang ‘melangit’ itu tidak menghalangi penggemarnya untuk merogoh kocek. Namun, betapa beratnya pemuda kita untuk membeli buku, meski dengan harga 50 ribu. Mereka lebih cinta konser daripada mengkaji ilmu.


Fatwa para ulama’ didengar untuk dicaci dan dicemooh. Saat Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) dan Majelis Intelektual dan Ulama’ Muda Indonesia (MIUMI) mengeluarkan peringatan agar konser-konser yang mengumbar pornoaksi ditolak, sebagian masyarakat justru mencemoohnya. Argumentasi seolah-olah akademik, padahal tidak rasional.
Sebuah sikap yang tidak beradab. Seorang yang berilmu tapi dicemooh. Justru budaya hura-hura yang dijunjung tinggi atas nama Hak Asasi Manusia (HAM).
Inikah yang kita banggakan ? sementara kita ngaku berbudaya timur (santun), tapi akhlaknya lha kok malah ancur!!.
Inilah yang disebut fenomena anti-otoritas. Ketika para pemuka agamanya mengabaikan konsep dakwah, pada saat yang lain para ulama yang istiqamah ditolak. 
Bukankah tidak ada kebebasan yang tak terbatas, Kebebasan itu dibatasi oleh adab, syari’ah dan etika. Ketika kebebasan itu melewati tiga hal tadi maka kebebasan berubah wajah menjadi kenistaan. Kebebasan yang tak terbatas sesungguhnya tidak rasional. Itu hanya berlaku hanya untuk masyarakat yang primitif tidak memiliki keadaban seperti yang di jargonkan Ulil abshar dan antek-anteknya [semoga Allah segera memecahkan otak mereka, amiin] dengan JIL (baca: Jaringan Iblis La'natullah).


Fenomena anto-otoritas adalah salah satu tanda bangkitnya kaum post-modernisme. 
Cirinya: menolak kemapanan hukum dan membiarkan realitas sebebas-bebasnya. Ilmu dirusak dari fenomena ini.


Maka yang harus dilakukan adalah membangkitkan kembali budaya ilmu (Iqra') serta majelis Ilmu. Tapi pembenahan ilmu harus didahulukan. Komunitas-komunitas pengkaji ilmu diperbanyak dan di tata ke arah yang bener, sebab negeri ini sudah terlanjur keblinger informasi-informasi tendensius anti agama kian merajalela. 
Komunitas2 Muslim Intelektual Islamlah yang sanggup menjadi ‘imun’ terhadap pemikiran anti-otoritas. Untuk membentuk pribadi yang cinta ilmu, hati, jiwa dan pemikiran harus dibenahi. Dibersihkan dari ego kelompok, takabbur, hasud dan cinta dunia. Inilah modal seorang muslim menjadi beradab, berilmu dan beretika. Oleh sebab itu, sudah semestinya umat Islam ini berwajah intelektual dan paling penting TIDAK MENGKOMERSIALITASKAN ISLAM itu sendiri .



                                                         **********


Pada 21 Februari 2012 lalu, situs http://showbiz.vivanews.com, menurunkan berita berjudul: “Mimpi Lady Gaga: Selalu Dihantui Roh Jahat”. Kata Lady Gaga, “Aku berulang kali bermimpi ada hantu di rumahku dan dia membawaku ke sebuah ruangan.” Sebelumnya, pada 2 Februari 2012, situs yang sama juga menulis berita berjudul “Lady Gaga Berburu Sperma Pria Berdarah Italia.”

Beberapa hari ini, media massa –baik cetak maupun elektronik — ramai memberitakan dan mendiskusikan masalah pro-kontra pembatalan konser penyanyi Amerika Lady Gaga di Indonesia. Berbagai alasan dikemukakan. Pihak yang mendukung konser Lady Gaga beralasan bahwa konser musik adalah bagian dari kebebasan berekspresi. Ada yang beralasan, bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kehadiran Lady Gaga. Sebab, itu hanya konser musik biasa. Bahkan ada Ketua PBNU yang berbicara dengan lantangnya di sebuah TV "ada sejuta Lady gaga, ada satu juta Irsyad Manji, iman warga NU tidak akan berkurang, akhlaq warga NU tidak berkurang. Yang penting imannya kuat". ini kan sama dengan menggunting dalam lipatan, sedang jutaan umat Islam serta Ulama' berseloroh untuk amal ma'ruf nahi munkar sedang kyai 'keblinger' yang satu ini malah mencari pembenaran sak karepe dhewe!!.

Bagaimana menyikapi konser Lady Gaga ini? 

Terlepas dari soal pro-kontra konser Lady Gaga, marilah kita dudukkan masalahnya dengan jernih. Tentu saja, sebagai Muslim, kita mencoba melihat masalah Lady Gaga dari sudut pandang Islam, bukan sudut pandang liberalisme, sekularisme, atau ateisme yang mengatas namakan pancasila tapi 'amnesia' pada sila pertama. seperti yang ane kutip di arrahmah.com berikut ini :

(Arrahmah.com) - Ketua An Nashr Institute Munarman, SH membantah sejumlah klaim dan tuduhan aktifis liberal Ratna Sarumpaet kepada ormas-ormas Islam. Bantahan tersebut diungkapkannnya saat hadir dalam dialog Indonesian Lawyer Club di TV One, Jakarta, Rabu malam (16/5).

mooner area
Bantahan pertama terkait klaim sepihak Ratna Sarumpaet bahwa kelompok-kelompok liberal mewakili silent majority (istilah untuk kelompok atau masyarakat yang tidak mengekspresikan pendapat mereka secara terbuka-red), menurutnya pengakuan tersebut merupakan pengakuan yang tidak memiliki fakta.
“Kelompok yang selalu mengklaim silent majority, seolah-olah mewakili silent majority, padahal nggak ada itu. Kita pernah uji lapangan kok, itu tidak terbukti, itu omong kosong besar,” kata Munarman.

Kedua, Munarman membantah kesan yang dibangun bahwa negara tunduk dan dikontrol oleh tekanan kelompok Islam saja.
“Seolah-olah negara mengikuti kelompok tertentu, tuduhannya kan kepada kelompok Islam. Itu mereka meminta membubarkan FPI, menekan-nekan negara, itu kan hendak mengendalikan negara juga. Dulu mereka meminta dibatalkannya RUU APP mengendalikan negara juga,” lontarnya.

Lebih dari itu, menurutnya jika mereka merupakan liberal sejati, seharus membebaskan pula kelompok mana pun berpartisipasi menuntun negara, bukan malah membatasi kelompok lain.
“Satu sisi umat Islam dilarang mengendalikan negara, sementara dengan bebasnya mereka mau mengendalikan negara, ini kan gak bener. Kalau betapa seorang liberal, mestinya dibebaskan saja kita sama-sama mengendalikan negara. Jangan seolah-olah umat Islam mengendalikan negara haram tidak boleh, tapi kalau mereka liberal-liberal itu mengendalikan negara itu halal, boleh,” beber Munarman.

mooner areaSambung ketua bidang Nahi Munkar DPP FPI ini, sikap kelompok liberal  dalam mengopinikan negara dikendalikan oleh kelompok Islam saja adalah ketidakjujuran mereka dalam bernegara dan pengkhianatan terhadap ideologi mereka sendiri.
“Itu cara berfikir yang tidak liberal justru, mengkhianati liberalisme sendiri. Jadi tidak betul kalau liberal, mereka fasis juga, cuma fasis dalam liberalisme,” tegasnya
Munarman juga membantah pernyataan Ratna Sarumpaet yang seolah-olah kelompok Islam tidak mengurus persoalan kemiskinan, penzholiman terhadap TKI di luar negeri, dan persoalan korupsi. Menurut Munarman, pernyataan tersebut tidak benar, karena seluruh ormas Islam sudah bekerja menangani kemiskinan.

Bahkan terkait persoalan TKI yang mengalami masalah di Arab Saudi, FPI sudah mengadvokasi dan memberi bantuan langsung ke rumah sakit di Madinah, ketika pihak-pihak lain belum dapat menembus ke sana.
“Saya ikut menghantarkan uang itu sendiri, tapi kan tidak ada meliput hal seperti ini,” jelas pengacara muda ini, yang sebelumnya didahului oleh Habib Selon ketika membantah Ratna sekaligus menjelaskan bahwa FPI juga peduli pada persoalan korupsi dan sudah membuat posko di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ia pun menegaskan bahwa umat Islam justru yang bekerja untuk kemanusiaan bukan kelompok liberal yang selama ini mengklaim mewakili masyarakat umum.
“Jangan seolah-olah umat Islam tidak melakukan apa-apa untuk kemanusiaan, seolah-olah kamilah  yang melakukan untuk kemanusiaan, itukan omong kosong juga menurut saya,  gak ada. Kita juga bekerja untuk kemanusiaan juga kok, bukan mereka yang mengklaim kelompok-kelompok mewakili mayoritas, padahal tidak ada yang mewakili mayoritas,” tambahnya.

Munarman juga menantang kelompok liberal untuk membuktikan bahwa mereka mewakili masyarakat mayoritas secara riil, dan menghentikan klaim sepihak yang selalu mereka bangun.

“Saya kira kalau dipertandingkan misalnya, Kita uji saja, kita ilmiyah, faktual, saya tidak mengkhayal-khayal. Itu kelompok di internet yang minta bubarkan JIL atau minta bubarkan FPI yang banyak? Minta bubarkan JIL yang lebih banyak ! Mana ada klaim-klaim begitu, berhentilah mengklaim-klaim mewakili mayoritas. Kita mewakili diri kita sendiri, jadi jelas ideologi kita, bahwa yang diwakili adalah kelompok liberal, bahwa mereka kepinginnya tidak ada larangan apapun bebas-sebebas-bebasnya,” tuturnya.

Dia pun mengutarakan pandangan bahwa jika persoalan kenegaraan dikembalikan kepada parameter konstitusi, tidak ada masyarakat harus berpedoman kepada ukuran kemanusiaan, melainkan kepada religiusitas.
“Tidak ada di konstitusi itu kita harus menghormati kemanusiaan, ini berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada pasal 28 konsitusi juga, ini mesti kelakuan-kelakuan kita juga harus menghormati norma-norma budaya dan agama setempat. Jadi mengada-ada juga Lady Gaga disuruh pakai kebaya, yang fakta-fakta saja,” pungkas Munarman disambut tepuk tangan hadirin. 


Lady Gaga adalah penyanyi terkenal. Albumnya sudah laku jutaan copy. Tapi, perilakunya sangat buruk. Ia pengumbar pornografi, pornoaksi, pendukung seks bebas, dan juga homoseks dan lesbianisme. Pada 12 Maret 2010, situs www.tabloidbintang.com meluncurkan kabar, bahwa Lady Gaga menyatakan kesiapannya menjadi seorang lesbian. “Tidak ada batasan atau peraturan dalam hal cinta,” ujar Gaga.
Sebagai Muslim, harusnya kita semua sepakat, bahwa apa yang dilakukan dan dipromosikan oleh Lady Gaga adalah kebatilan dan kemunkaran. Adalah sangat tepat, bahwa pemerintah – dalam hal ini pihak kepolisian RI – menghentikan kemunkaran berupa konser Lady Gaga. Itu memang tugas penguasa. 
Bukankah Nabi Muhammad SAW sudah memerintahkan, "bahwa siapa saja yang melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya (kekuasannya); jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya; dan jika pun dengan lisan tidak mampu juga, maka cukup dengan doa, yakni tidak ridha atas kemunkaran itu. Itulah, kata Nabi SAW, selemah-lemah iman. Jika sekedar tidak ridha, atau benci terhadap kemunkaran, sudah dikatakan sebagai “selemah-lemah iman”. 
Bagaimana jika seseorang menjadi pendukung kemunkaran?

Rabu (16/5/2012) malam, sebuah TV swasta menyiarkan sebuah acara perdebatan panjang seputar pembatalan konser Lady Gaga. Sepanjang acara berlangsung, sejumlah Status FB dan twiter berseliweran. Sebagian diantaranya berisi penyesalan, betapa acara itu menjadi panggung aduan bagi sesama Muslim. 
Yang lebih mengerikan, ada tokoh-tokoh yang berbicara dengan nada tidak berkeberatan dengan kehadiran dan konser Lady Gaga. Bahkan, beberapa peserta diskusi masih menggugat kasus pembatalan diskusi tokoh Lesbi, Irshad Manji, di sejumlah tempat di Indonesia, beberapa waktu lalu...wah..wah..parah..
Sudahkah anak bangsa ini lupa tragedi kaum Luth ??


Ada logika aneh yang dimunculkan dalam kasus Lady Gaga dan Irshad Manji. Yakni, 'biarkan mereka bicara' jika tidak setuju ya diajak diskusi saja! 
Padahal, Irshad Manji bukan hanya promosi lesbi dalam buku-buku dan situs pribadinya. Tetapi, dia juga sangat menghina Nabi Muhammad SAW. Bahkan, lebih dari itu, dalam situs pribadinya [www.irshadmanji.com] tampak jelas, bagaimana dukungan si Manji terhadap penjahat penghina Nabi Muhammad SAW, Salman Rushdie 'sang kreator ayat-ayat syetan'.
Sekedar mengingat kembali, nama Salman Rushdie mencuat ketika pada 26 November 1988, Viking Penguin menerbitkan novelnya berjudul The Satanic Verses (Ayat-ayat Setan). Novel ini segera memicu kemarahan umat Islam yang luar biasa di seluruh dunia. Novel ini memang sungguh amat sangat biadab. Rushdie menulis tentang Nabi Muhammad saw, Nabi Ibrahim, istri-istri Nabi (ummahatul mukminin) dan juga para sahabat Nabi dengan menggunakan kata-kata kotor yang sangat menjijikkan.
Dalam novel setebal 547 halaman ini, Nabi Muhammad SAW ditulis oleh Rushdie sebagai ”Mahound, most pragmatic of Prophets.” Digambarkan sebuah lokasi pelacuran bernama The Curtain, Hijab, yang dihuni pelacur-pelacur yang tidak lain adalah istri-istri Nabi Muhammad saw. Istri Nabi yang mulia, Aisyah r.a., misalnya: ditulis oleh Rushdie sebagai ”pelacur berusia 15 tahun.” (The fifteen-year-old whore ’Ayesha’ was the most popular with the paying public, just as her namesake was with Mahound). (hal. 381).
Bahkan banyak penulis Muslim menyatakan, tidak sanggup mengutip kata-kata kotor dan biadab yang digunakan Rushdie dalam melecehkan dan menghina Nabi Muhammad SAW dan istri-istri beliau yang tidak lain adalah ummahatul mukminin. 
Maka, reaksi pun tidak terhindarkan. Fatwa Khomaeni (tokoh syiah sesat) pada 14 Februari 1989 menyatakan: Salman Rushdie telah melecehkan Islam, Nabi Muhammad dan al-Quran. Semua pihak yang terlibat dalam publikasinya yang sadar akan isi novel tersebut, harus dihukum mati.
Pada 26 Februari 1989, Rabithah Alam Islami dalam sidangnya di Mekkah, yang dipimpin oleh ulama terkemuka Arab Saudi, Abd Aziz bin Baz, mengeluarkan pernyataan, bahwa Rushdie adalah orang murtad dan harus diadili secara in absentia di satu negara Islam dengan hukum Islam. Pertemuan Menlu Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 13-16 Maret 1989 di Riyadh juga menyebut novel Rushdie sebagai bentuk penyimpangan terhadap Kebebasan Berekspresi.
Prof. Alaeddin Kharufa, pakar syariah dari Muhammad Ibn Saud University, menulis sebuah buku khusus berjudul Hukum Islam fi Jaraim Salman Rushdie. Ia mengupas panjang lebar pandangan berbagai mazhab terhadap pelaku tindak pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw. Menurut Kharufa, jika Rushdie menolak bertobat, maka setiap Muslim wajib menangkapnya selama dia masih hidup.
Ada yang beralasan, bahwa biarlah Irshad Manji dan Lady Gaga berbagi pemikiran dan kesenangan melalui hiburan! 
Katanya, soal pribadi jangan dikaitkan dengan pemikiran atau karya seninya! 
Apa pun pribadinya, tak perlu dikaitkan dengan karyanya. Sikap Irshad Manji yang memuji-muji dan bersahabat dengan Salman Rushdie, tentu bukanlah sikap yang bijaksana. Dia tidak menghargai dan tidak berempati terhadap perasaan kaum Muslim yang tersakiti dengan karya-karya Rushdie.
Logika "kebebasan berpendapat dan berekspresi tanpa batas terbukti tidak tepat dan tidak diterima di mana saja". Di Indonesia, misalnya: sudah lama dilarang penyebaran paham komunisme. Bagaimana dengan penyebaran paham lesbianisme yang juga sangat besar tingkat kejahatannya? Jadi, manusia yang waras otaknya, pasti akan menolak konsep kebebasan yang tanpa batas.

Logika 'Berkiblat' Setan

Setiap aspek dan gerak kehidupan manusia tak lepas dari tantangan. Utamanya, tantangan yang ditimbulkan oleh musuh abadi umat manusia, yaitu SYETAN. 
Banyak yang menarik jika kita menelaah penjelasan al-Quran tentang bagaimana logika dan kiat-kiat setan dalam menyesatkan manusia. sebagai Muslim, kita sudah dijelaskan dalam banyak ayat al-Quran bahwa syetan adalah musuh manusia yang nyata. Syetan tak pernah berhenti berusaha untuk menyesatkan manusia. 
“Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS.Az-Zukhruf:62).

Salah satu metode setan dalam menyesatkan manusia adalah dengan cara memoles perbuatan maksiat dan jahat sehingga tampak indah dalam pandangan manusia. 
“Iblis berkata: Ya Rabbi, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, maka pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (QS.Al-Hijr:39).


Iblis sangat berpengalaman dalam soal sesat menyesatkan manusia. Di surga, Iblis berhasil membujuk Adam agar melanggar larangan Allah. 
Caranyadikatakan oleh Iblis, bahwa pohon yang dilarang untuk dimakan, justru merupakan pohon yang menjadikan Adam akan menjadi kekal di surga. Karena itulah Iblis menyebut pohon larangan itu dengan nama “syajaratul khuldi”(pohon keabadian). 
Dalam al-Qur'an digambarkan bagaimana Iblis membujuk Adam: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa.” (QS.Thaha:120).


Salah satu kiat syetan dalam menyesatkan manusia adalah dengan 'memandang baik' perbuatan-perbuatan yang telah diharamkan oleh Islam. 
“Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk); maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan untuk mereka azab yang pedih.    (QS.An-Nahl:63)”Setan pun menjadikan indah dalam pandangan mereka, apa yang mereka kerjakan.” (QS.Al-An’am:43).

Cobalah sobatku semua, mari kita renungkan penjelasan al-Qur'an tentang pandangan kaum musyrikun bin munafikun yang memandang baik tindakan mereka dalam membunuh anak-anak mereka sendiri.
"Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya [509]. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggallah mereka dan apa yang mereka ada-adakan".(QS.Al-An’am:137).
Membunuh anak-anak adalah suatu bentuk kejahatan, tetapi dengan logika syetan, tindakan buruk itu bisa dipoles sehingga dianggap baik manusia.


Karena itulah , logika 'berkiblat' pada syetan memang bertentangan dengan logika dan tindakan orang mukmin. Jika sifat orang mukmin selalu melaksanakan amar makruf nahi munkar, maka setan justru sebaliknya. Kerja mereka yang utama adalah memerintahkan kepada yang munkar dan membenci kebaikan (al-ma’ruf). Disebutkan dalam al-Quran: “Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuata keji dan munkar.” (QS.An-Nuur:21).


QS.al-An’am:112 juga mengingatkan, bahwa sesungguhnya musuh para nabi adalah syetan dari jenis manusia dan setan dari jenis jin, yang pekerjaan mereka adalah menyebarkan “kata-kata indah” (zukhrufal qawli) dengan tujuan untuk menipu manusia. 
Malik Bin Dinar, seorang ulama terkenal (m. 130 H/748 M) pernah berkata: 
“Sesungguhnya setan dari golongan manusia lebih berat bagiku daripada setan dari golongan jin. Sebab, setan dari golongan jin, jika aku telah membaca ta’awudz, maka dia langsung menyingkir dariku, sedangkan setan dari golongan manusia dapat mendatangiku untuk menyeretku melakukan berbagai kemaksiatan secara terang-terangan.” (dikutip dari Imam al-Qurthubi, 7/68 oleh Dr. Abdul Aziz bin Shalih al-Ubaid, Menangkal Teror Syetan (Jakarta: Griya Ilmu, 2004), hal. 88).
Syetan – baik dari golongan manusia maupun dari golongan jin – memiliki ambisi utama untuk menyesatkan manusia, seluruhnya.

“Dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu.” (QS al-Ghafir:5).

Jadi mudah sekali mengenali logika syetan. Yakni, siapa saja yang menjadi pendukung kebatilan dan kemunkaran, pasti ia telah menggunakan logika syetan (jadi kita sudah dapat menyimpulkan kan mana syetan mana insan?). 

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan munkar.” (QS.An-Nur: 21 & QS.Al-Baqarah: 168-169).


Oleh karena itu, Bagi kaum Muslim, tindakan Irshad Manji yang mempromosikan lesbianisme pasti termasuk tindakan keji dan munkar. Begitu juga konser-konser Lady Gaga yang sangat vulgar dalam mengumbar pronografi dan pornoaksi serta syarat dengan ritual-ritual pemujaan syetan, pastilah termasuk kategori tindakan keji dan munkar. Orang mukmin sejati tidak akan menggunakan logika 'berkiblat' syetan atau bersekutu dengan syetan, sehingga termasuk dalam barisan orang-orang yang mendukung terlaksananya tindakan keji dan munkar.
Bahkan, kita diingatkan oleh Allah SWT dalam Surat Yaasin: 


“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu dan hendaklah kamu menyambah-Ku. Inilah jalan yang lurus!” (QS Yasiin: 60-61).

Mengingat begitu berat dan sulitnya menghadapi tipu daya syetan, disamping mengajarkan seluk-beluk tipu daya syetan dan cara mengatasinya, Rasulullah SAW juga mengajarkan sejumlah doa, diantaranya: “A’uudzu billaahi as-samii’il ‘aliimi min asy-syaithaani ar-rajiim.” (aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk).


Dan semoga kita semua..Wabil khusus kaum mukmin, tidak berdiri dalam barisan kemunkaran dan kekejian. Semoga pula, kita dapat mengambil hikmah dari kasus Irshad Manji dan Lady Gaga, sehingga kita mampu mengikuti shirathal mustaqim (jalan yang lurus), yaitu jalannya para Nabi, dan bukannya jalan syetan yang bangga menampilkan diri sebagai pembela tindakan keji dan munkar. Amiin.

Gara-Gara 'Lady Syetan' NU Pecah..

Jika PBNU merestui konser Lady Gaga ditengah penolakan banyak ummat baik Ummat Islam maupun Kristiani di Dunia. Sebagaimana diberitakan Kapanlagi.com dan Kompas.com bahwa Penyanyi yang disebut Mother Monster itu kerap mengenakan busana minim sehingga berpotensi menyebarkan maksiat, belum lagi ritual pemujaan syetan dan kampanye free sex  di beberapa Video Klipnya tetapi PBNU berpandangan lain..kenapa ini..adakah yang salah dengan Nahdhatul Ulama' ? atau emang sudah mulai tercemar benih-benih liberal pada ormas yang 'ngaku' paling besar di negeri ini.


Menurut Ketua Umum PBNU Said Agil Siradj yang ditemui di Festival Baitul Amin 2012 di Bojongsari, Depok, Sabtu (19/05), "maksiat itu sebenarnya ada di mana dan kapan saja dapat dilakukan. Apalagi perkembangan tekhnologi mempermudah orang berbuat hal itu".

“Kalau saya mau di internet banyak yang kayak gitu (gambar atau tulisan porno, red). Bahkan ada tarian striptease di samping rumah dan saya diundang, saya nggak datang karena ada ini (iman),” jelas Said sambil menunjuk dadanya.(kapanlagi.com)



Tetapi berbeda dengan NU Demak yang mengeluarkan FATWA HARAM Menonton Konser Lady Gaga Di Indonesia.
Sebagaimana diberitakan oleh Okezone.com bahwa Penolakan terhadap konser Lady Gaga datang dari Nahdhatul Ulama (NU) cabang Demak, Jawa Tengah, secara resmi menyatakan penolakan dan mengharamkan menghadiri konser Lady Gaga. Kendati demikian, penolakan terhadap Lady Gaga tidak boleh dilakukan dengan cara kekerasan.


Sejumlah Kyai NU dari komisi sosial keagamaan mengatakan setiap melakukan konser Lady Gaga tidak lepas dari pornoaksi. Konser Lady Gaga dianggap hanya mempertontonkan gerakan tubuh yang erotis, dan tidak mendatangkan kemanfaatan (banyak mudharatnya dari pada manfaatnya).


Pembahasan tentang Lady Gaga tersebut, masuk dalam agenda Konferensi Cabang NU Demak yang digelar dua hari pada Sabtu-Minggu (19-20/5/2012).
Pemimpin Sidang, Abdurrahman Kasdi, mengatakan kami mengharamkan dan menolak Lady Gaga, namun cara penolakannya tidak seperti Front Pembela Islam (FPI).

Menurutnya pengharaman dan penolakan konser Lady Gaga yang dilakukan NU, selalu berpegang pada dalil.
“Kalau kita kan biasanya berpegang pada dalil menghindari bahaya lebih didahulukan ada kemaslahatan disitu atau tidak,” imbuhnya. (Okezone.com)
Ditempat terpisah Mantan Ketua PBNU KH. Hasyim Muzadi (seperti yang ane cuplik di postingan kemarin klik disini) meminta dengan tegas kepada POLRI agar Menolak Konser Lady Gaga, sebagaimana diberitakan Republika.co.id (21/5/2012), KH Hasyim Muzadi menyatakan :“HAM di Indonesia memang belum jelas 'kelamin'nya. Apakah dia humanisme seperti yang dianut Gandhi, yaitu my nationality is my humanity atau westernisme, yang dari Barat harus diterima dan yang menolak dicap melanggar HAM.” papar Hasyim Muzadi.


Pendiri pondok pesantren mahasiswa Al Hikam, Depok ini menilai, ada kerancuan antara dasar pemikiran yang dipakai 2 kubu. Bahkan, "ada sekumpulan orang yang mengangkat pandangan Indonesianisme, yakni HAM untuk membela kepentingan kebangsaan. Kenyataan di lapangan", sebut Kiai Hasyim.
Yang paling getol menggunakan nama HAM adalah kaum neo-liberalis dan neo-komunis yang 'menggunting' norma-norma agama.
“Inilah yang tercermin dari polemik Lady Gaga. Sebagian yang merasa tokoh agama pun bergaya western untuk memastikan keintelekan dan humanismenya. Dari sini diuji kelamin pemerintah via Polri,” cetus Kiai Hasyim.
KH.Hasyim Muzadi menyarankan, sebaiknya pihak kepolisian yang langsung melarang. Lantaran kelompok-kelompok yang menggugat konser tersebut terkesan tidak bertanggung jawab. “Kalau yang membela Lady Gaga berdasarkan HAM, bagaimana kalau yang menentang juga berdasarkan HAM? Ingat membela norma pun punya HAM,” ulas Kiai Hasyim.


Berdasarkan analis Perpecahan ini terjadi sejak ILC seminggu lalu yang menayangkan FPI Versus Lady Gaga, Ulasannya Dapat sobat mooner [area] baca sebagaimana ane cuplik dari kabar.net Beritakan :
Jakarta – KabarNet: Ternyata benar analisis yang mengatakan bahwa ada dua kubu berlawanan di dalam tubuh Nahdhatul Ulama (NU). Meski tak diungkapkan secara terang-terangan, tampak sekali bahwa kelompok “NU Istiqomah” dibawah bimbingan kiyai-kiyai sepuh NU terus berusaha membentengi umat Islam, khususnya warga NU, dari keliaran pola pikir kelompok “NU Liberal” yang dimotori oleh elemen-elemen SEPILIS (sekularisme-pluralisme-liberalisme) yang getol menebarkan racun pemikiran liberal kepada umat Islam. Dalam soal kontroversi rencana konser penyanyi erotis Lady Gaga, dua kubu NU tersebut kembali berbenturan. Di satu sisi kelompok NU Tradisional yang senantiasa Istiqomah menolak dengan tegas konser Lady Gaga, sementara kelompok NU Liberal menganggapnya hal yang biasa saja.

Belakangan ini, masyarakat di Indonesia dijejali dengan pemberitaan masif terkait pro-kontra konser Lady Gaga yang rencananya akan digelar 3 Juni 2012 mendatang. Di internal organisasi NU pun akhirnya pecah menjadi dua kubu saling bertentangan karena sikap yang berlawanan dalam memandang masalah konser Lady Gaga.

Memang sudah sering terjadi kondisi tidak adanya pendapat tunggal di dalam tubuh NU. Hal itu pula yang terjadi dalam menyikapi polemik soal rencana konser Lady Gaga. Ada kelompok NU Liberal yang setuju dalam arti tidak merasa terganggu dan menganggap konser itu biasa saja, namun lebih banyak lagi kalangan NU Tradisional yang senantiasa istiqomah yang merasa terusik, dan karenanya menentang keras rencana konser Lady Gaga.

Pemicu pertentangan tersebut adalah pernyataan nyeleneh Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dalam forum talk show “Indonesia Lawyer CLub” dengan tema FPI versus Lady Gaga, Rabu (16/5/2012) di salah satu stasiun televisi, yang akhirnya mengundang reaksi pro dan kontra di internal NU sendiri. “Ada satu juta Lady Gaga, ada satu juta Irsyad Manji, iman warga NU tidak akan berkurang, akhlaq warga NU tidak berkurang,” demikian ujar Said Aqil Siradj.

Di saat sebagian besar umat Islam diresahkan dengan rencana konser Lady Gaga, pernyataan Said Aqil itu kontan menjadi perdebatan panas di sejumlah situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Tak jarang para pengguna akun jejaring sosial tersebut mengunggah penggalan pernyataan Said Aqil Siradj itu, baik untuk dipuji ataupun untuk dikecam habis-habisan.

Namun pendapat nyeleneh Said Aqil tersebut akhirnya mengundang reaksi kalangan NU Tradisional yang senantiasa istiqomah dibawah bimbingan para kiyai sepuh, dan langsung dimentahkan oleh kiyai senior mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi. Kiyai kharismatik yang satu ini menolak keras rencana konser Lady Gaga, dan mendukung langkah Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang melarang konser Lady Gaga tersebut. “Apa yang diambil oleh Polri untuk tidak mengeluarkan izin konser Lady Gaga sudah tepat. Karena penyelenggaraan konser ini tidak seimbang antara manfaat dan kerugiannya (mudzarratnya),” tegas KH Hasyim Muzadi, Jumat (18/5/2012).

Respon KH Hasyim Muzadi yang mewakili kalangan NU Tradisional/Istiqomah itu diungkapkan hanya selang sehari setelah pernyataan kontroversial dari kelompok NU Liberal, Said Aqil Siradj. Kiyai Hasyim dengan tegas membantah ucapan Said Aqil, meski menolak menyebutkan namanya, bahwa dampak konser Lady Gaga tidak semata-mata menyangkut keimanan seseorang saja, namun mengancam masalah keamanan dan budaya. Kiyai Hasyim mengingatkan, Hak Asasi Manusia (HAM) tidak tepat jika digunakan untuk persoalan yang merusak dan menimbulkan kerawanan.

Menurut pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini, jika konser Lady Gaga dipaksakan untuk digelar, maka hanya akan menguntungkan pebisnis saja, sedangkan umat Islam terutama generasi muda yang akan menjadi korbannya. “Namun ujung-ujungnya akan menambah beban stabilitas saja. Mengukur konser hanya faktor keimanan tentu belum komprehensif,” kritik Kiyai Hasyim.

Rencana konser Lady Gaga di Tanah Air mendapat reaksi keras dari sejumlah ormas Islam, terutama yang paling santer dari Front Pembela Islam (FPI). Partai politik berbasis Islam seperti PPP dan PKS juga menolak konser penyanyi erotis yang berjuluk Mother Monster ini. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) termasuk lembaga bentukan pemerintah yang pertama kali menolak konser Lady Gaga, disusul oleh penolakan dari Menteri Agama, Suryadharma Ali, dan Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzy yang sama-sama menolak digelarnya konser kontroversial ini. Pihak kepolisian hingga kini juga menolak memberikan rekomendasi izin konser tersebut. Bahkan Kapolda Metro Jaya, Irjenpol Untung S. Rajab bereaksi senada dengan FPI, yakni mengancam akan membubarkan dengan paksa kalau pihak promotor nekat menggelar konser tersebut.

Sementara itu, salah seorang pengurus PBNU, Malik Madani mengatakan bahwa sebagian besar pengurus PBNU menilai kedatangan Lady Gaga ke Indonesia untuk konser musik bisa mempengaruhi moral masyarakat. Penolakan itu dinilainya perlu sebagai wujud menjaga moralitas masyarakat bangsa. Pasalnya, konser itu diprediksikan akan menampilkan sensualitas aurat yang bertentangan dengan nilai bangsa dan agama. Statemen pengurus PBNU ini lagi-lagi bertentangan dengan pernyataan ketuanya, Said Agil Siradj, yang seolah memperbolehkan kedatangan Lady Gaga. Namun Malik Madani membantah bahwa ada perpecahan di tubuh NU, “Di PBNU biasa terjadi dinamika pendapat,” ujarnya.

Ormas Islam sebesar NU dengan anggota 30jutaan muslim tradisional betul-betul menghadapi PR (pekerjaan rumah) untuk membersihkan tubuh NU dari elemen-elemen liberal pro paham SEPILIS. Hal itu lantaran sejumlah tokoh liberal yang tergabung dalam Jaringan Islam Liberal (JIL) seperti Ulil Abshar Abdalla, Guntur Romli, dan masih banyak lagi, telah menyusup sebagai “orang NU”. Bahkan Ulil Abshar Abdalla yang terkenal sebagai dedengkot JIL juga ikut dalam pemilihan Ketua Umum PBNU dalam Muktamar NU ke 32 di Makassar tahun 2010 lalu. Meski akhirnya kalah suara, namun Ulil sempat dijagokan oleh kelompok pengikutnya.

Keikutsertaan Ulil selaku dedengkot JIL dalam ajang pemilihan Ketua Umum PBNU adalah suatu bukti nyata tak terbantahkan bahwa memang betul di dalam tubuh NU sudah disusupi elemen-elemen liberal pro pemahaman SEPILIS yang senantiasa menebar racun pemikiran liberal untuk merusak kualitas keimanan dan aqidah umat Islam.



Pernyataan Ketua PBNU bertentangan dengan NU di daerah, kemungkinkan akan datang lagi fatwa-fatwa baru dari NU di daerah lainnya Akankan NU diambang perpecahan?
Belum lagi pernyataan MUI yang nggak merestui Lady Gaga Konser juga mengundang kecaman, juga demikian dengan FPI yang tetap konsisten menentang.
"Akankah terjadi perang Saudara ketika Konser Lady Gaga pada 3 Juni mendatang, Akankan berjatuhan Korban dengan ledakan BOM di Gelora Bung Karno (GBK)?"
Kita tunggu saja 3 Juni 2012 mendatang. Polisi harus melihat pro-kontra ini dengan serius sebelum jatuh banyak korban pada saat konser berlangsung.
Ane (pen) berpesan untuk semua sobat muslimska agar tidak keluar malam saat Konser (jika memang acara itu konser Ratu syetan) itu benar-benar terlaksana, untuk mengantisipasi jatuhnya korban dan tentunya sebagai bentuk ideologis ke-Islaman kita.

Berikut Ini Seruan FPI yang ane temukan di Fanspage FPI, Indonesia Terancam Perang Saudara. Polisi Harus Batalkan Konser Lady Gaga, jika tidak kemungkinan perang itu benar terjadi :
www.moonerarea.blogspot.com
Seruan FPI Untuk Ummat Islam Agar Turun Ke Jalan (Fanspage FPI Pusat)

Diakhir kalimat ini ane sebagai penulis yang merasa muslim mengingatkan...
Semogalah.. negeri ini segera punya jalan keluar untuk menegakkan polemik seperti ini dan kembali pada jalur ke-islaman yang kaffah..Ingat, negeri ini di huni hampir 90% umat muslim, maka sudah selayaknyalah kita patuh dengan hukum Islam bukan malah menghujat serta menggunting dalam lipatan.

Wallahu a’lam bishowab....

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar